Sebagai orang tua yang mendambakan anak tumbuh sehat, cerdas, dan berakhlak mulia, ane sering merenung, GanSis. Keinginan ane sederhana—pengen banget anak ane jadi pribadi yang baik, sukses di dunia dan akhirat. Tapi, ada perasaan gelisah yang nggak bisa ane abaikan, "Kok ane egois banget, ya? Pengen anak jadi yang terbaik, tapi diri sendiri nggak maksimal dalam berproses." 

Terkadang, kita sebagai orang tua berharap anak kita sempurna, tapi kita sendiri nggak benar-benar berusaha keras jadi contoh yang baik buat mereka. Tulisan ini ane buat dari hati, buat GanSis yang mungkin juga punya harapan dan kegelisahan yang sama, pengen jadi ortu yang lebih baik untuk anak-anak kita.

1. Pengen Anaknya Suka Baca tapi Ortu Sering Main HP Dekat Anak 



Orang tua sering bilang, "Ayo, Nak, baca buku, biar pintar!" sambil asyik scroll HP. Ya, kalau gini terus, gimana anaknya bisa termotivasi buat baca? Orang tua lupa, anak itu niru kebiasaan orang terdekatnya, terutama ortunya sendiri. Kalau ortunya pegang HP terus, otomatis anak bakal lebih tertarik ke layar ketimbang buku.



2. Pengen Anaknya Gak Ngerokok tapi Ortu Gak Mau Berhenti Ngerokok 



"Nak, rokok itu gak sehat, jangan ditiru ya!" Tapi di balik pintu, ortunya ngepuff-puff rokok sambil santai minum kopi. Anak jadi bingung, larangan sama kelakuan kok beda? Padahal, perilaku orang tua sangat mempengaruhi kebiasaan anak, GanSis.



3. Pengen Anaknya Saleh/Salehah tapi Ortu Gak Nutup Aurat



Sambil nasihatin, "Nak, jadi orang tuh harus saleh/saleha, ya!" ortunya bilang begitu sambil pakaian terbuka. Gimana anaknya bisa ngikutin ajaran agama kalau ortunya sendiri nggak memberi contoh yang sesuai? Anak-anak cenderung melihat orang tua sebagai panutan, GanSis.



4. Pengen Anaknya Sehat tapi Ortu Enggan Olahraga

"Nak, kamu harus rajin olahraga biar sehat!" Tapi ortunya sendiri lebih sering nonton TV atau rebahan. Anak yang melihat gaya hidup pasif ortu bakal sulit termotivasi buat aktif bergerak. Kalau gini terus, yang ada anaknya jadi ikut mager.



5. Pengen Anaknya Lembut tapi Ortu Suka Bentak



"Nak, kamu harus jadi orang yang lembut, jangan kasar." Tapi, tiap anak salah dikit aja, langsung kena bentakan ortu. Bingung kan, GanSis? Anak jadi sulit belajar mengelola emosi kalau lingkungannya penuh dengan bentakan dan amarah.



6. Pengen Anaknya Berkarakter tapi Anak Jatuh Malah Nyalahin Meja



"Nak, kamu harus kuat mental, jangan lemah!" Eh, pas anaknya jatuh, bukannya diajari tanggung jawab, malah meja yang disalahin, "Ih, nakal ya mejanya!" Ya gimana anaknya bisa belajar karakter kuat kalau setiap kesalahan nggak diarahkan dengan benar?



7. Pengen Anaknya Berbakti tapi Tiap Nangis Diturutin Maunya



"Nak, kamu harus jadi anak yang patuh sama ortu!" Tapi tiap anak nangis minta sesuatu, ortunya langsung nurutin biar diem. Anak jadi terbiasa kalau nangis bakal dapet yang dia mau, bukannya belajar berbakti dengan tulus.



8. Pengen Anaknya Mandiri tapi Anak Aktif Dimarahin Terus



"Anak harus mandiri dan bisa ngurus dirinya sendiri!" Tapi tiap anak mau eksplorasi, main lari-larian, langsung dimarahin, "Awas pecah itu! Duduk aja di sini!" Lah, gimana anaknya mau belajar mandiri kalau nggak dikasih kesempatan buat coba hal baru?



9. Pengen Anaknya Makmur tapi Ortu Hura-hura 



"Pengen kamu sukses, Nak, bisa punya banyak duit!" Tapi, tiap ada gaji masuk, ortunya langsung habisin buat barang yang nggak perlu. Anak yang tumbuh di lingkungan boros bakal sulit belajar manajemen keuangan, GanSis.



Ane pernah denger di channel Yusup ya dari Dr. Fahrudin Faiz tentang prinsip retorika Aristoteles yang menurut ane cocok ni buat ane aplikasikan, semoga jadi inspirasi buat GanSis semuanya.



Semoga yang nulis dan yang baca trit ini semua anaknya jadi anak yang berbakti saleh/salehah ya. Aminkan GanSis! Gak ada yang tau kan doa mana yang bakal dikabulkan.