Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Warga Rempang Tak Bisa Maafkan Jokowi: Kami Belum Merdeka

Warga Rempang Tak Bisa Maafkan Jokowi: Kami Belum Merdeka
CNN Indonesia
Jumat, 16 Agu 2024 19:30 WIB
Bagikan:



Masyarakat Pulau Rempang berkumpul di Lapangan Sepakbola Dataran Muhammad Musa, Kampung Sembulang, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang untuk menolak relokasi atas PSN Rempang Eco-City, Rabu (11/10). (Foto: Arsip foto Tim Advokasi Rempang)
Tanjungpinang, CNN Indonesia -- Warga Pulau Rempang tak bisa memaafkan Presiden Joko Widodo. Hal ini menanggapi pidato kenegaraan Jokowi pada Sidang Tahunan MPR, Jumat (16/8).
Jokowi menyampaikan permintaan maaf atas kesalahan selama menjabat sebagai Presiden RI. Menurutnya, dia telah berupaya memberikan yang terbaik, meskipun tak bisa menyenangkan semua pihak.

Warga Kelurahan Sembulang Kecamatan Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, menilai permintaan maaf Jokowi tidak cukup meski beribu kali disampaikan.

Mereka menganggap Jokowi telah membuat warga Rempang menderita. Keluarga mereka terpecah belah, kampung mereka digusur akibat Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City.

"Maaf enggak cukup, dia dan kroninya harus hancur seperti hati kami yang hancur, keluarga kami yang terpecah belah, kampung kami yang mereka serang dan segala bentuk intimidasi. Beribu kata maaf tak akan cukup," kata Marsita, warga Kampung Sembulang Pasir Merah kepada CNNIndonesia.com, Jumat.

Dia mengatakan warga Rempang belum merasakan kemerdekaan pada HUT ke-79 Republik Indonesia. Sebab menurutnya, kampung mereka dijajah dan dirampas oleh pemerintah demi PSN Rempang Eco City.

Dia mengatakan di saat Jokowi dan para menterinya merayakan Hari Kemerdekaan di Ibu Kota Nusantara (IKN), sementara itu warga Pulau Rempang masih berjuang mempertahankan kampung leluhur dari kaki-tangan Proyek Rempang Eco City.

"Kami belum merdeka, mereka suka ria di Ibu Kota Nusantara (IKN), warga berjuang untuk kampung halaman," ujarnya.


Warga Rempang lainnya, Nia juga berpendapat serupa. Permintaan maaf Jokowi tidak bisa diterima. Dia menilai Jokowi gagal memimpin negara. Nia pun tak bisa percaya dengan semua yang diucapkan Jokowi, termasuk janjinya.

Menurutnya, warga Rempang teraniaya dengan proyek Rempang Eco City. Pemerintah tak memikirkan warga setempat yang tinggal secara turun-temurun selama bertahun-tahun sebelum PSN ada.

Dia menyarankan agar Jokowi segera bertaubat karena selama memipin negara banyak rakyat yang tersakiti.

"Dari dulu Jokowi itu sudah gagal dalam memimpin negara. Semua yang diucapkan Jokowi itu tak ada yang benar termasuk janjinya, semua itu bohong dan saya pribadi tak akan pernah memaafkan Jokowi sampai kapan pun termasuk cawe-cawe atau antek-antek dia," kata Nia dengan nada kesal saat dihubungi pada Jumat petang.

Baik Marsita maupun Nia mengaku tak bersemangat merayakan Hari Kemerdekaan RI pada tahun ini. Mereka menilai untuk apa merayakan HUT RI sementara tanahnya sendiri dirampas oleh pemerintah demi PSN Rempang Eco City.

Warga Rempang bahkan hendak memasang bendera setengah tiang pada 17 Agustus 2024, namun niat itu diurungkan demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Pada pidatonya yang terakhir kali sebagai Presiden di Sidang Tahunan MPR RI, Jokowi beberapa kali menyampaikan permintaan maaf.

"Saya dan Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma'ruf Amin mohon maaf. Mohon maaf untuk setiap hati yang mungkin kecewa, untuk setiap harapan yang mungkin belum bisa terwujud, untuk setiap cita-cita yang mungkin belum bisa tergapai. Sekali lagi, kami mohon maaf," kata Jokowi di Sidang Tahunan MPR di Jakarta, Jumat (16/8).

Jokowi mengatakan tugas menjadi presiden dan wakil presiden berat. Dia sudah menyadari hal itu sejak hari pertama mengemban jabatan ini. Meski begitu, ia tak menyerah. Jokowi sadar dia tak sendirian menghadapi berbagai tantangan. Dia percaya ada rakyat yang selalu mendukung dan mendoakan.

"Senyum, sapa, dan doa Bapak, Ibu, dan saudara-saudara se-Bangsa se-Tanah Air adalah sumber kekuatan saya," ujarnya.

https://www.cnnindonesia.com/nasiona...belum-merdeka.



Warga Pulau Rempang Menangis, Tolak PSN Rempang Eco City
Warga Rempang Tak Bisa Maafkan Jokowi: Kami Belum Merdeka

Warga Pulau Rempang kembali menggelar aksi tolak relokasi PSN Rempang Eco City pada Minggu (18/8) sore. (CNN Indonesia/Arpandi)
Tanjung Pinang, CNN Indonesia -- Warga Pulau Rempang di Kecamatan Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, kembali menggelar aksi tolak relokasi Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City pada Minggu (18/8) sore.
Aksi tolak relokasi PSN Rempang Eco City digelar warga Pulau Rempang dengan berbagai kegiatan, seperti pawai keliling menggunakan mobil pick up, hingga membawa hasil pertanian dari sembulang ke simpang sungai raya.

Selain itu, peserta aksi juga berorasi, aksi silat, hingga pembacaan pantun aksi tolak PSN Rempang Eco City. Bahkan, ada seorang ibu menangis tersedu-sedu yang merasa sedih tanah milik nenek moyangnya mau dirampas pemerintah.


"Jangan diambil tanah kami, pak. Jangan ambil tanah saya, pak, tanah nenek moyang saya, pak. Saya mau diam di mana, pak? Anak saya mau sekolah, jangan ambil pak", pinta Nora, seorang warga dari Pasir Merah.

Roziana, warga dari kampung yang sama, mengatakan ia tetap menolak PSN Rempang Eco City lantaran tanah itu merupakan adat ulayat dan tanah nenek moyang yang harus dijaga.

Ia mengatakan HUT RI tahun ini warga Pulau Rempang tidak merayakan kegiatan seperti permainan rakyat karena merasa belum merdeka.


Mereka merasa kampung belum aman dari kaki dan tangan pemerintah yang ingin merampas Pulau Rempang demi SPN Rempang Eco City.

"Baru tahun ini kami tidak merayakan 17 Agustus karena bagi kami belum merdeka. Kampung kami saat ini belum aman karena masih ingin dirampas oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab", ujar Roziana.

Lebih lanjut, aksi tolak PSN diikuti ratusan warga di Pulau Rempang yang tersebar di 16 titik kampung tua. Beberapa di ataranya, Kampung Sembulang, Pasir Panjang, Blongkeng, Rempang Cate, hingga Tanjung Kertang.

Warga Tanjung Kelengking, Pantai Melayu, Sungai Raya, Hulu Buton, Monggak, Tanjung Colem, Pantai Kalat, Sungai buluh, Dapur Enam, Tanjung Banon, dan Pasir Merah juga ikut turun.

"Harapan saya, mohon kepada pemerintah dengarlah keluh kesah hati kami sebagai rakyat kecil sebab kami ingin mengadu ke siapa. Kami sudah merasa aman ditempat kami, damai, tentram. Janganlah diganggu, biarkan kami hidup di sini dengan anak-anak kami, ibu-ibu kami, nenek moyang kami. Jangan dirampas tanah kelahiran kami", harap Roziana.

https://www.cnnindonesia.com/nasiona...pang-eco-city.

Penderitaan rakyat Rempang
soelojo4503Avatar border
sujimeAvatar border
ARSheccaAvatar border
ARShecca dan 4 lainnya memberi reputasi
5
229
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan