- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Laju Investasi RI - Afrika, Perkuat Diplomasi Geopolitik Selatan – Selatan


TS
iqbalballe
Laju Investasi RI - Afrika, Perkuat Diplomasi Geopolitik Selatan – Selatan

Sumber : Antaranews
Pemerintah melalui Kementerian Investasi menargetkan dapat menghimpun investasi dari Singapura senilai 63,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Jika dikonversi ke dalam rupiah, angka tersebut setara Rp 972 triliun.
Gayung bersambut, Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong pun menjelaskan pada Menteri Investasi Rosan Roeslani bahwa beberapa perusahaan Singapura berminat dan berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia, di antaranya soal potensi Carbon Capture Storage (CCS), kawasan industri, serta pembangkit listrik di Batam, Bintan, dan Karimun (BBK).
Bahkan ada perusahaan yang ingin berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) seperti Sembcorp yang ingin berinvestasi di proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di IKN dan Raffles Education Ltd yang menandatangani MoU atau nota kesepahaman soal penetapan kerangka kerja kolaborasi untuk memfasilitasi potensi investasi di sektor pendidikan, khususnya di IKN.
Sumber :
https://www.tribunnews.com/bisnis/20...-rp972-triliun
Usai memboyong komitmen Investasi Singapura ke RI yang ditargetkan hampir mencapai Rp 1.000 triliun, Rosan juga mulai menyiapkan sejumlah kebijakan strategis yang dapat meningkatkan laju investasi RI - Afrika di masa mendatang, dimana upaya ini juga didorong agar menjadi agenda bersama negara-negara ASEAN.
Menteri Investasi juga mengatakan peran ASEAN secara bersama-sama meningkatkan relasi ekonomi dan investasi dengan negara-negara Afrika, sejalan dengan tujuan awal dibentuknya ASEAN pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, yang gagasannya dicanangkan sejak terwujudnya Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1955.
Sumber :
https://www.antaranews.com/berita/43...ing-melengkapi
https://www.liputan6.com/bisnis/read...uktinya?page=3
Terwujudnya KAA 1955 pasca berdirinya Republik Federal Jerman (Jerman Barat) dan Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur) pada 1949, dan pecahnya Perang Korea (1951 s/d 1953), di mana dua peristiwa tersebut mengawali dimulainya rangkaian Perang Dingin, telah mengoyak seluruh konstelasi geopolitik dunia utara, sehingga mendorong sejumlah negara eks koloni Eropa menggalang kekuatan ketiga melalui KAA.
Sejak itu, efek domino perubahan besar-besaran Geopolitik Dunia Utara tak kunjung padam, meliputi beberapa peristiwa kunci.
Nikita Khrushcev yang memimpin Partai Komunis Uni Sovyet (1953) memulai rangkaian de-Stalinisasi, sebagai respons atas tak sinkronnya situasi pembagian Jerman hasil kesepakatan pemenang Perang Dunia II (Kapitalis - Komunis Bersatu dalam menumbangkan Nazi), dengan pecahnya Perang Korea yang berpotensi mengadu Kapitalis Atlantik Utara vs Komunis Uni Sovyet secara terbuka.
Sumber : https://tirto.id/menghapus-bayang-ba...ng-stalin-cFEJ
Khrushcev menilai tidak perlu berkonflik dengan Atlantik Utara, namun cukup bagi lapak saja. De-Stalinisasi ini membuat soliditas Uni Sovyet retak, dimana Mao Zedong memulai riak-riak untuk mendorong China tak harus selalu tunduk pada Uni Sovyet, ditambah berdirinya KAA yang dianggap berbahaya menghasilkan Kekuatan Ketiga di tengah eskalasi Atlantik Utara - Khrushcev vs Mao Zedong.
Guna menengahi situasi tersebut, Leonid Brezhnev, salah seorang petinggi Sovyet saat itu mulai merumuskan apa yang nantinya disebut sebagai Doktrin Breshnev, yaitu hak Uni Sovyet untuk menegakkan stabilitas negara-negara komunis di bawah Uni Sovyet dan Pakta Warsawa dari ancaman gangguan stabilisasi dan liberalisasi.
Ide ini meningkatkan soliditas Uni Sovyet, namun menjadi kekhawatiran bagi Atlantik Utara dan Mao Zedong, karena Doktrin Breshnev memugkinkan Sovyet mengerahkan militer untuk menjamin stabilitas di negara-negara komunis dan Pakta Warsawa di seluruh dunia.
Sumber : https://historia.id/militer/articles...n-v5Wno/page/2
Operasi gagal Kennedy membunuh Fidel Castro pada Invasi Teluk Babi (1961) menyulut kebangkitan besar sayap kiri global di bawah komando Uni Sovyet, sekaligus meningkatkan eskalasi rivalitas Atlantik Utara vs Uni Sovyet vs Mao Zedong, dimana pada 1961, Mao Zedong dan RRC mendeklarasikan posisi baru melawan Uni Sovyet, yang kemudian mendorong Mao Zedong alihkan fokus untuk merebut Asia Tenggara.
Pemberontakan Brunei (1962) yang disokong Indonesia dan menjadi bagian dari program besar Soekarno mewujudkan Indonesia Raya, yang dikembangkan dari gagasan Tan Malaka soal Greater Indonesia, mencakup seluruh wilayah Sabah, Sarawak, Brunei, pecah hampir bersamaan dengan Pemberontakan Komunis Kalimantan Utara (1962) yang disokong RRC, sebagaimana G30SPKI (1965) yang disokong oleh RRC.
Sumber :
https://www.kompas.com/stori/read/20...luk-babi-gagal
https://www.kompas.com/stori/read/20...u-pgrs-paraku-
https://news.detik.com/berita/d-5198...-ke-mao-zedong
Hasil kompromi RI dan Malaysia bersama Kennedy soal status Kalimantan Utara (Sabah, Sarawak, Brunei) dimana Sabah dan Sarawak akan referendum untuk masuk Federasi Malaysia, lalu Brunei tetap di bawah Britania Raya, sedangkan Indonesia memperoleh hak referendum Papua (Irian Barat).
Kekalahan Mao Zedong di Asia Tenggara, semakin memperkuat soliditas Uni Sovyet yang sedang mengalami eskalasi dengan mantan partnernya di Perang Dunia II, yakni Atlantik Utara.
Rangkaian gelombang People Power sayap kiri untuk menggoyang sisa-sisa kekuatan diktator Eropa yang masih bercokol di Perancis (De Gaulle) dan mulai kembali diikuti dengan gejala kebangkitan kembali Ultra Nasionalis - Relijius di Italia (Leone) yang sedang bersaing ketat dengan Sayap Kiri Italia (Saragat, Aldo Moro), dianggap Atlantik Utara bisa menguntungkan Sovyet nantinya.
Sumber :
https://news.okezone.com/amp/2017/04...-gaulle?page=1
Seluruh eskalasi ini menggeliat usai kejatuhan Komunis Asia Tenggara (1963 - 1965), dan mulai memuncak di seluruh Eropa pada 1967 - 1968. Menghasilkan tiga peristiwa kunci, yakni :
- Prague Spring (Musim Semi Praha 1968) yang mengancam stabilitas Pakta Warsawa
- Berdirinya Republik Mawar (negara seluas 400 meter persegi, dibangun di atas permukaan laut oleh arsitek Giorgio Rosa di luar perbatasan Italia pada 1968, hanya berumur 155 hari) yang menghadang gejala kebangkitan kembali Ultra Nasionalis Relijius Italia dan memberi bahan bakar bagi jatuhnya De Gaulle.
- Pecahnya Pemberontakan Paris (jatuhnya De Gaulle 1968)
Sumber :
https://www.kompas.com/cekfakta/read...-pada?page=all
https://www.pinterpandai.com/rose-is...rimini-italia/
Deklarasi berdirinya ASEAN di Thailand pada 1967, secara geopolitik memang strategis, karena menjadi upaya kedua (setelah KAA) melahirkan arus baru kekuatan ketiga di tengah terkoyaknya Dunia Utara.
Lahirnya ASEAN memberi ruang upaya panjang mewujudkan Aliansi Selatan - Selatan, karena kehadiran ASEAN membuktikan bahwa Gerakan Non Blok yang dideklarasikan di Beograde, Yugoslavia (sekarang Serbia) pada 1961, bisa menghasilkan entitas nyata.
Sumber : https://intisari.grid.id/read/034132...geri-indonesia
Merujuk uraian di atas, sudah sangat tepat jika pemerintahan Prabowo - Gibran berencana melanjutkan cita-cita menjadikan Indonesia dan ASEAN sebagai motor penggerak bagi upaya mewujudkan Aliansi Selatan - Selatan.
Sumber :
Menguatnya kerjasama Investasi RI - Afrika yang digenjot pemerintahan Jokowi, dan kini jelang pergantian pemerintahan hendak diakselerasi oleh Menteri Investasi agar menghasilkan kerjasama Ekonomi ASEAN - Afrika yang lebih kuat lagi, otomatis akan semakin meningkatkan peluang mewujudkan Aliansi Selatan - Selatan di masa mendatang.






lorosukmo. dan 5 lainnya memberi reputasi
6
18K
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan