Kaskus

Story

sutanpalengahAvatar border
TS
sutanpalengah
Kumpulan "PUISI SUNYI"
Kumpulan "PUISI SUNYI"

DI UJUNG JALAN

Akhirnya lelah itu datang juga
Antarkan aku terpojok di sudut senja
Lembayung pun tak mampu hilangkan penatku
Begitu juga bianglala, hanya membawa temaram
Di ruang jingga, kasur tua jadi pelampiasan tubuh
Terhempas lunglai tak bertulang
Haruskah sosok ringkih ini menyerah?

Sementara cerita belumlah usai
Alurnya terus berjalan dalam rotasi
Menuju akhir klimaks entah dimana
Menyeret tubuh tak tenaga dan berdaya
Senja makin temaram, sebentar lagi gelap pasti
Kelam menyelimuti tubuh yang papa
Tanpa cahaya bintang, apalagi rembulan

Sebelum gelap itu datang, bibir ini bergerak lemah
"Tolong beri aku waktu, agar tubuh ini sampai ke ujung"
Menyelasaikan titah yang pernah terucap
Dalam janji yang harus ditepati
Sebagai wujud setiaku tak pernah mendua
Akan selalu aku jaga, sampai nyawa merengang raga

20022022
🌟🌟🌟🌟

PUISI SUNYI

Aku hanyalah sebait puisi di sudut sunyi
Terpaku pada bunyi yang tak memberi arti
Ketika kulambungkan kata dalam sajak rindu
Kau hanya terpaku dan diam memandangku
Dari sudut matamu kulihat ragu pada rinduku
Inginnku hapus ragu itu dengan bujuk rayu
Namun kau telah pergi dan berlalu
Tinggalkan aku kembali di pojok sunyi

Aku ada sebait puisi dalam kembara rindu
Berpagut pada harap yang tergagap
Menggapai asa walau tak pernah sampai
Di ujung malam, aku terbelenggu kelam
Terkurung rindu yang makin mendalam
Di antara igau hampa aku berkata walau terbata
Aku rindu cintamu wahai kekasih
Suaraku hilang ditelan sepi angin malam
Antarkan hatiku pada dingin yang membeku
Pada angin malam aku bisikan pesan terakhir
Selamat jalan, biarkan aku sendiri berpagut sunyi

15072021
🌟🌟🌟🌟

SURAU TUA

Surau tua di pinggir kali
Berdiri sunyi terhimpit sepi
Dindingnya lusuh, ditelan usia
Namun masih setia menunggu jamaah
Malam datang dengan langkah perlahan
Langit gelap tanpa bintang menawan
Di dalam surau lantai dingin bergetar
Mengiringi doa yang tak lagi terdengar
Angin malam menyapu atap rapuh
Menggoyang dedaunan jatuh luruh
Air kali berbisik dalam arus tenang
Turut mengaji irama malam panjang
Lampu redup di sudut jendela
Seperti mata lelah tapi tak rela
Menjaga surau dalam diam
Mengiringi waktu hingga fajar menyambang
Di surau tua
Malam bukan sekadar gulita
Ada cerita di setiap retakan kayu tua
Tentang doa-doa yang pernah dipanjatkan
Dan harapan yang tak pernah dilupakan

130924
🌟🌟🌟🌟

CINTA

Cinta bukan memaksa namun merangkul. Seperti angin lembut yang membelai wajah. Ia hadir tanpa paksaan tanpa aturan. Menyentuh hati dengan kelembutan sejati.

Cinta bukan rantai yang mengikat jiwa. Namun sayap yang memberi kebebasan terbang. Tak pernah menuntut, tak pernah memerintah. Ia hadir dalam senyum yang tulus, dalam tatapan penuh kasih.

Cinta bukan suara yang menguasai. Namun bisikan halus yang mengerti tanpa kata. Ia mendengar tanpa menilai melihat tanpa menuntut. Membiarkan kita menjadi diri sendiri, dalam segala kelebihan dan kekurangan.

Cinta bukan kepemilikan namun kebersamaan. Ia tumbuh di dalam hati yang tulus. Menjalin ikatan tanpa ikatan. Membiarkan jiwa bebas, namun selalu kembali pada pelukan hangatnya.

Cinta adalah merawat tanpa pamrih. Memberi tanpa meminta kembali. Menjaga tanpa mengekang. Karena cinta sejati adalah kebebasan dalam ikatan yang tak terlihat.

Cinta adalah memahami tanpa mehakimi. Ia akan tumbuh dalam pengertian dipupuk kesabaran. Membawa rasa mekar pada kelopak rindu. Menyatukan jiwa dengan tali kepercayaan. Mengantarkan diri pada keabadiannya.

Cinta adalah cinta itu sendiri. Dia tak akan pernah salah dan mimilih.
Karena cinta memiliki mata hati menuju rasa. Tinggallah kita memahami jiwa dalam lautan cinta itu sendiri.

040924
🌟🌟🌟🌟

GETAR JEMARI DI MALAM SUNYI

Di malam sunyi jemari bergetar halus
Menari di atas kertas putih yang bisu
Merangkai kata dalam hening yang tulus
Mengisahkan rindu tersimpan begitu syahdu
Setiap sentuhan adalah bisikan rasa
Menyeruak dari hati yang penuh asa
Dalam kesunyian jemari tak henti bercerita
Tentang cinta yang tak pernah bisa dijeda
Bulan mengintip malu di balik tirai malam
Menyaksikan getar yang perlahan mendalam
Seperti doa teruntai tanpa suara
Menjelma dalam bait-bait syair mengandung arti

Jemari bergetar di malam sunyi
Adalah saksi dari jiwa yang tak pernah henti
Mencari makna antara garis-garis takdir
Merangkai aksara membawa makna
Menulis cinta abadi dalam ketulusan tak pernah berakhir

Getar jemari di malam sunyi
Hadirkan puisi cinta yang hakiki
Kirimkan pesan rindu pada kekasih
Lewat angin malam getar jemari menari
Sampai fajar menyinsing pagi
Diiringi tepukan gendang dan rebana
Menuju dermaga tambatan hati

310824
🌟🌟🌟🌟

RINDU IBU

Di tangga rumah tua yang mulai rapuh
Seorang ibu duduk sunyi tanpa gaduh
Rambutnya putih diwarnai waktu menggores usia
Namun matanya tetap menanti dengan cinta
Angin kampung berbisik lembut di antara daun
Menyusuri ladang yang dulu penuh harapan
Tangannya yang kasar menggenggam erat selendang
Seperti menggenggam waktu perlahan menghilang
Anaknya pergi mengejar mimpi di kota sana
Meninggalkan kampung, rumah tua, dan masa yang fana
Setiap langkah kaki di tangga itu pernah ia ukir
Kini hanya sisa kenangan yang tak pernah pudar
Mata ibu menatap jauh ke ujung jalan
Di mana debu berterbangan, terbawa angan
Hatinya berbisik dalam doa tak bersuara
Kapan pulang, nak?
Kapan kau tiba kembali ke rumah kita?
Tangga ini saksi bisu rindu yang tak terkata
Setiap hari ibu duduk di sana
Menunggu bayang sang anak datang
Dengan senyum yang lebar
Menghapus sepi yang lama tak pernah pudar
Rumah tua kampung yang sunyi dan hati yang setia
Di tangga itu
Ibu menanti dalam cinta yang tak pernah sia-sia

150924
🌟🌟🌟🌟

BIANGLALA SENJA

Menghitung waktu
Mengenang hari yg berlalu
Di senja penghujung tahun
Aku terpaku menerima kabarmu
Sudahlah!
Semua tentu ada akhir
Seperti tahun ini yg jg akan berakhir
Suka dan duka menghiasi jalan waktu
Sedih dan bahagia mewarnai cerita
Kita hanyalah wayang waktu itu

Selamat tinggal!
Kata yg terlafazkan pada getar bibir
Di senja sebelum tahun berkahir

Bila suatu saat kau kembali
Aku akan tetap di sini
Bermain bianglala senja
Atau gugur seperti daun kering
Hanya tinggal sebuah nama
Yg pernah bernaung di jinggamu
Bianglala senjaku

31122023
🌟🌟🌟🌟

SENGGAMA KATA

Jangan kau umbar rasa pada kata kata
Ketika kalimat bersenggama makna
Biarkan aksara mencari artinya
Dalam geliat narasi yang dicipta
Huruf demi huruf berpacu dengan desah
Seorang penyair tua terkapar di ranjang bahasa
Sekujur tubuhnya basah bergelimang ungkapan
Di sisi lain, seorang penari belia
Merangkak dalam gendang yg mulai menghilang
Dan akupun terdiam pada ronggamu
Yang menjepitku dengan bujuk rayu

Kalimat terus bersenggama
Berpacu dengan makna yg semakin mengabur
Biarkan mereka terus berlari mencapai puncak
Mengejar nikmat bergumul kata

Huruf huruf mulai berguguran
Seperti tetesan keringat penyair tua
Bagaikan air mata penari belia
Yang menitik pada keadaran malam
Dan kitapun terkapar di pojok ruang penuh maksiat
Dalam gelap kulihat senyum tersipu
Jemari lentikmu terus mengelusku
Lahirkan sejuta makna dari rahim kalimat
Yang tak pernah puas bersenggama katakata

200222
🌟🌟🌟🌟

LELAKI DAN SENJA

Senja kembali hadir hari ini
Membawa jingga dan bianglala
Menemani setianya ombak pada pantai
Lepas mentari menuju peraduan
Sementara... aku masih di sini
Bermain dengan dedaunan
Digoyang angin senja antara ada dan tiada
Hadirkan tanya yang entah

Sore ini, bianglala bermuram durja
Matanya nanar memandang harap
Menanti sesuatu yg belum pasti
Akan hadirnya seseorang kekasih
Yang sekarang entah dimana
Dia selalu sabar menunggu
Berharap pada waktu yg tak menentu

Lelaki itu juga setia pada senja
Berharap ada keajaiban tiba
Agar penantian tak jadi siasia
Dan rindu bisa bermuara pada cinta
Dalam ikrar katakata mesra
Di saat lembayung bersahaja
Senja makin temaram
Lelaki itu berbisik lemah
Masih adakah di sana
Seorang yang bisa menerima
Sekeping hati berbingkai senja

230316
🌟🌟🌟🌟

HENING

Di ujung senja yang tenang
Hening berbisik di balik bayang
Mengalun lembut di antara daun
Menggenggam sunyi dalam pelukan
Seperti aliran sungai yang tenang
Hening menyusuri hati yang bimbang
Mengisi jiwa dengan bait bait Ilahi
Membawa damai pada diri dalam sujud
Dalam pelukan malam sepi
Hening mengantar kalam surgawi
Pelepas dahaga rindu pada pencipta
Selimuti sekujur tubuh dalam cahayaNya
Oh, hening yang memeluk asmaNya
Hadirkan damai yang tak terpatri
Dalam sunyi temukan hakikat diri
Insan yang lemah dan papa
Hening....
Lafazkan puji dan do'a
Di sepanjang malam berselimut cahaya
Dalam hening tafakur panjangku
Mengalunkan zikir tak henti
Menjemput harap pada ridhoNya

300722
🌟🌟🌟🌟

PAGI DALAM AROMA CINTA

Matahari terbit menyapa pagi
Menari di atas laut membiru
Bagai senyummu menyapaku hangat
Pada pagiku yang terkuak dalam ceria
Seperti senyummu yang hangat,
Warnai langkah menapak hari hariku
Ombak berbisik di pantai tenang
Lantunkan lagu cinta kita nan abadi,
Hilangkan ragu pada tanya yg ada
Pernah terlontar walau terbata
Namun pagi dan semilir angin tembangkan melodi
Dalam untaian cinta sepenuh hati
Angin Bali membawa aroma bunga
Mengingatkanku pada kelembutanmu
Dalam setiap sapa dan senyummu
Hadirkan aroma pagi yang tak terhingga
Bagai nuansa indah tiada tara
Di bawah merona langit pagi
Kita saling menatap dalam rindu
Tangan saling menggenggam
Rangkai cerita kita sampai ke ending
Oh, gadis Bali yang mempesona
Kau adalah dewi khayanganku
Bagai bunga mekar nan mewangi
Bagai bidadari di taman sorga
Menyapa pagi dengan cinta

200724
🌟🌟🌟🌟

KUTUNGGU SAPAMU

Siang berganti malam
Dan malampun berganti siang
Kutunggu sapamu tak kunjung tiba
Sementara sapaku hanya mengawang di udara
Kemana celotehmu yang pernah ada
Senda gurau, senyum dan tawamu
Tak pernah lagi ku jumpa

Belum hilang dari ingatan
Kau pertontonkan inginmu
Kau narasikan harapmu
Kau sebutkan semua janjimu
Janji...
Apakah itu hanya aksara pemanis katakata?
Atau hanya slogan untuk mencapai inginmu?

Kidung kidung yang dulu kau dendangkan tak lagi merdu
Goyang dan tariammu yang dulu kau mainkan tak lagi indah
Sajak sajak yang dulu kau bacakan tak lagi memberi makna
Puisi puisi yang dulu kau deklamasikan tak lagi membawa arti
Yang tinggal hanya igau walau mata tetap memantau
Yang ada hanyalah mimpi walau itu terjadi di siang hari
Semetara pelangi yang kau janjikan
Tak kan mungkin hadir di malam hari
Kau tetap asik dengan diri sendiri
Dan aku akan tetap meunggu sapamu

100512
🌟🌟🌟🌟

MASIHKAH?

Masihkah?

Hanya sebuah tanya yg hadir begitu saja
Dia menggayut pikiranku tiba tiba
Mungkin juga dipikiranmu dan mereka
Entahlah...

Masihkah?

Tanya itu bukan untuk dirimu dan mereka saja
Tapi juga diriku yang selalu merenung diri
Dalam kembara padang sunyi
Di antara desau angin berbisik lirih

Masihkah?

Mari kita sadari diri sebagai yang insani
Jangan pernah kau dan kalian pungkiri
Akan diri yang paling hakiki
Dan kita pun berdialog dengan nurani

Maaihkah?
Kita berada disini?
Pada jalan yang kita pilih dan lalui?

040510
🌟🌟🌟🌟

SEPI MERAJUT MALAM

Malam hadir bersama sunyi
Diam mencekan dan membisu
Bayangan gulita perlahan merayap
Gemuruh hati berbalut lara
Bingkai diri dalam pelukan kelam

Di kegelapan malam angin berbisik
Hiasi ruang hampa dengan desirnya
Langit tak bergemintang menggoda diri dalam sunyi
Menyapu detik-detik yang penuh harap

Hening melengking melukis duka
Mengoyak jiwa dalam rindu yang tak terucap
Malam sepi mencekam dalam diam
Menunggu sapamu yang tak kunjung datang
Hadirkan rindu makin mencekam jiwa

Tetesan waktu terus berlalu
Menyergap sunyi yang kian menggigit
Dalam goresan puisi kurajut sepi
Menahan rindu di antara desiran angin
Kutunggu sapamu sepanjang malam
Hanya hadirkan rindu menggores malam kelam
Bersama desiran angin kurajut sepi pada malam

Dalam syair dan untaian puisi
Kusampaikan rindu tak bertepi
Dalam harap yang selalu aku jaga
Wujud setia yang tak pernah pudar
Seperti setianya kelam pada malam
Kutunggu hadirmu dalam harap
Dan kurajut sepi ini setiap malam

100609
🌟🌟🌟🌟

ADA CINTA DI UJUNG SENJA

Di ujung senja cinta berbisik lembut
Dalam warna jingga yang perlahan redup
Langit merona, rindu tersirat
Seperti daun gugur terhembus lirih
Langkah-langkah sunyi di pasir berderak
Mengiringi bayang-bayang yang memanjang
Kita duduk dalam diam tanpa kata
Hanya mata yang saling berbisik meraba rasa
Di balik cakrawala mentari tenggelam
Menghapus jejak hari yang berlalu
Namun cintaku padamu tak pudar
Seperti bintang yang hadir menggantikan siang
Kita adalah puisi yang tak pernah usai
Ditulis oleh takdir dibaca temaram senja
Setiap helai asmara yang terurai
Menjadi kenangan yang abadi dalam jiwa
Di ujung senja cinta itu sempurna
Dalam kesederhanaan dalam ketenangan
Tak butuh kata untuk menjelaskan
Karena dalam hati kita telah saling memahami

210824
🌟🌟🌟🌟

PEREMPUAN DI PINGGIR PANTAI

Di pinggir pantai di bawah langit yang temaram
Seorang perempuan berdiri menunggu dengan diam
Rambutnya tertiup angin laut yang lembut
Matanya menatap jauh menunggu sang kekasih
Waktu berlalu seperti senja berubah jadi kabut
Debur ombak datang menyentuh kakinya telanjang
Membawa cerita penantian yang penuh harap
Dia berdiri diiringi debur ombak yang abadi
Menggenggam harapan dalam hati yang sunyi
Waktu berlalu senja pun berganti malam
Namun cinta di hatinya tetap terang
Di setiap ombak yang pecah dia harap ada suara pujaan
Kekasih yang ditunggu dalam kembara rindu

Bintang memberi sinar di atas laut yang luas
Dia masih tetap berdiri dengan hati pasti
Akan kedatangan kekasih dalam ikrar janji dipatri
Penantian dalam cinta tak berbatas
Seperti laut yang tak bertepi dan dalam
Perempuan itu tetap menunggu
Di pinggir pantai yang sepi
Dengan cinta yang kokoh
Seperti karang berdiri melawan ombak
Yang membawa kepastian
Sang kekasih akan datang
Sesuai ikrar janji cinta yang suci

150719
🌟🌟🌟🌟

INGINKU

Aku ingin seperti embun yang selalu menghadiri malam
Walapun akan buyar seiring fajar
Aku ingin seperti ombak yang setia pada pantai
Walau akan pecah dan menjadi buih
Aku ingin seperti angin yang tak bosan menerpa gunung
Walau kekuatanku akan habis
Aku ingin seperti kelopak yang membuat bunga mekar
Walau akan berguguran ke tanah
Aku ingin seperti mentari yg selalu mendatangi pagi
Walau panasnya akan mengusik keindahan pagi
Aku ingin seperti majenun yang selalu mencintai laila
Walau akan terkurung di taman sang nabi
Aku ingin mencintaimu selama aku bisa
Dalam harap rasa itu menyatukan kita

150816
🌟🌟🌟🌟

MENAPAK TAPAL PENENTUAN

Daun-daun gugur dalam bayang semu
Luluhkan semangat dalam diri
Jatuh seperti daging tak bertulang
Isi ruang hampa yang semakin kosong
Katakata terucap tak lagi memberi harap
Terapung bagai biduk tak berkemudi
Hanyut dalam aliran keputusasaan
Membawa diri pada arah yang entah

Dalam bimbang kaki ini terus melangkah
Menapak pada kerikil dan lobang jalanan
Berharap sampai pada titik perjanjian
Membawa amarah dan cinta yg menggelora
Rinduuu....
Kalbu menggelora menggapai asa
Menjemput ungkapan janji yg dipatri
Mungkinkah kita akan berjumpa
Wahai rasa yang selalu menggelitik jiwa
Tunggu aku di garis tapal penentuan itu

14 April 2022
🌟🌟🌟🌟

ELANG ITU TELAH PERGI

Kau balut ragu dalam penantian
Di antara tanya menyesak hati
Bimbang hadir pada wajah tak berseri
Masihkah kau menunggu yang tak pasti
Sementara elang meliuk di sela angin
Terbang jauh menapak gunung

Kembalilah kau ke rongga hati
Tutup kembali pintu sanubari
Sang elang telah terbang tinggi
Tinggalkan cakar yang belum membekas
Hapus air matamu sebelum tumpah

Biar aku telusuri lorong yg belum terisi
Mungkin ada tempat untukku di sana
Akan kuisi relung itu dengan sederhana
Seperti sederhananya ombak yg tak bicara pada pantai

12062021
🌟🌟🌟🌟

ELEGI GAMIS DI MALAM HARI

Lambaian gamismu memanggil diri
Meliuk bak penari ditiup angin senja
Dalam rentak kaki sesuai irama
Diiringi alunan senandung hati
Indah...
Teruslah bergerak menuju panggung
Sambil memainkan lentik jemari
Dan tampilkan goyangan para bidadari
Dalam keanggunan dan keagungan Illahi

Malam mulai menggeliat dalam kelam
Angin berhembus membalut dingin
Menusuk tulang hadirkan gigil
Dari jauh kau kirimkan gamismu
Membalut tubuh ciptakan kehangatan
Dan bercengkrama tentang hidup
Dalam senandung musik arfa
Diselingi irama binatang malam
Menyonsong pagi penuh cahaya

~Pojok Malam, 311221~
🌟🌟🌟🌟

MENUA BERSAMA

Kata-kata terucap tanpa arti
Aksara raib bersama maknanya
Sepi dan sunyi permainkan hati
Dalam lengang senja yg sudah biasa
Pada pojok malam asa diselimuti gelap
Dan semilir angin hadirkan dingin
Menusuk pada tulang yg mulai ringkih
Kugapaikan jemari pada embun pagi
Berharap mentari hadirkan hangat
Antarkan langkah menapak seberang
Menjemputmu yang masih menunggu
Mentari perlahan menapak sesuai titahnya
Senja hadir dalam bianglala surga
Temaram pasti hadir mengaburkan lembayung
Dari jauh aku julurkan jemari rapuh ini
Menggenggam tanganmu dalam rindu
Agar cinta mengalir dalam aorta kita
Detak nadi melantunkan lagu cinta untukmu
Dalam senandung kasih Sang Illahi
Dengan terbata mulut ini pun berkata
"Mari kita menua bersama"

070909
🌟🌟🌟🌟
Diubah oleh sutanpalengah 16-09-2024 01:14
0
52
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan