Kaskus

News

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
PT Len Perkenalkan Astrevia DID 3.11, Semoga Nasibnya Lebih Baik dari Elang Hitam
Quote:


Drone Elang Hitam memang layu sebelum berkembang, tapi bukan berarti semangat untuk membuat drone ikut layu. PT Len pada acara Bali International Air Show 2024 (18 - 21 September 2024) memperkenalkan purwarupa drone bernama Astrevia DID 3.11. Astrevia merupakan akronim dari Autonomous Surveillance Tracking and Reconnaisance Via Airborne.Dari purwarupa yang dipajang di Bandara I Gusti Ngurah Rai, drone ini bisa dilengkapi persenjataan berupa rudal udara ke permukaan. Sementara sensor dan kamera dipasang dibawah hidung drone.

Menurut informasi dari indomiliter.com, drone ini termasuk kategori drone MALE (Medium Altitude Long Endurance) dengan ketinggian terbang maksimal 5.000 meter. Drone bisa membawa muatan maksimal 80 kg. Astrevia punya bentang sayap 9,38 meter, punya jangkauan terbang 1.500 kilometer serta kecepatan terbang maksimal 180 km per jam.

Astrevia memakai mesin propeller berbahan bakar pertamax, tapi belum diketahui mesinnya buatan negara mana ? Untuk endurance alias durasi terbangnya belum dipublikasikan, tapi menurut informasi dari Airspace Review, drone bisa terbang di atas 10 jam. Drone dikembangkan oleh PT Len di fasilitas yang berada di Subang. Uji terbangnya dilaksakan di Nusawiru, Pangandaran. Meski belum dapat dikonfirmasi, ada kabar yang menyebutkan jika Astrevia dikembangkan bersama Aero Technology Industry Company Limited (ATIL), manufaktur drone asal Tahiland.

Sebagai tambahan informasi bagi Agan, Astrevia melakukan uji performance di Bandara Nusawiru Jawa Barat pada hari Kamis, 29 Agustus 2024. Menurut Kementerian Pertahanan RI, uji coba dilakukan untuk memenuhi standar minimal yang dibutuhkan peralatan militer sesuai sistem pertahanan yang akan digunakan di Kementerian Pertahanan dan TNI.

Quote:


Saat ini ada dua versi drone yang telah dibuat, yakni varian surveillancedan combat. Secara dimensi Astrevia lebih kecil dari Elang Hitam, drone buatan PT DI itu lebih cocok untuk misi pertempuran karena bisa membawa muatan senjata lebih banyak. Tapi, hadirnya Astrevia menunjukkan jika bukan hanya PT DI yang bisa membuat drone. Sekaligus juga menunjukkan jika Indonesia sebenarnya punya potensi untuk memproduksi drone. Hal tersebut dibuktikan dengan komponen buatan dalam negeri yang dipakai Astrevia sudah mencapai 45 persen.

Di sisi lain, dengan hadirnya Astrevia, tentu kita berharap nasibnya akan lebih baik dari Elang Hitam yang layu sebelum berkembang. Perang Ukraina menunjukkan betapa pentingnya peran drone, terutama dalam misi surveillance, maka dari itu pengembagan drone militer di dalam negeri wajib hukumnya dan tak bisa ditunda lagi.


-----------




Referensi Tulisan: indomiliter.com, Airspace Review& Kementerian Pertahanan RI
Sumber Foto: sudah tertera
gonugraha76Avatar border
heppyrizantoAvatar border
dodolajeAvatar border
dodolaje dan 13 lainnya memberi reputasi
14
1K
26
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan