

TS
si.matamalaikat
Untuk Pertama Kali, Helikopter Rusia Ditembak Jatuh Drone
Quote:
Drone telah menjadi masalah pelik bagi Rusia dan Ukraina, harganya yang murah serta proses produksi yang cepat, membuat senjata ini begitu mematikan sekaligus menakutkan. Bicara soal efektivitas drone, sekitar seminggu yang lalu, helikopter Mi-8 AMTSh milik Rusia disengat drone Ukraina.
Kejadian terjadi pada Rabu pagi (31/07/2024), di wilayah Donetsk yang diduduki Rusia. Jatuhnya Mi-8 juga telah dikonfirmasi oleh blogger militer Rusia di Telegram. Para blogger pro-Kremlin tersebut mengatakan, helikopter diserang tak lama setelah lepas landas. Dalam posisi ini, helikopter sedang berada di kcepatan rendah, sehingga menjadikannya mudah untuk ditargetkan.
Tidak diketahui berapa jumlah korban yang meninggal, tapi akun Telegram Rusia mengatakan ada kru yang alami luka dan meninggal. Ini adalah kasus pertama di mana drone Ukraina berhasil menjatuhkan helikopter Rusia. Sebelumnya mereka sudah sering menargetkan helikopter tersebut, tapi upaya mereka biasanya gagal. Selain helikopter, Ukraina juga memakai drone untuk menjatuhkan drone Rusia yang memasuki wilayah udaranya.
Pada 7 Agustus 2024, muncul rekaman menunjukkan helikopter serang Mi-28 Havoc dientup drone FPV Ukraina. Video itu direkam oleh drone Ukraina, dalam rekaman, drone menyerang bagian ekor helikopter. Sayangnya video terputus setelah serangan, sehingga saat ini belum diketahui bagaimana nasib helikopter tersebut ? Diduga Mi-28 diserang di wilayah Kursk. Sebagai tambahan informasi bagi Agan, sekitar seribu pasukan Ukraina telah memasuki Kursk yang merupakan wilayah Rusia di perbatasan.
Rotor ekor pada helikopter menyediakan torsi untuk melawan rotor utama (yang berputar searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam). Dalam kasus Mi-28, jika rotor berhenti berfungsi akibat serangan drone; helikopter akan mulai berputar ke arah yang berlawanan dengan rotor utama. Dalam skenario terbaik, pilot akan memasuki fase autorotasi dan melakukan pendaratan darurat. Dalam kasus terburuk, hal itu akan menyebabkan kecelakaan. Semakin rendah dan lambat helikopter terbang saat kehilangan rotor ekornya, semakin kecil kemungkinan pilot akan selamat.
Sementara itu, ada juga laporan yang mengatakan jika helikopter serang Ka-52 juga jatuh di Kursk akibat serangan drone. Tapi, untuk kasus Ka-52 belum bisa diverifikasi kebenarannya, meski sudah ada foto yang beredar. Seandainya benar, maka Rusia telah kehilangan 3 helikopter akibat serangan drone.
Menurut The War Zone, harga satu Mi-8 sekitar US$15 juta atau sekitar Rp 243 miliar. Sementara harga drone yang dipakai Ukraina sekitar puluhan juta sampai ratusan juta. Masih merangkum dari artikel yang sama, saat ini pihak Ukraina sedang mengembangkan drone kamikaze dengan teknologi AI yang beroperasi dengan sistem relay udara.
Kombinasi AI dengan sistem Automatic Target Recognition (ATR), membuat drone dapat mencocokkan gambar yang telah diprogram dalam bank memorinya untuk membantu navigasi dan akuisisi target. Dengan begitu, drone bisa memilih targetnya sendiri tanpa perlu diarahkan oleh operator. Meski jumlahnya belum banyak, tapi beberapa drone yang dipakai Ukraina punya kemampuan baru tersebut.
Fakta di lapagan menunjukkan, drone telah membuat rantai logistik Rusia terputus. Hal itu disampaikan oleh wartawan Rusia bernama Alexander Kharchenko. Selama Perang Patriotik Raya, para prajurit diberi makanan hangat dua kali sehari di parit, sementara seorang prajurit modern tidak dapat membayangkan hak istimewa seperti itu. Ada bahan makanan di gudang, tetapi mustahil untuk mengirimkan makanan ke garis depan, karena jumlah drone terus bertambah.
Kharchenko menambahkan, tahun lalu Rusia berhasil mengirim logistik sejauh 1 kilometer dari garis depan dekat Robotyne di Zaporizhzhia Oblast, tetapi sekarang tidak lagi karena drone Ukraina terus bertambah. Kini logistik dikirim dari jarak 8 hingga 10 km dari garis depan. Menurut Kharchenko, kebutuhan di garis depan sangat besar dan pilihan transportasi sangat terbatas.
Hal ini memaksa Rusia beralih ke drone FPV untuk mengirim logistik, tetapi drone FPV terlalu kecil untuk membawa barang yang lebih banyak. Rusia sudah mengembangkan drone yang lebih besar untuk mengirim logistik, namun Kharchenko belum melihat drone itu di garis depan. Di sisi lain, helikopter pun kini mulai tidak aman saat terbang di langit Ukraina, hal ini menandai evolusi drone yang begitu cepat mengikuti perkembangan di garis depan perang modern.
Referensi Tulisan: The War Zone
Sumber Foto: sudah tertera
Kejadian terjadi pada Rabu pagi (31/07/2024), di wilayah Donetsk yang diduduki Rusia. Jatuhnya Mi-8 juga telah dikonfirmasi oleh blogger militer Rusia di Telegram. Para blogger pro-Kremlin tersebut mengatakan, helikopter diserang tak lama setelah lepas landas. Dalam posisi ini, helikopter sedang berada di kcepatan rendah, sehingga menjadikannya mudah untuk ditargetkan.
Tidak diketahui berapa jumlah korban yang meninggal, tapi akun Telegram Rusia mengatakan ada kru yang alami luka dan meninggal. Ini adalah kasus pertama di mana drone Ukraina berhasil menjatuhkan helikopter Rusia. Sebelumnya mereka sudah sering menargetkan helikopter tersebut, tapi upaya mereka biasanya gagal. Selain helikopter, Ukraina juga memakai drone untuk menjatuhkan drone Rusia yang memasuki wilayah udaranya.
Pada 7 Agustus 2024, muncul rekaman menunjukkan helikopter serang Mi-28 Havoc dientup drone FPV Ukraina. Video itu direkam oleh drone Ukraina, dalam rekaman, drone menyerang bagian ekor helikopter. Sayangnya video terputus setelah serangan, sehingga saat ini belum diketahui bagaimana nasib helikopter tersebut ? Diduga Mi-28 diserang di wilayah Kursk. Sebagai tambahan informasi bagi Agan, sekitar seribu pasukan Ukraina telah memasuki Kursk yang merupakan wilayah Rusia di perbatasan.
Quote:
Rotor ekor pada helikopter menyediakan torsi untuk melawan rotor utama (yang berputar searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam). Dalam kasus Mi-28, jika rotor berhenti berfungsi akibat serangan drone; helikopter akan mulai berputar ke arah yang berlawanan dengan rotor utama. Dalam skenario terbaik, pilot akan memasuki fase autorotasi dan melakukan pendaratan darurat. Dalam kasus terburuk, hal itu akan menyebabkan kecelakaan. Semakin rendah dan lambat helikopter terbang saat kehilangan rotor ekornya, semakin kecil kemungkinan pilot akan selamat.
Sementara itu, ada juga laporan yang mengatakan jika helikopter serang Ka-52 juga jatuh di Kursk akibat serangan drone. Tapi, untuk kasus Ka-52 belum bisa diverifikasi kebenarannya, meski sudah ada foto yang beredar. Seandainya benar, maka Rusia telah kehilangan 3 helikopter akibat serangan drone.
Menurut The War Zone, harga satu Mi-8 sekitar US$15 juta atau sekitar Rp 243 miliar. Sementara harga drone yang dipakai Ukraina sekitar puluhan juta sampai ratusan juta. Masih merangkum dari artikel yang sama, saat ini pihak Ukraina sedang mengembangkan drone kamikaze dengan teknologi AI yang beroperasi dengan sistem relay udara.
Kombinasi AI dengan sistem Automatic Target Recognition (ATR), membuat drone dapat mencocokkan gambar yang telah diprogram dalam bank memorinya untuk membantu navigasi dan akuisisi target. Dengan begitu, drone bisa memilih targetnya sendiri tanpa perlu diarahkan oleh operator. Meski jumlahnya belum banyak, tapi beberapa drone yang dipakai Ukraina punya kemampuan baru tersebut.
Quote:
Fakta di lapagan menunjukkan, drone telah membuat rantai logistik Rusia terputus. Hal itu disampaikan oleh wartawan Rusia bernama Alexander Kharchenko. Selama Perang Patriotik Raya, para prajurit diberi makanan hangat dua kali sehari di parit, sementara seorang prajurit modern tidak dapat membayangkan hak istimewa seperti itu. Ada bahan makanan di gudang, tetapi mustahil untuk mengirimkan makanan ke garis depan, karena jumlah drone terus bertambah.
Kharchenko menambahkan, tahun lalu Rusia berhasil mengirim logistik sejauh 1 kilometer dari garis depan dekat Robotyne di Zaporizhzhia Oblast, tetapi sekarang tidak lagi karena drone Ukraina terus bertambah. Kini logistik dikirim dari jarak 8 hingga 10 km dari garis depan. Menurut Kharchenko, kebutuhan di garis depan sangat besar dan pilihan transportasi sangat terbatas.
Hal ini memaksa Rusia beralih ke drone FPV untuk mengirim logistik, tetapi drone FPV terlalu kecil untuk membawa barang yang lebih banyak. Rusia sudah mengembangkan drone yang lebih besar untuk mengirim logistik, namun Kharchenko belum melihat drone itu di garis depan. Di sisi lain, helikopter pun kini mulai tidak aman saat terbang di langit Ukraina, hal ini menandai evolusi drone yang begitu cepat mengikuti perkembangan di garis depan perang modern.
--------------
Referensi Tulisan: The War Zone
Sumber Foto: sudah tertera
Diubah oleh si.matamalaikat 08-08-2024 09:27





69banditos dan 6 lainnya memberi reputasi
7
646
18


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan