JAKARTA, KOMPAS.com – Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menyebutkan bahwa sepeda motor merupakan akar masalah kemacetan di Jakarta.

Menurut Djoko, jumlah sepeda motor di Jakarta dua kali lipat lebih banyak dibandingkan penduduk berusia 17 tahun ke atas.

"Kata kuncinya adalah sepeda motor, itu 'predator' angkutan umum. Itu harus dikendalikan," ujar Djoko saat dihubungi Kompas.com, Selasa (8/10/2024).

Namun, Djoko menyoroti bahwa dalam debat perdana Pilkada DKI Jakarta 2024, tidak ada satu pun dari tiga pasangan calon gubernur (cagub) dan wakil gubernur (cawagub) yang berani menyentuh akar permasalahan kemacetan, termasuk soal sepeda motor.

Menurut Djoko, salah satu cara untuk mengendalikan jumlah sepeda motor adalah dengan menghentikan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Namun, ia pesimistis para calon kepala daerah berani mengambil langkah tersebut.

"Harus ada keberanian itu. Tapi, saya tidak yakin, tiga paslon berani, 'Saya enggak kasih subsidi', ya enggak dipilih dia," kata Djoko.

Djoko juga mengingatkan para calon pemimpin untuk melihat transformasi transportasi kereta api di Indonesia. Menurutnya, meskipun PT KAI dulu sering dikritik, kini kualitas transportasi kereta api telah meningkat pesat dan dinikmati masyarakat.

"Contoh PT KAI, kayak apa itu? Memang di-bully. Kalau enggak mau di-bully, jangan jadi pejabat. Tapi akhirnya sekarang, kereta api bagus. Dulu dia kayak apa di-bully? Sekarang sudah bagus, malah ketagihan," ujar Djoko.

kompas.com