Kaskus

Entertainment

centralspringAvatar border
TS
centralspring
Perjalanan Luka, Darah, dan Air Mata Menuju Bintang
Setelah menyadari bahwa Bapak dan Ibu telah diculik oleh alien, hidupku berubah drastis. Amarahku tentang motor Aerox kini tak lagi berarti, digantikan oleh tekad baja: aku harus menyelamatkan mereka, bagaimanapun caranya, meskipun harus menempuh jalan yang belum pernah terbayangkan oleh manusia.

Awalnya, aku kebingungan, tak tahu harus memulai dari mana. Namun, di sudut kota tempat para pengelana aneh berkumpul, aku mendengar bisikan tentang sebuah benda legendaris: Batu Filsuf—benda yang bisa memberi kekuatan luar biasa, bahkan memampukan manusia untuk mempelajari ilmu sihir. Satu-satunya jalan bagiku untuk bisa melakukan perjalanan antar bintang adalah menguasai kekuatan ini. Dan dari sana, petualanganku dimulai.

Aku tinggalkan jalanan kota, menempuh lautan luas yang ganas, menghadapi badai yang mengoyak perahu kecilku hingga hampir karam. Tubuhku penuh luka, dingin membekukan, namun aku terus bertahan. Setiap ombak yang menerpa seakan mengingatkanku pada wajah Bapak dan Ibu, terperangkap di suatu tempat di galaksi yang jauh. "Aku akan menemukan kalian," bisikku, mencengkeram kuat kemudi perahu saat petir menyambar di langit hitam.

Setelah menaklukkan lautan, aku tiba di daratan yang misterius, dikelilingi gunung-gunung tinggi dan terjal. Konon, di puncak tertinggi salah satu gunung itu tersembunyi Batu Filsuf. Kaki-kakiku berdarah saat mendaki bebatuan tajam. Napasku tersengal, dan keringat membasahi wajahku, tapi aku tak bisa berhenti. Setiap langkah di jalur terjal itu penuh rasa sakit, tapi juga penuh harapan. Luka-luka fisik ini hanyalah bagian dari perjalanan panjangku menuju pencerahan.

Setelah berhari-hari menaklukkan puncak demi puncak, akhirnya aku menemukannya—Batu Filsuf. Tersembunyi dalam sebuah gua gelap yang dijaga oleh makhluk-makhluk misterius. Aku terluka parah, hampir kehilangan nyawa saat berhadapan dengan mereka, tapi tekadku terlalu kuat untuk dipatahkan. Dengan penuh perjuangan, aku berhasil mengambil batu itu dan mempelajari rahasia-rahasia kuno yang terkandung di dalamnya.

Batu itu memberiku kekuatan, bukan hanya fisik, tapi juga pikiran yang terbuka terhadap dunia yang tak pernah kulihat sebelumnya. Dengan kekuatan baru ini, aku mulai mempelajari ilmu sihir, rahasia alam semesta yang tersembunyi di balik dimensi waktu dan ruang. Aku belajar untuk mengendalikan elemen, menciptakan ilusi, dan yang paling penting—menguasai kekuatan untuk memanggil makhluk-makhluk dari dunia lain: jin-jin dari alam gaib.

Melalui ritual panjang dan penuh bahaya, aku menjadi Komandan Jin. Mereka tunduk padaku, memberiku kekuatan untuk membangun kapal besar, bukan sembarang kapal, tapi kapal yang bisa menjelajah antar bintang. Kapal ini bukan dari kayu, bukan dari besi, tapi dari material aneh yang kupelajari dari sihir kuno, mampu menembus batasan antara bumi dan bintang-bintang.

Setelah kapal itu selesai, dengan luka-luka yang masih belum sepenuhnya sembuh, dan kenangan tentang perjalanan penuh darah dan air mata, aku menatap langit. Aku tahu, pertempuran terbesarku belum dimulai. Tapi ini bukan lagi soal motor Aerox yang tak pernah datang, ini adalah soal sesuatu yang jauh lebih besar: menyelamatkan orang tuaku dan mungkin, memecahkan rahasia alam semesta itu sendiri.

Dengan jin-jin di bawah kendaliku, sihir yang mengalir di nadiku, dan kapal yang siap mengangkutku menembus ruang dan waktu, aku pun mulai perjalanan antar bintang. Meski perih luka dan duka tak akan pernah hilang, tekadku sudah bulat.

Bintang-bintang itu bukan lagi sekadar titik cahaya di langit. Di antara mereka, di kedalaman kosmos yang gelap, Bapak dan Ibu menungguku. Aku akan menemukan mereka, bahkan jika harus melawan kekuatan alien atau mengorbankan seluruh alam semesta.
suekethosAvatar border
suekethos memberi reputasi
1
65
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan