- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kenang Kampung Susun Akuarium, Anies: Puing Bekas Gusuran Jadi Hunian Diakui Dunia


TS
mnotorious19150
Kenang Kampung Susun Akuarium, Anies: Puing Bekas Gusuran Jadi Hunian Diakui Dunia

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengenang perjalanan panjang Kampung Susun Akuarium di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, yang menyabet penghargaan Gold Medal World Habitats Awards (WHA) 2024 pada peringatan Hari Perumahan Nasional, Minggu (25/8/2024).
Anies menggambarkan bagaimana kampung yang dulunya berupa puing-puing akibat penggusuran, kini diakui dunia sebagai salah satu Kampung Kota yang memenuhi kriteria hunian layak di Jakarta.
"Di (tahun) 2016 kalau datang ke sini rasanya enggak percaya. Di antara puing-puing, ada banyak air mata karena duka," kata Anies saat menyambangi Kampung Susun Akuarium, Minggu.
"Hari ini juga kita menyaksikan air mata, tapi air mata karena haru, karena keberhasilan. Mudah-mudahan jadi inspirasi buat tempat lain," ujar dia.
Anies menekankan bahwa transformasi Kampung Susun Akuarium adalah hasil dari kolaborasi yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dan berbagai elemen masyarakat.
"Pemerintah memiliki otoritas dan kemampuan fiskal, sedangkan civil society dan masyarakat memiliki ide, inovasi, dan pengalaman lapangan. Semua ini dijadikan satu dalam kolaborasi yang setara," kata dia.
Menurut dia, prinsip kesetaraan dalam kolaborasi ini adalah kunci sukses dalam membangun Kampung Susun Akuarium yang tertata dan layak huni.
Anies menambahkan, keberhasilan Kampung Susun Akuarium tidak hanya diukur dari hasil fisik, tetapi juga dari bagaimana kampung tersebut dapat dihidupkan kembali setelah sebelumnya berada dalam kondisi kumuh.
"Yang dihilangkan adalah kekumuhannya, tapi kampungnya dihidupkan, dijaga," kata Anies.
"Harapannya ini akan bisa dilaksanakan di lebih banyak lagi kampung di Jakarta, di kota-kota lain di Indonesia, dan dengan adanya pengakuan maka bisa jadi inspirasi untuk kota-kota lain di seluruh dunia," tambah dia.
Sementara itu, Direktur Rujak Center for Urban Studies (RCUS) Elisa Sutanudjaja mengungkapkan, penghargaan ini sudah ada sejak tahun 1986, di mana sudah ada sekitar 300-an Kampung Kota dari 90 negara yang mendapatkannya.
Menurut Elisa, untuk mendapatkan penghargaan tersebut tidaklah mudah, karena butuh kurang lebih satu tahun untuk proses seleksi.
"(Tim yang menilai) sampai mengirimkan tim peneliti independen, mewawancara kami selama satu minggu, ketemu pemerintah untuk benar-benar menguji apakah ini layak dihargai atau tidak," kata Elisa.
"Biasanya penghargaan seperti ini melihat inovasi seperti apa yang ditawarkan, lalu prosesnya bagaimana, apakah bisa di scale up, lalu keberlanjutannya bagaimana, dan apakah itu inovatif atau tidak. Jadi setelah diadu seluruh dunia dan akhirnya kami dan satu dari Belanda yang memenangkan gold medal," imbuh dia.
kompas.com




bengukrawe dan mbia memberi reputasi
2
468
43


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan