- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Jelang Kemenangan Trump, Prabowo – Putin Bangun Matahari Buatan di RI


TS
iqbalballe
Jelang Kemenangan Trump, Prabowo – Putin Bangun Matahari Buatan di RI

Sumber : Detik
Peluang Donald Trump memenangkan Pilpres Amerika Serikat (AS) pada pemilihan November 2024 mendatang tak menyurut kendati telah mundurnya Joe Biden dan majunya Kamala Harrris sebagai Capres dari Partai Demokrat AS.
Meski euforia naiknya Kamala Harris sempat mengangkat posisi 2 poin terhadap Trump, namun secara peluang tetap masih belum memadai bagi Kamala Harris untuk memenangkan Pilpres AS.
Sumber : https://www.forbes.com/sites/sarador...eys-this-week/
Ada beberapa faktor yang akan menjadi faktor kunci bagi kekalahan Kamala Harris, yakni:
1. Fakta akan berbicara bahwa pemerintahan Joe Biden gagal mewujudkan perekonomian AS yang stabil, dikarenakan Joe Biden gagal total menjamin stabilitas dunia.
Kekacauan merajalela, mulai dari Perang Laut Hitam yang tak kunjung usai, Perang Gaza, Perang Negev - Golan, ancang-ancang Perang Israel vs Iran, ketegangan China vs Taiwan - Jepang - Filipina, Perang bully Korea vs Korea Utara, hingga ancaman Perang Laut Hitam menembus pagar Polandia dan Austria dalam 5 tahun ke depan yang menjadi perhatian NATO.
Sumber :
https://news.okezone.com/read/2024/0...ekade?page=all
https://www.cnbcindonesia.com/news/2...a-penuh-perang
https://www.bbc.com/indonesia/articl...s/cp084eyg0myo
https://news.detik.com/dw/d-7428466/...mi-lawan-china
https://internasional.kontan.co.id/n...us-korea-utara
2. Profil dan haluan Kamala Harris akan melengkapi stigma 'Creative Ambiguity' yang banyak dilabeli dunia dan internal AS kepada Joe BIden yang kerap menggunakan kosakata dan istilah yang dapat membuat sikap AS era Joe Biden melakukan dua hal yang bertentangan atau standar ganda.
Kritikus menyebut siasat Joe Biden ini sebagai 'Ambiguitas yang kreatif' untuk berstandar ganda ria.
Sumber : https://kumparan.com/kumparannews/me...el-239TtbTTzvK
Terlebih haluan Kamala Harris yang sejak awal membela posisi Israel dengan jargonnya yang bersama Israel dalam hal melawan terorisme Hamas dan Hizbullah, serta pandangan bahwa Israel punya hak untuk membela dirinya dari terorisme Hamas dan Hizbullah meski perlu lebih melakukan usaha untuk melindungi warga sipil, akan semakin membuat posisi Partai Demokrat AS belum bisa lolos dari stigma 'Creative Ambiguity', alias munafik.
Tak heran, mundurnya Joe Biden dan majunya Kamala Harris langsung diikuti guyuran dana besar dari para pengusaha Israel kepada Partai Demokrat AS dan Tim Sukses Kamala Harris.
Sumber : https://infobanknews.com/dukungan-me...dalam-sepekan/
Bukan kebetulan, suami Kamala adalah seorang etnis Yahudi. Bahkan, PM Israel Benjamin Netanyahu langsung berkunjung ke AS, meski Kamala tak hadir dalam pidato Netanyahu di Kongres AS, namun pertemuan Netanyahu dengan Joe Biden dan Kamala Harris terjadi secara tertutup di Gedung Putih.
Sumber : https://www.voaindonesia.com/a/berte...-/7713704.html
Rencana Program Kamala Harris soal Israel dan Palestina akan menjadi sandungan paling besar dalam menghasilkan gol bunuh diri bagi Demokrat AS.
3. Sementara Donald Trump sejauh ini lebih rasional, bahkan sejak memerintah AS pada 2016 – 2020.
Pemerintahan Trump tidak berupaya mencampuri urusan negara lain yang tidak memiliki korelasi aktif dengan perekonomian AS.
Itulah sebabnya, Trump lebih memprioritaskan proteksi ekonomi AS dari invasi ekonomi China dan tidak terlalu mengurusi agresivitas Rusia terhadap Uni Eropa dan NATO. Kalaupun mengurusi hanya sebatas mendorong agar terjadi perundingan.
Sebab tidak ada upaya imperialisme ekonomi Russia ke AS. Termasuk soal Israel.
Bagi Trump, urusan Israel dengan Palestina adalah urusan domestik Israel, sedangkan urusan Israel dengan Hamas dan Hizbullah sekedar urusan perdagangan Senjata AS kepada Israel.
Berbeda dengan karakteristik Demokrat AS yang arah politik globalnya digerakkan oleh suatu nilai idealisme tertentu, sehingga seringkali rezim Demokrat AS membawa Negeri Paman Sam bertindak sebagai Polisi Demokrasi - Humanisme bagi seluruh dunia, mencampuri urusan negara lain.
Padahal urusan-urusan itu seringkali tidak memiliki dampak ekonomi terhadap AS.
Sederhananya, Demokrat AS lebih mirip gerakan jihad untuk menegur siapa pun yang dianggap tidak sesuai nilai dirinya, sedangkan Republic AS lebih bersikap pragmatis dalam menyikapi jalan yang dipilih negara lain.
Karakteristik ini sebetulnya berubah total dan terbalik, sejak memasuki abad 21 (tahun 2000-an ke atas).
Penolakan massif berbagai negara dan elemen masyarakat di berbagai sektor terhadap Rancangan Akselerasi Neo Liberalisme pada 1990-an, melahirkan aliran pemikiran baru yang disebut Sosialisme Abad 21.
Sumber : https://thetricontinental.org/wenhua...first-century/
Pemikiran baru tersebut difasilitasi besar-besaran oleh organisasi Sosialisme Internasional, hingga menghasilkan gelombang besar kemenangan partai-partai beraliran Sosialisme Demokrasi (Sosdem) di seluruh benua, termasuk Eropa.
Hal ini pula yang telah mendorong Demokrat AS menjadi lebih agresif mendorong Universalitas Cara Pandang Dunia, menjadikannya sebagai pembawa gelar POLISI DEMOKRASI - HUMANISME, merebutnya dari tangan Republic AS yang pada era Perang Dingin memegang gelar ini.
Sebaliknya, perubahan sikap Republic AS menjadi fokus pada prioritas pada ancaman pada hal-hal yang berdampak nyata pada ekonomi AS dan lebih pragmatis menyikapi berbagai konflik di dunia, termasuk dalam menyikapi jalan yang dipilih negara-negara lain pada sistem negaranya.
Perubahan sikap Republic AS dipicu oleh kesalahan besar George Bush Junior mengacak-acak Irak dan gagal membuktikan adanya pengayaan uranium Saddam Hussein.
Realitanya saat ini, pemerintahan Republic AS jauh lebih jujur, sedangkan pemerintahan Demokrat AS jauh lebih munafik dan penuh kebohongan berkemas Creative Ambiguity.
Tiga poin di atas jelas akan menjadi faktor yang memenangkan Donald Trump sebagai Presiden AS 2024 s/d 2028.
Sebab, haluan Republican di Abad 21 yang lebih pragmatis menyikapi negara-negara yang berbeda idealisme, selama tidak berkorelasi terhadap ekonomi AS, terbukti mampu mebuahkan hasil.
Seperti Donald Trump yang berhasil menghasilkan kesepakatan dengan Russia, Saudi, Korea Utara, bahkan berhasil mengendalikan China ketika memerintah dari 2016 s/d 2020.
Trump yang mengedepankan prinsip pragmatis ala bisnismen, dalam arti tutup mata pada sistem monarki absolut Saudi, sistem oligarki Russia, sistem diktator proletariat Korea Utara, lebih berhasil mencapai kesepakatan, karena hanya tinggal tarik ulur suplai vs demand dalam negosiasi, tanpa perlu bicara standarisasi moral dan idealisme seperti yang menjadi haluan Demokrat AS di Abad 21.
Sehingga, suka atau tidak suka, Trump akan menjadi pilihan rasional bagi Eropa, Russia, Semenanjung Korea, Asia Tenggara, Amerika Latin, dan sebagainya untuk diharapkan menjadi Presiden AS berikutnya.
Lantaran, realitanya, pemerintahan Joe Biden dan Kamala Harris tak lebih dari omong kosong besar dalam menciptakan stabilitas geopolitik global.
Oleh karenanya, kemenangan Trump akan memberi posisi strategis bagi Russia dalam mengesahkan posisi legalnya di Ukraina Timur, bagi Israel dalam memberantas Terorisme Hamas di Gaza dan Terorisme Hizbullah di Lebanon.
Kedua konflik akan diklasifikasikan sebagai urusan domestik Russia dan Israel.
Kemenangan Trump juga akan memperbesar potensi Trump melanjutkan proposal Persatuan Korea, imbas kegagalan Joe Biden meredam Perang Bully Korea vs Korea Utara.
Dengan demikian, kemenangan Prabowo - Gibran pada Pilpres RI 2024 yang langsung diikuti dengan kemenangan Putin pada Pemilu Russia 2024, serta akan diakhiri dengan kemenangan Trump pada Pilpres AS 2024, akan menghasilkan posisi strategis Republic AS dan Russia selama beberapa tahun ke depan.
Sebagai informasi bagi yang belum tahu, Joe Kowi dan Joe Biden telah melakukan penandatangan kerjasama Comprehensive Strategic Partnership RI - AS pada November 2023 yang digawangi Gedung Putih dan Langley bersama Dubes RI untuk Washington DC.
Nantinya kerjasama ini menempatkan RI sebagai partner utama AS yang menempatkan RI sejajar dengan Jepang dan Israel dalam kacamata AS.
Sumber : https://www.ekon.go.id/publikasi/det...ic-partnership
Langkah Prabowo mendorong dan melanjutkan aliansi strategis dengan AS dengan memacu penguatan bilateral dengan Prancis sebagai kekuatan utama Uni Eropa dan NATO (selain Jerman), khususnya pasca Brexit (British Exit), yang langsung dilanjutkan dengan penguatan bilateral dengan Russia, adalah langkah yang sangat tepat.
Sumber :
https://news.detik.com/berita/d-7467...ungan-ri-rusia
Dengan memegang posisi aliansi strategis AS yang sejajar dengan Jepang dan Israel, artinya RI bisa menjalankan peran mewakili kepentingan bersama RI - AS dalam berbagai arena kontestasi global.
Sehingga penguatan bilateral RI dengan negara penentu arah Uni Eropa - NATO (Prancis) dan Russia, tentu akan menyebabkan RI memainkan peranan sentral dalam menengahi ketegangan Russia vs NATO di Laut Hitam.
Ringkasnya, kombinasi kemenangan Trump yang akan mengedepankan tercapainya kesepakatan Russia vs NATO - Ukraina di Laut Hitam, dengan posisi RI sebagai mitra utama AS yang sedang perkuat kerjasama strategis dengan Prancis dan Russia, jelas menjadikan RI sebagai episentrum utama.
Langkah ini jelas merupakan bagian dari Politik Keseimbangan yang menjadi haluan Prabowo, sebagaimana model yang sama juga menjadi haluan utama Soekarno dan Soeharto di masa lalu.
Berikut beberapa contoh politik keseimbangan dan geopolitik keseimbangan yang sedang dikembangkan Prabowo.
1. Pada spektrum Hankam RI, TNI AD lebih banyak menggunakan senjata AS dan Jerman, kondisi ini tidak akan terlalu berubah.
TNI AL yang semula banyak menggunakan senjata Jerman, mulai digeser menggunakan Senjata Prancis dan Korea.
Sumber :
https://www.zonajakarta.com/nasional...is-media-asing
https://www.zonajakarta.com/nasional...aknya-tertunda
TNI AU yang selama ini lebih banyak menggunakan senjata Britania Raya, Canada, AS, dan Russia, mulai digeser kepada Prancis dan Korea (teknologi AS).
Sumber :
https://www.zonajakarta.com/internas...16-di-filipina
https://www.kemhan.go.id/2024/01/09/...gentarkan.html
Namun tetap mempertahankan senjata dari AS serta kelihatannya akan diikuti dengan penguatan armada Sukhoi-30 dari bilateral RI - Russia yang telah disiapkan.
2. Dominasi Ekonomi China terhadap Indonesia yang dikembangkan secara agresif di awal pemerintahan Jokowi (2014), secara berkala mulai diimbangi dengan arus investasi raksasa Timur Tengah, Eropa, dan Asia Timur.
Hal ini turut diikuti pula dengan perbaikan hubungan RI - AS yang telah dimulai kembali sejak era kerjasama militer oleh Panglima TNI Andika Perkasa, transaksi perdagangan RI - AS terbesar sepanjang sejarah RI oleh Dubes RI untuk Washington DC Rosan Roeslani, hingga penandatanganan Comprehensive Strategic Partnership RI - AS.
Nanti di Era Prabowo akan diikuti dengan penguatan kerjasama ekonomi dengan Russia, terlihat dari rencana dibukanya Konjen Russia di Bali yang akan memacu ekonomi Pariwisata dan kerjasama pertahanan perairan Selatan Indonesia (Samudera Hindia Timur), sekaligus untuk menciptakan perimbangan terhadap aliansi AUKUS dan dominasi senjata Prancis pada sektor kapal selam dan Kapal Perang RI.
Sumber : https://www.antaranews.com/berita/42...konjen-di-bali
3. Sektor Energi selama ini didominasi Atlantik Utara (Migas, Minerba) dan Malaysia - China (Sawit, Minerba).
Oleh karenanya pada era Jokowi periode kedua mulai digeser dengan program hilirasi Komoditas Minerba hasil rancangan Hatta Rajasa yang mulai membawa RI melawan posisi Uni Eropa dan China, lantaran sawit Indonesia juga terganjal di Uni Eropa.
Namun posisi baru RI mendapat dukungan solid dari Britania Raya yang sudah keluar dari Uni Eropa dan turut didukung kuat oleh AS era Trump.
Era Prabowo - Gibran disinyalir akan mulai memberi pintu masuk pada arus investasi raksasa energi terbarukan dari negara-negara Skandinavia, yang selama ini ingin masuk namun terganjal budaya korupsi mark up dan fee project khas RI yang disediakan jalannya oleh regulasi yang memanjakan koruptor.
Sumber : https://www.antaranews.com/berita/18...-dengan-swedia
Terbaru, Prabowo membuka pintu masuk bagi pengembangan Energi Nuklir Russia yang dibahas dalam pertemuannya dengan Putin. Dengan proyek Energi Nuklir ini, RI akan duduk sejajar dengan negara-negara adidaya yang sudah membangun Matahari Buatan (Energi Nuklir).
Sumber : https://www.antaranews.com/berita/42...-bertemu-putin
Uraian tersebut menunjukkan kepastian arah yang akan diemban Prabowo - Gibran, yakni menciptakan Keseimbangan Geopolitik Hankam - Investasi - Energi yang dapat menjamin posisi strategis RI untuk memainkan kembali Poros Non Blok di tingkat dunia, sebagaimana telah terlihat dari beberapa sinyal dari Prabowo dan telah dituang dalam tulisan sebelumnya.
Sumber :
Itulah sebab, rangkaian kunker Menhan Prabowo jelang pelantikan Presiden dan terus menguatnya kans kemenangan Trump, langsung digelar bersamaan kunjungan ke Prancis dan Russia.
Kunjungan-kunuungan diplomasi tersebut menjadi sinyal kuat bahwa Prabowo akan memainkan peranan vital di internasional seperti era Soekarno di masa lalu.
Apalagi, Prabowo - Gibran sudah beri sinyal akan membentuk Kabinet Zaken, alias kabinet para ahli dan profesional.
Sumber : https://nasional.kompas.com/read/202...an-profesional
Kepiawaian Soekarno di masa lalu melenggang tanpa batas di panggung global, tak lepas dari kerja Zaken Kabinet di dalam negeri, sehingga pimpinan negara tak perlu mengkhawatirkan situasi domestik.
Karenanya, TS (Thread Sterter/penulis) sudah bisa memproyeksikan target optimis yang akan dicapai Prabowo - Gibran di panggung Internasional pada pemerintahan 2024 s/d 2029.
Yakni posisi strategis RI memainkan keseimbangan Geopolitik Hankam - Investasi - Energi antara kepentingan Republican - Britania Raya vs Uni Eropa - China vs Russia - Korea Utara.
Hal ini berarti RI akan memainkan posisi vital dalam mempengaruhi arah 3 Benua Utara (Eropa, Asia Utara, Amerika Utara).
Dengan kata lain, Prabowo - Gibran memiliki peluang besar mewujudkan NON BLOK BARU yang tidak hanya melibatkan ASIA dan AFRIKA seperti era KAA (Konferensi Asia Afrika), tetapi mencakup seluruh 3 Benua Selatan (Afrika, Aslia, Amerika Latin).
Indonesia sedang hitung mundur untuk menjalankan peran sebagai sentral bagi 6 Benua Utara - Selatan, alias menjadi JANTUNG BARU DUNIA. Indonesia Emas 2045, bukan lagi isapan jempol belaka. Gas Pol !!!






tsar.nikolai.ii dan 6 lainnya memberi reputasi
7
26.8K
39


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan