Kaskus

News

harrywjyyAvatar border
TS
harrywjyy
Dijanjikan Jokowi, Kini Joni Pemanjat Tiang Bendera Malah Gagal Lolos Seleksi TNI!
Dijanjikan Jokowi, Kini Joni Pemanjat Tiang Bendera Malah Gagal Lolos Seleksi TNI!
Sumber Gambar

Selamat Datang di Thread TS!

emoticon-Baby Boy

Kisah pemuda bernama Joni, yang pernah viral karena aksinya memanjat tiang bendera pada peringatan HUT ke-73 RI, berlanjut dengan lika-liku perjalanan hidup yang tidak mudah. Meskipun dulu sempat dijanjikan oleh Presiden Joko Widodo untuk masuk TNI saat masih kecil, harapannya kini harus tertunda. Joni gagal lolos seleksi penerimaan Bintara TNI AD tahun 2024, dengan alasan yang diduga adalah karena tinggi badannya yang hanya 157 sentimeter. Kisah Joni ini menarik perhatian publik dan menimbulkan berbagai reaksi.

Kegagalan Joni menjadi anggota TNI menunjukkan betapa ketatnya persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi bagian dari institusi militer. Tinggi badan sering kali menjadi salah satu syarat penting, dan ini mungkin terasa tidak adil bagi mereka yang memiliki semangat juang tinggi dan integritas namun tidak memenuhi kriteria fisik. Kasus Joni mengingatkan kita bahwa sistem rekrutmen yang ada perlu ditinjau kembali agar bisa lebih inklusif tanpa mengorbankan standar yang dibutuhkan untuk tugas militer.

Dijanjikan Jokowi, Kini Joni Pemanjat Tiang Bendera Malah Gagal Lolos Seleksi TNI!
Sumber Gambar

Joni, yang baru saja lulus dari SMA Negeri 1 Atambua pada tahun 2024, memiliki niat yang sangat kuat untuk menjadi abdi negara. Meskipun gagal dalam seleksi pertama, Joni menunjukkan keteguhan hatinya dengan terus mempersiapkan diri. Dia tinggal bersama salah satu anggota TNI di asrama Kompi Senapan B Yonif Raider 744 Satya Yudha Bhakti, di mana dia menjalani kehidupan yang penuh disiplin dan rajin berolahraga. Ketekunan dan semangatnya ini patut diapresiasi dan dijadikan contoh bagi pemuda lainnya.

Ketika Joni pergi ke Kupang untuk mengikuti seleksi penerimaan Bintara TNI AD 2024, ia mungkin memiliki harapan besar bahwa kerja kerasnya akan membuahkan hasil. Namun, setelah melalui validasi di Ajenrem 1604/Wirasakti Kupang, Joni dinyatakan tidak lulus. Kekecewaan ini tentu berat baginya, terutama mengingat janji yang pernah diberikan oleh Presiden Jokowi. Namun, kegagalan ini tidak seharusnya menjadi akhir dari impiannya.

Sebagai masyarakat, kita harus mendukung dan memotivasi Joni untuk terus berjuang. Setiap kegagalan adalah pelajaran berharga dan langkah menuju kesuksesan. Dengan niat yang kuat dan kerja keras yang konsisten, Joni memiliki peluang untuk meraih cita-citanya, baik di bidang militer maupun di jalur lain yang mungkin lebih sesuai dengan kualifikasinya. Pemerintah dan institusi terkait juga perlu memberikan dukungan yang memadai bagi Joni dan pemuda-pemuda lainnya yang bersemangat untuk mengabdi kepada negara.

Pertanggungjawaban Presiden Joko Widodo terhadap kasus Joni yang gagal masuk TNI meskipun sudah ada janji merupakan isu kompleks yang melibatkan berbagai lapisan administrasi dan kebijakan. Sebagai Presiden, Jokowi memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa sistem pemerintahan dan instansi terkait berfungsi dengan baik dan transparan. Namun, dalam konteks rekrutmen TNI, tanggung jawab langsung terhadap individu seperti Joni biasanya berada di bawah wewenang instansi yang lebih spesifik, seperti panitia seleksi atau Kementerian Pertahanan. Presiden, dalam hal ini, lebih berperan dalam menentukan kebijakan umum dan memastikan bahwa prosedur administrasi berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dijanjikan Jokowi, Kini Joni Pemanjat Tiang Bendera Malah Gagal Lolos Seleksi TNI!
Sumber Gambar

Meskipun demikian, sebagai kepala negara, Jokowi memiliki tanggung jawab moral dan politik untuk memastikan bahwa proses rekrutmen di instansi militer dilakukan secara adil dan transparan. Jika ada indikasi bahwa janji atau komitmen yang telah diberikan tidak ditepati, hal ini dapat mencerminkan kelemahan dalam sistem administrasi yang harus diperbaiki. Tugas Presiden adalah memimpin dan memotivasi reformasi yang diperlukan untuk memperbaiki mekanisme seleksi dan memastikan bahwa janji-janji yang dibuat kepada masyarakat, termasuk calon anggota TNI, dipenuhi dengan serius.

Dalam situasi seperti ini, penting bagi masyarakat untuk memiliki saluran untuk menyampaikan keluhan dan mengajukan tuntutan. Presiden Jokowi, bersama dengan pejabat terkait, harus memberikan perhatian pada kasus-kasus seperti Joni untuk memastikan bahwa janji yang diberikan tidak hanya menjadi kata-kata kosong. Peningkatan sistem pengawasan dan akuntabilitas dalam proses rekrutmen bisa menjadi langkah penting untuk mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan. Dengan demikian, tanggung jawab Jokowi dalam konteks ini tidak hanya terbatas pada tindakan korektif, tetapi juga pada pencegahan dan perbaikan sistem yang lebih luas.

Akhirnya, kisah Joni adalah refleksi dari semangat juang yang tidak kenal menyerah. Meskipun menghadapi berbagai rintangan, Joni terus berusaha dan tidak kehilangan harapan. Semoga dengan dukungan yang tepat dan ketekunan yang ia miliki, Joni dapat mencapai impian menjadi anggota TNI atau menemukan jalan lain untuk mengabdi kepada negara dengan cara yang tak kalah mulia. Kisahnya menginspirasi kita semua untuk tidak menyerah pada impian, meskipun jalan menuju kesuksesan penuh dengan tantangan dan cobaan.

Sumber Valid (baca baik-baik):
Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3

Terima Kasih Sudah Mampir, Jangan Lupa Komen danCendolnya Gan!

emoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Gan
Diubah oleh harrywjyy 06-08-2024 12:58
wansong227943Avatar border
leevijaya411Avatar border
namikimi205240Avatar border
namikimi205240 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
159
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan