- Beranda
- Komunitas
- News
- Militer
Orderan Tak Pernah Sepi, Prancis Dapat Kontrak Baru Untuk Rafale di Akhir Tahun


TS
si.matamalaikat
Orderan Tak Pernah Sepi, Prancis Dapat Kontrak Baru Untuk Rafale di Akhir Tahun
Quote:
Jet tempur Rafale terus mendapat pesanan tambahan di tahun 2024 ini, sebelumnya pada Kamis (29/08/2024) Serbia dan Prancis telah menandatangani kesepakatan untuk penjualan 12 unit Rafale. Penandatanganan kesepakatan senilai 2,7 miliar euro itu dilakukan oleh Menteri Pertahanan Serbia Bratislav Gasic dan CEO Dassault Aviation, Eric Trappier, di hadapan Macron dan Presiden Serbia Aleksandar Vucic. Pesawat rencananya akan dikirim pada 2028 - 2029.
Dalam sebuah wawancara dengan Europe 1, CEO Dassault Aviation, Eric Trappier mengatakan masih akan ada penjualan Rafale tambahan di akhir tahun 2024 ini. Tapi, dia tidak menyebut berapa jumlahnya dan negara mana yang akan membeli Rafale. Ini merupakan prestasi yang membanggakan, mengingat dulu mereka sangat kesulitan menjual jet tempur ini.
Penjualan 12 Rafale ke Serbia menjadikannya sebagai negara ke-4 di Eropa yang mengoperasikan Rafale setelah Prancis, Kroasia dan Yunani. Total ada 507 pesanan yang sudah diterima Dassault Aviation selaku pembuat pesawat. Prancis punya pesanan Rafale terbesar dengan total 234 unit dipesan untuk Angkatan Udara serta Angkatan Laut Prancis, sekitar 150 unit telah dikirim. Mesir memesan 54 Rafale, Qatar menerima 36 unit, India telah menerima 36 unit, dan Yunani menerima 18 dari 24 unit yang dipesan. Sementara Kroasia memesan 12 Rafale bekas. Sebagai tambahan, India sendiri akan menambah pesanan 26 Rafale untuk dioperasikan dari kapal induk INS Vikrant.
Operator masa depan Rafale diantaranya adalah Indonesia yang memesan 42 unit, Serbia memesan 12 unit serta Uni Emirat Arab sudah memesan 80 Rafale. Menjadikan negara sultam jadi pembeli asing terbesar untuk Rafale. Sementara itu, merangkum artikel bulgarianmilitary.com, Maroko dirumorkan bakal menjadi negara baru yang membeli Rafale. Media-media di negara tersebut telah mengatakan kemungkinan pembelian Rafale versi F4, di mana Maroko ingin mencari penyuplai senjata baru, karena mereka selama ini bergantung pada senjata buatan Amerika.
Sebenarnya rumor ini bisa jadi benar Gan, mengingat Maroko sendiri juga masih menerbangkan jet tempur Mirage F1 yang juga buatan Prancis. Maroko menerima pesawat ini pada akhir tahun 1970-an dan awal tahun 1980-an. Maroko membeli 50 pesawat buatan Prancis ini selama Perang Dingin untuk memperkuat angkatan udaranya. Selain itu, Maroko juga sedang dalam negosiasi untuk memborong sekitar 30 unit jet tempur Mirage 2000-9 milik Uni Emirat Arab.
Di sisi lain, manuver Presiden Prancis dalam hal geopolitik juga punya pengaruh dalam potensi penjulaan Rafale. Salah satunya adalah keputusan Emmanuel Macron pada akhir Juli 2024 yang mengakui kedaulatan Maroko atas provinsi-provinsi selatan, yang sering disebut Sahara Barat. Keputusan ini sejalan dengan banyak negara lain yang mendukung klaim Maroko atas wilayah yang disengketakan tersebut.
Keputusan Macron tersebut di bidang militer dan pertahanan juga punya pengaruh penting, di mana telah membuka peluang penjualan Rafale ke Maroko. Terlepas benar atau tidak, kita harus menunggu sampai akhir tahun ini untuk mendapatkan jawabannya. Dengan kemudahan untuk pembelian yang diberikan Prancis, bukan hanya di 2024, di tahun-tahun selanjutnya jet tempur ini tampaknya masih akan tetap laris.
Referensi Tulisan: Europe 1& bulgarianmilitary.com
Sumber Foto: sudah tertera
Dalam sebuah wawancara dengan Europe 1, CEO Dassault Aviation, Eric Trappier mengatakan masih akan ada penjualan Rafale tambahan di akhir tahun 2024 ini. Tapi, dia tidak menyebut berapa jumlahnya dan negara mana yang akan membeli Rafale. Ini merupakan prestasi yang membanggakan, mengingat dulu mereka sangat kesulitan menjual jet tempur ini.
Penjualan 12 Rafale ke Serbia menjadikannya sebagai negara ke-4 di Eropa yang mengoperasikan Rafale setelah Prancis, Kroasia dan Yunani. Total ada 507 pesanan yang sudah diterima Dassault Aviation selaku pembuat pesawat. Prancis punya pesanan Rafale terbesar dengan total 234 unit dipesan untuk Angkatan Udara serta Angkatan Laut Prancis, sekitar 150 unit telah dikirim. Mesir memesan 54 Rafale, Qatar menerima 36 unit, India telah menerima 36 unit, dan Yunani menerima 18 dari 24 unit yang dipesan. Sementara Kroasia memesan 12 Rafale bekas. Sebagai tambahan, India sendiri akan menambah pesanan 26 Rafale untuk dioperasikan dari kapal induk INS Vikrant.
Quote:
Operator masa depan Rafale diantaranya adalah Indonesia yang memesan 42 unit, Serbia memesan 12 unit serta Uni Emirat Arab sudah memesan 80 Rafale. Menjadikan negara sultam jadi pembeli asing terbesar untuk Rafale. Sementara itu, merangkum artikel bulgarianmilitary.com, Maroko dirumorkan bakal menjadi negara baru yang membeli Rafale. Media-media di negara tersebut telah mengatakan kemungkinan pembelian Rafale versi F4, di mana Maroko ingin mencari penyuplai senjata baru, karena mereka selama ini bergantung pada senjata buatan Amerika.
Sebenarnya rumor ini bisa jadi benar Gan, mengingat Maroko sendiri juga masih menerbangkan jet tempur Mirage F1 yang juga buatan Prancis. Maroko menerima pesawat ini pada akhir tahun 1970-an dan awal tahun 1980-an. Maroko membeli 50 pesawat buatan Prancis ini selama Perang Dingin untuk memperkuat angkatan udaranya. Selain itu, Maroko juga sedang dalam negosiasi untuk memborong sekitar 30 unit jet tempur Mirage 2000-9 milik Uni Emirat Arab.
Quote:
Di sisi lain, manuver Presiden Prancis dalam hal geopolitik juga punya pengaruh dalam potensi penjulaan Rafale. Salah satunya adalah keputusan Emmanuel Macron pada akhir Juli 2024 yang mengakui kedaulatan Maroko atas provinsi-provinsi selatan, yang sering disebut Sahara Barat. Keputusan ini sejalan dengan banyak negara lain yang mendukung klaim Maroko atas wilayah yang disengketakan tersebut.
Keputusan Macron tersebut di bidang militer dan pertahanan juga punya pengaruh penting, di mana telah membuka peluang penjualan Rafale ke Maroko. Terlepas benar atau tidak, kita harus menunggu sampai akhir tahun ini untuk mendapatkan jawabannya. Dengan kemudahan untuk pembelian yang diberikan Prancis, bukan hanya di 2024, di tahun-tahun selanjutnya jet tempur ini tampaknya masih akan tetap laris.
--------------
Referensi Tulisan: Europe 1& bulgarianmilitary.com
Sumber Foto: sudah tertera






combustor dan 17 lainnya memberi reputasi
18
1K
36


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan