- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tupperware, Si Tumbler Paling Sosialita Kini Bangkrut Tinggal Nama


TS
zankzinkzunk
Tupperware, Si Tumbler Paling Sosialita Kini Bangkrut Tinggal Nama

Ilustrasi tumbler tua. Sumber: Ideogram
Awal Mula Kejayaan: Si Mangkuk Sakti


Earl Tupper. Sumber: elfinanciero.com
Kisah Tupperware ini dimulai dari seorang jenius bernama El Tupper, GanSis. Dia lahir di New Hampshire, tahun 1907, dari kecil udah hobi bikin penemuan-penemuan aneh kayak sisir yang ada ikat pinggangnya (ane juga nggak ngerti buat apaan 😅). Tapi justru, obsesi El sama plastik yang bikin dia jadi legenda di dunia wadah penyimpanan makanan. Setelah Perang Dunia II, El ngelihat peluang besar dari plastik jenis baru—polietilena, dan jadilah "Wonderbowl," mangkuk plastik pertama yang bisa ditutup rapat.
Pesta Tupperware: Strategi Jualan yang Meledak
Sayangnya, produk aja nggak cukup buat bikin orang mau beli. Tapi tenang, GanSis, ini bukan cerita patah semangat. Di sinilah muncul sosok Browny Wise, seorang ibu-ibu yang jago bikin pesta Tupperware di rumahnya. Dia ngajak tetangga-tetangga buat lihat demo cara pakai mangkuk sakti tadi. Dan boom! Ibu-ibu pada kalap beli setelah lihat langsung cara kerjanya. Gak cukup di situ, Browny ngajarin ibu-ibu lain buat bikin pesta serupa. Ujung-ujungnya, Tupperware berkembang jadi jaringan penjualan besar di Amerika.
Masa Kejayaan yang Dikira Abadi Sepanjang Masa

Salah satu jenis produk Tupperware. Sumber: tupperwarebrands.ph
Di tahun 1950-an, Tupperware mencapai puncak kejayaannya. Penjualan naik terus, Browny diangkat jadi Wakil Presiden, dan seluruh Amerika jadi keranjingan pesta Tupperware. Bahkan sampai masuk ke Indonesia dan jadi favorit ibu-ibu di arisan.
Tapi, GanSis, di sinilah masalahnya: Tupperware mulai terlena. Mereka yakin banget kalau model penjualan langsung ini bakal sukses selamanya. Padahal, dunia bisnis itu gak ada yang abadi, apalagi dengan munculnya teknologi baru.
Perubahan Zaman: Pesaing Datang Tanpa Diundang

Tumbler LocknLock. Sumber: Shopee
Masalah mulai muncul waktu pesaing-pesaing seperti Lock & Lock, Snapware, sampai Rubbermaid ngeliat peluang. Mereka ngeluarin produk serupa dengan harga lebih murah. Sementara Tupperware, yang masih jumawa dengan model jualan lawasnya, mulai ketinggalan zaman.
Saat semua orang udah beralih ke e-commercedan digital marketing, Tupperware masih asik jualan lewat pesta-pesta. Ya kali GanSis, di era belanja online siapa yang mau repot datang ke pesta buat beli mangkuk? 😅
Kejatuhan: Ketika Terlambat Berinovasi
Tupperware baru sadar pas udah terlalu terlambat, GanSis. Baru di tahun 2022 mereka mulai serius masuk ke e-commerce. Padahal, marketplace udah booming sejak lama. Bahkan sampai tahun 2023, 90% penjualan mereka masih lewat direct selling. Itu yang bikin mereka keok menghadapi pesaing yang lebih inovatif dan ramah digital.
Ditambah lagi, konsumen modern lebih milih produk ramah lingkungan. Tupperware yang masih bergantung sama plastik nggak bisa memenuhi tren baru ini. Akibatnya, penjualan makin anjlok, utang menumpuk, dan akhirnya Tupperware resmi bangkrut di tahun 2024.
Quote:
---
Gimana, GanSis? Siap buat bergerak lebih cepat di dunia bisnis? Jangan lupa share pengalaman atau opini di kolom komentar ya, siapa tau bisa belajar bareng. 😎
Sumber: Youtube @IndrawanNugroho

Diubah oleh zankzinkzunk 10-10-2024 23:32


sopjigong memberi reputasi
1
387
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan