- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Eks Menhan Serukan Israel Alihkan Fokus ke Hizbullah di Lebanon


TS
4574587568
Eks Menhan Serukan Israel Alihkan Fokus ke Hizbullah di Lebanon

Tel Aviv -
Benny Gantz, mantan Menteri Pertahanan dan bekas anggota kabinet perang Israel, menyerukan Tel Aviv harus mengalihkan fokus kepada Hizbullah dan perbatasan Lebanon yang marak dilanda serangan. Gantz memperingatkan bahwa Israel sudah "terlambat dalam hal ini".
Israel dan Hizbullah, yang didukung Iran, hampir setiap hari terlibat serangan lintas perbatasan sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Hizbullah menyebut serangannya itu dimaksudkan untuk mendukung sekutunya, Hamas, yang sedang berperang melawan Tel Aviv.
"Kita memiliki kekuatan yang cukup untuk menangani Gaza, dan kita seharusnya berkonsentrasi pada apa yang terjadi di wilayah utara," cetus Gantz, saat berbicara dalam forum Timur Tengah di Washington, Amerika Serikat (AS), seperti dilansir AFP, Senin (9/9/2024).
Dalam forum itu, Gantz menyebut Iran dan proksinya sebagai "masalah yang sebenarnya".
"Waktunya bagi wilayah utara telah tiba dan sebenarnya saya berpikir kita sudah terlambat dalam hal ini," sebut mantan panglima militer Israel yang juga politisi berhaluan sentris ini.
Lebih lanjut, Gantz menilai Israel telah melakukan kesalahan dalam mengevakuasi penduduknya di sebagian besar wilayah utara saat pertempuran dengan Hizbullah berkobar, usai serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu yang memicu perang Gaza.
"Di Gaza, kita telah melewati titik penting dalam kampanye ini. Kita bisa melakukan apa pun yang kita inginkan di Gaza," ucapnya.
"Kita mampu... menyerang negara Lebanon jika diperlukan," tegas Gantz dalam pernyataannya.
"Kisah Hamas adalah berita lama. Kisah Iran dan proksinya di seluruh kawasan dan apa yang mereka coba lakukan adalah masalah yang sebenarnya," cetusnya.
Gantz meninggalkan pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu pada Juni lalu karena kurangnya rencana pascaperang dari Israel untuk Jalur Gaza.
Serangan Hamas pada Oktober tahun lalu menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel, yang kebanyakan warga sipil. Lebih dari 250 orang lainnya disandera oleh Hamas dan sekutunya di Jalur Gaza, dengan saat ini diyakini masih ada sekitar 97 sandera yang masih ditahan di daerah kantong Palestina tersebut.
Rentetan serangan Israel terhadap Jalur Gaza, untuk membalas Hamas, dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Gaza telah menewaskan sedikitnya 40.972 orang. Laporan kantor HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut sebagian besar korban tewas di Gaza adalah perempuan dan anak-anak.
Menhan Israel saat ini, Yoav Gallant, dalam pernyataan saat mengunjungi Koridor Netzarim di Gaza bagian tengah pada Minggu (8/9) juga merujuk pada situasi di perbatasan Lebanon dengan mengatakan kepada pasukan Israel bahwa "kita sedang bersiap menghadapi apa pun yang mungkin terjadi di wilayah utara".
"Pergeseran pusat gravitasi bisa terjadi dengan cepat dan juga bisa melibatkan kalian dalam waktu singkat," ucap Gallant menurut pernyataan yang dirilis Kementerian Pertahanan Israel.
sumber


combustor memberi reputasi
1
73
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan