- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
"Seabin", Tempat Sampah Terapung untuk Bersihkan Sampah di Lautan


TS
mnotorious19150
"Seabin", Tempat Sampah Terapung untuk Bersihkan Sampah di Lautan

Ke manakah sampah-sampah yang kita hasilkan setiap harinya berakhir? Mungkin sebagian besar kita akan menjawab TPA ataupun tempat sejenisnya. Namun yang perlu kita sadari bersama adalah bahwa lautan kita tidak kalah memprihatinkannya dibandingkan dengan TPA.
Bagaimana tidak? Sejumlah data memperlihatkan angka yang sangat miris terkait jutaan ton sampah yang ada di laut. Salah satu jenis sampah yang kompleks untuk diatasi adalah plastik. Selain sifatnya yang sulit terurai, keberadaan sampah plastik juga digadang-gadang berkontribusi besar terhadap perubahan iklim. Ini dikarenakan proses produksi, konsumsi, hingga pembuangannya menghasilkan emisi karbon yang tinggi.
Artikel berjudul “The fundamental links between climate change and marine plastic pollution” yang diterbitkan dalam jurnal Science of The Total Environment turut menjelaskan bahwa pada dasarnya, plastik terbuat dari bahan seperti etilena dan propilena yang berasal dari bahan bakar fosil yang pada akhirnya (ketika terkena sinar matahari) meningkatkan jumlah Karbon Dioksida di atmosfer dan ketika dibuang ke laut, hasilnya merusak lingkungan.
Menyadari kondisi lingkungan perairan yang semakin kritis ini, dua peselancar Australia bernama Andrew Turton dan Pete Ceglinski membulatkan tekad untuk ambil bagian melakukan sesuatu. Berawal dari tekad inilah hadir sebuah inovasi bernama “Seabin” yang fokus pada upaya pengurangan sampah di lautan.
Lantas, seperti apa “Seabin” dan cara kerjanya? Simak informasi selengkapnya berikut ini.
Apa Itu “Seabin”?
Seabin adalah alat pembersih sampah terapung yang dirancang untuk ditempatkan di pelabuhan, marina, dan perairan lainnya yang cenderung menjadi lokasi penumpukan sampah. Fungsi utama adalah secara otomatis menangkap sampah yang mengapung di permukaan air, seperti plastik, mikroplastik, dan bahkan minyak.
Meskipun pada dasarnya Seabin dirancang untuk menangkap berbagai jenis limbah laut, namun fokus utamanya adalah sampah plastik. Mengutip dari website resmi Seabin, dijelaskan bahwa perhatian “Seabin” terhadap sampah jenis plastik tidak terlepas dari jumlah, emisi dan dampaknya pada manusia.
Seabin menjelaskan bahwa saat ini setidaknya lebih dari 150 juta ton plastik ada di lautan yang menyebabkan dampak buruk bagi semua kehidupan di bawah air dan di planet ini. Selain itu, 80% manusia memiliki partikel mikroplastik dalam darah yang bisa berakibat fatal bagi kesehatan. Selain itu, emisi plastik juga semakin berlipat ganda.
Seabin dirancang untuk mengapung di permukaan air, di tempat-tempat strategis seperti marina, klub kapal, dan pelabuhan. Menggunakan pompa submersible berdaya 12V, Seabin menyedot air yang kemudian disaring melalui kantong penangkap internal. Setiap Seabin mampu menyaring sekitar 600.000 liter air per hari, dengan rata-rata menangkap 3,9 kg sampah laut setiap harinya.
Mikroplastik dan busa polistirena adalah dua jenis sampah laut yang paling banyak tertangkap, masing-masing menyumbang 29% dan 32% dari total sampah laut yang tertangkap. Selain sampah plastik, Seabin juga mampu menangkap minyak dan polutan cair lainnya, sehingga membantu memperbaiki kualitas air di sekitar area tempat mereka ditempatkan.
Saat ini, telah hadir Seabin 6.0 versi terbaru yang mampu menyaring 481,2 juta liter air per tahun dan mengoperasikan pompa bawah air yang menggunakan listrik atau tenaga surya jika tersedia. Biaya operasional per unit Seabin 6.0 sekitar AUD $3.70 per hari, dengan kapasitas menyaring 55.000 liter air per jam.
Seabin V5, versi komersial pertama, menyaring 262,8 juta liter air per tahun. Teknologi ini dioptimalkan untuk digunakan di dermaga apung maupun dermaga tetap, seperti dinding beton dan pilar.

Melalui laman resminya, Seabin menjelaskan konsep sederhana yang mereka terapkan dalam melakukan tahap demi tahap ketika mengoperasikan Seabin. Pertama, Seabin mengidentifikasi hotspot polusi plastik di kota-kota besar, yaitu area-area dengan konsentrasi sampah yang tinggi.
Setelah hotspot ditemukan, teknologi Seabin ditempatkan di lokasi tersebut. Selanjutnya, teknisi lingkungan ditugaskan untuk mengosongkan unit Seabin setiap hari dan mengumpulkan sampel data.
Data yang terkumpul kemudian dianalisis oleh ilmuwan kelautan dan analis data untuk memantau kondisi lingkungan dan tingkat polusi. Selain itu, proyek ini juga melibatkan sukarelawan melalui program sains warga untuk membantu dalam pengumpulan dan pemrosesan data, memastikan kontribusi komunitas dalam menjaga kebersihan lautan.
beautynesia.id






combustor dan 5 lainnya memberi reputasi
6
505
24


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan