- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
Jangan Lupakan Sejarah! Ada Perempuan Berjilbab Lho Saat Pengibaran Merah Putih 1945!


TS
harrywjyy
Jangan Lupakan Sejarah! Ada Perempuan Berjilbab Lho Saat Pengibaran Merah Putih 1945!

Sumber Gambar
Selamat Datang di Thread TS!

Polemik terkait dugaan pemaksaan pelepasan jilbab bagi remaja muslim yang tergabung dalam Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) 2024 menimbulkan gelombang reaksi dari publik, khususnya dari tokoh-tokoh organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam. Peristiwa ini mencuat di tengah persiapan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang seharusnya menjadi momen persatuan. Namun, kasus ini justru membuka perdebatan baru mengenai kebebasan beragama dan representasi identitas dalam upacara kenegaraan.
Jika kita melihat kembali sejarah bangsa, polemik mengenai jilbab dalam Paskibraka seharusnya tidak perlu terjadi. Pada saat pengibaran Bendera Merah Putih pertama kali pada 17 Agustus 1945, Ibu Fatmawati Soekarno, istri Presiden Soekarno, mengenakan jilbab. Ibu Fatmawati bukan hanya sosok penting dalam sejarah bangsa, tetapi juga menjadi simbol wanita Muslim yang turut ambil bagian dalam momen bersejarah tersebut tanpa harus mengorbankan identitasnya sebagai seorang Muslimah.

Sumber Gambar
Sejarawan JJ Rizal mengkonfirmasi bahwa dalam salah satu foto pengibaran Bendera Pusaka yang diabadikan dalam otobiografi Sukarno, Bung Karno, Juru Bicara Rakyat Indonesia, yang disusun oleh Cindy Adams, sosok yang mengenakan jilbab itu memang adalah Ibu Fatmawati. Keberadaan Ibu Fatmawati dalam momen penting tersebut menunjukkan bahwa penggunaan jilbab tidak pernah bertentangan dengan semangat kebangsaan atau nilai-nilai persatuan yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia.
Pertanyaannya kemudian, jika pada masa awal kemerdekaan penggunaan jilbab tidak dipermasalahkan dalam konteks kenegaraan, mengapa sekarang hal tersebut menjadi polemik? Apakah dalam upaya untuk menegakkan semangat Bhinneka Tunggal Ika, kita harus mengorbankan kebebasan individu dalam menjalankan keyakinan agamanya? Bukankah salah satu kekuatan Indonesia sebagai bangsa yang plural adalah kemampuannya untuk menghargai perbedaan, termasuk dalam hal berbusana sesuai dengan keyakinan agama?

Sumber Gambar
Perlu diingat bahwa Indonesia didirikan atas dasar keberagaman, dan menghormati perbedaan agama serta budaya merupakan bagian dari prinsip kebangsaan kita. Paskibraka, sebagai simbol persatuan bangsa, seharusnya mencerminkan nilai-nilai tersebut, bukan mengekang identitas keagamaan anggotanya. Jika memakai jilbab dianggap kurang sesuai dengan prinsip kebhinekaan, maka kita perlu mengingat kembali peran Ibu Fatmawati dalam sejarah bangsa ini—seorang wanita berhijab yang memainkan peran sentral dalam momen sakral kemerdekaan.
Dengan demikian, kasus ini seharusnya menjadi momentum untuk merefleksikan kembali pemahaman kita tentang persatuan dan kebhinekaan. Kebebasan beragama adalah bagian integral dari identitas nasional kita. Menghormati remaja putri yang memilih untuk tetap mengenakan jilbab saat bertugas di Paskibraka tidak akan mengurangi nilai kesatuan, melainkan justru memperkuatnya. Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi toleransi, Indonesia harus memastikan bahwa setiap warganya merasa dihormati dan diterima dalam semua lapisan masyarakat, termasuk dalam simbol-simbol kenegaraan seperti Paskibraka.
Sumber Valid (baca baik-baik):
Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3
Terima Kasih Sudah Mampir, Jangan Lupa Komen danCendolnya Gan!









harsontol dan 5 lainnya memberi reputasi
4
296
12


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan