Kaskus

Story

ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Short Story #100 : Tulis Sajalah
Short Story #100 : Tulis Sajalah

Siapa di sini yang mengharapkan cerita paling luar biasa untuk menutup proyek 100 cerpen ini? Ya, itu saya.

Sejak cerpen pertama sampai detik kalimat ini ditulis, saya masih tak tahu harus menulis apa. Rasanya mau nulis apa pun pasti tak akan cukup. Akhirnya dibanding mengarang cerita saya memilih menulis realita. Sebuah cerita kecil tentang kehidupan selama di Kaskus ini.

Saya sudah kenal Kaskus sejak 2013, tapi baru mulai aktif menulis sejak 4 Juni 2019. Thread pertama saya berisi tentang keluh kesah perjalanan dari Malang ke Medan naik bus ALS. Saat itu harga tiket pesawat sedang liburan ke luar angkasa, jadi terpaksa saya pulang kampung naik bus.

Bayangin, 4 hari 3 malam di atas bus. Selain pantat mati rasa, hidungmu juga tersiksa sama tetangga yang lupa pakai deodoran. Tapi … yah, namanya juga orang miskin. Orang miskin itu dilarang mengeluh di negeri ini. Kalaupun mau mengeluh ya harus lewat akun anonim di sosial media. Akhirnya terciptalah thread acak adul itu.

Short Story #100 : Tulis Sajalah

Lalu kenapa saya memilih menulis di Kaskus? Simple, duit.

Dulu Kaskus masih lumayan rame. Apalagi kalau thread HT, bisa sampai 10 ribu pembaca. Ditambah lagi ada event-event KaskusKreator berhadiah koin. Biasanya sih 3000 koin, atau 30 ribu rupiah per thread. Saya sampai bela-belain membuat 10 akun baru cuma buat ikut event-event tersebut.

Hasilnya lumayan, cukup buat bayar kos. Lama-kelamaan menulis pun menjadi candu.

Namun perlahan-lahan, Kaskus semakin sepi. Event kreator pun sudah tidak ada lagi. Sistem Hot Thread juga sudah tidak seperti dulu. Sekarang kalau mau HT cukup spam komen pakai kloningan. Sekarang yang buat Kaskus ramai cuma Fufufafa doang.

Short Story #100 : Tulis Sajalah

Para kreator favorit seperti agan Capunk dan Cintadine satu per satu hengkang dari Kaskus. Saya masih terus menulis, tapi thread-thread yang dulunya bisa membahas segala topik kini cuma fokus membuat cerpen.

Kaskus menjadi tempat pertama saya mempublikasikan cerpen, judulnya “Ikatan Ursa Mayor.” (Bisa dicek di Short Story #3)

Alasan menulis cerpen itu sebenarnya karena event Kreator, tapi lama kelamaan cerpen-cerpen baru bermunculan dan akhirnya membuat saya ketagihan menulis cerita.

Setelah beberapa cerpen, akhirnya saya memutuskan menulis sebuah novel. Novel pertama saya judulnya “Kerjar Sarjana,” yang mana 80 persen isinya cuma plagiat film 3 Idiot.

Entah setan dari mana, saya mencoba mengirimkannya ke penerbit Gramedia. Jangankan diterima, dibaca saja tidak. Karena waktu itu saya masih muda dan bodoh, saya pun menulis novel kedua yang original. Sekali lagi saya mengirimnya ke penerbit dan sekali lagi tidak dibaca. Centang satu terus.

Saya pun mencoba peruntungan dengan menulis di aplikasi novel online, tapi itu tidak bertahan lama karena sistem di sana yang lebih mementingkan kuantitas. Akhirnya, saya pun kembali ke Kaskus sampai saat ini.

Pernah saya bermimpi basah bisa menjadi novelis terkenal yang karyanya sampai diterjemahkan ke bahasa asing, tapi ternyata takdir memutuskan Kaskus menjadi satu-satunya rumah untuk cerpen-cerpen ini.
Saya mencoba mentransformasi cerpen ke audio di youtube, tapi setelah sebulan upload video ternyata jumlah subscriber masih saja satu digit. emoticon-Cape d...

Short Story #100 : Tulis Sajalah

Yeah … saya juga sadar diri. Seratus cerpen ini bukanlah cerita yang benar-benar bagus. Jujur aja, keseratus cerpen yang saya buat ini cuma ide dadakan yang langsung ditulis lalu diupload tanpa editan apa-apa. Asal jadi, begitulah istilahnya.

Apa yang dibuat dengan asal-asalan, hasilnya pun asal-asalan pula. Tapi saya bersyukur bisa mencapai cerpen ke seratus ini. Cerpen pertama terbit pada tanggal 20 Januari, dan ini sudah 10 Oktober. Rencana awalnya adalah satu cerpen per hari, tapi ternyata molor sampai sembilan bulan. Yeah, setidaknya tetap selesai.

Short Story #100 : Tulis Sajalah

So, sekarang apa?

Entahlah.

Saya pengen apa ya sekarang?

Saya senang menulis, tapi tak senang jika tak ada hasilnya. Ditambah lagi ekonomi sedang pas-pasan, akan lebih menyenangkan jika karya bisa diubah menjadi kaya.

Penghasilan dari Kaskus sudah tak bisa diandalkan, tapi penghasilan di tempat lain juga belum bisa diandalkan. Mau lanjut, capek. Mau stop, nanggung. Pada akhirnya yang bisa saya lakukan cuma terus berusaha dan berdoa.

Saya rindu jaman di mana saya bisa dapat jutaan rupiah dari Kaskus, tapi semua itu sudah jadi masa lalu. Penting untuk melihat ke depan dan mencari kolam baru.

Saya akan tetap menulis di Kaskus. Memangnya di mana lagi ada yang mau baca cerpen saya? Tapi saya juga akan tetap mencoba peruntungan di berbagai tempat. Semoga saja rejeki saya masih ada di suatu tempat di luar sana.

Sekian dari saya, mari bertemu di thread saya yang lainnya.

***SHORT STORY***
***TAMAT***
spaghettimiAvatar border
bghonkAvatar border
four4birdsAvatar border
four4birds dan 16 lainnya memberi reputasi
17
215
18
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan