Quote:
SEORANG peserta pendidikan dokter spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah dikabarkan meninggal dunia. Dokter muda tersebut diduga bunuh diri di kamar kosnya.
Kabar meninggalnya seorang dokter PPDS yang tengah menempuh pendidikan di di RSUP dr Kariadi Semarang tersebut ramai dibicarakan di media sosial X. Salah satu yang menginfokan kabar tersebut adalah dokter Andi Khomeini Takdir. Dalam akunnya @dr_koko28, ia juga membahas soal isu depresi pada peserta PPDS.
“Innalillahi wa inna ilaihi raaji'uun. Dengar kabar ada dokter PPDS yang meninggal. Diduga bunuh diri. Ternyata tahun lalu, beliau sempat mengisi survei Kemenkes soal depresi. Sebuah kehilangan berharga,” kata Andi, Rabu, (14/8).
Quote:
“Apapun penyebab kematian beliau, harusnya itu jadi kasus yang pertama dan terakhir. Bagaimana kita memandang dan memperlakukan dokter junior dan PPDS ini jelas perlu bentuk pendekatan baru yang lebih memanusiakan mereka. Resiprokal,” tambahnya.
Seperti diketahui, isu soal kesehatan mental bagi para dokter PPDS telah mencuat sejak beberapa tahun terakhir. Salah satu penyebabnya diduga adalah perundungan dan senioritas yang marak terjadi di kalangan dokter peserta PPDS. Berbagai laporan soal bullying hingga menyebabkan depresi bagi dokter PPDS itu bahkan sampai membuat Kemenkes buka suara.
Kemenkes salah satunya menyediakan layanan kesehatan jiwa bagi para peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) melalui sejumlah upaya, seperti konsultasi daring yang dapat diakses di seluruh RS jiwa milik Kemenkes.
Terdapat tiga rumah sakit Kementerian Kesehatan yang siap membantu para peserta, di antaranya RS Marzoeki Mahdi, RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, dan RS Soeharto Heerdjan.
Quote:
Komen TS:
Turut berduka untuk korban.
Di sosmed X ramai disebut bahwa pihak terkait berusaha menutupi dengan menyebut korban sering menyuntikkan obat itu ke tubuhnya karena sakit saraf kejepit.
Namun dari hasil pemeriksaan ditemukan buku harian korban yang menyebut korban tak kuat menahan perundungan hingga akhirnya bundir.
