- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
Penjelajah Waktu Sang Penipu


TS
Visiliya123
Penjelajah Waktu Sang Penipu

Gambar surat usang (Pixaby.com)
Kepada Tuan, Si Penjelajah Waktu yang singgah dalam hidupku sementara waktu
Hai, Tuan. Apa kabar? Sudahkah kau berhenti menjelajah waktu? Sudahkah kau temukan wanita yang cocok untukmu dalam perjalanan itu? Atau malah kau buat hancur lagi hati wanita selain aku?
Dalam cahaya remang-remang yang terpancar dari lilin, kutulis surat ini dengan beralaskan meja yang sengaja diletakkan di sudut kamar dekat pintu. Dengan begitu, aku bisa berlari lebih dulu dan pura-pura tertidur saat mendengar langkah kaki yang menuju kamarku. Bukan apa-apa, aku hanya takut orang rumah tiba-tiba datang menghampiri dan melihat diriku menangis pilu. Apa yang bisa kukatakan jika ada yang bertanya aku kenapa? Apa yang dapat aku jelaskan kepada mereka, Tuan?
Nasi sudah menjadi bubur. Tak menyangka, bisa-bisanya aku terjerat ke dalam cinta palsumu. Pertemuan kita yang tidak disengaja, pertemuan yang hadir karena takdir. Menyesal bertemu? Tidak. Aku katakan dengan lantang aku tidak menyesal bertemu denganmu saat itu. Namun, aku sangat menyesali kebodohanku yang bisa-bisanya jatuh pada perlakuan baikmu itu. Seolah-olah aku berharga, istimewa dan segalanya bagimu. Diratukan olehmu bukanlah suatu hal yang aku impikan sebelumnya. Dari awal niatku memang hanya menambah relasi baru.
Sempat berharap kapal kita berlayar layaknya kapal Habibie dan Ainun. Cinta yang tak pernah pudar meski dimakan waktu. Bahkan maut pun tak mampu memisahkan itu. Agaknya itu hanya khayalanku. Setelah merasa bak ratu yang dimuliakan rajanya. Putri yang diperjuangkan oleh pangerannya. Aku malah mencapai puncak komedi layaknya pakaian usang yang harus segera dibuang.
Apakah patah hati memang rasanya semenyakitkan ini? Hingga diriku tak mampu merasakan kasih sayang dari orang-orang sekitar karena mataku selalu tertuju padamu. Rasanya aku hampir gila seperti Qais yang mengejar cinta Layla. Tapi, benarkah Tuan pantas menjadi Layla yang setia pada Qais seorang? Apakah Tuan pantas menerima cinta sebesar itu dengan banyak pengorbanannya? Agaknya tidak. Hanya aku yang menjadi seperti Qais. Sedangkan Tuan mungkin terlihat sebagai penikmat cerita itu saja. Sehingga Tuan tak paham bagaimana cinta sejati itu bekerja. Ya, meskipun cinta Layla dan Qais berakhir tragis, tetapi diakhir cerita mereka bersatu di dalam keabadian yang sama karena satu jiwa. Setidaknya itu lebih baik, Tuan. Daripada kisah kita yang baru kusadari, hanya aku yang mencintai sendiri. Sedangkan Tuan hanya main-main sambil menyeleksi. Wanita apa yang gerangan Tuan cari? Hanya Tuan yang tau itu.
Salahku karena terlalu terbawa perasaan, padahal tidak ada status hubungan pasti di dalam kisah kita. Seharusnya aku berkaca pada kisah-kisah orang lain. Yang sudah terikat dalam hubungan rumah tangga saja bisa diselingkuhi layaknya Kinan dalam serial Layangan Putus. Apalagi aku dalam hubungan ini, yang notabene bukan siapa-siapa bagi Tuan. Hanya saja aku tak menyangka akan secepat itu, Tuan mencari wanita lain. Bahkan sebulan pun belum ada. Apa memang dari awal hanya aku yang mencintai sendirian? Lalu, apa arti semua perhatian, kasih sayang dan panggilan sayang itu? Bercanda sekali anda dengan rasa.
Ah, sudahlah. Mungkin ini takdirnya. Terima kasih sudah menjelajahi waktu bersamaku meski hanya sebentar. Layaknya layang-layang yang masih terikat benang di udara. Sekarang akan kuputus benang pengikatnya, agar Tuan bebas menjelajah waktu kembali dan aku tidak terbebani lagi. Ini adalah akhir. Tenang saja, Tuan. Aku tidak akan bertindak layaknya Jeng Yah yang mencintai Soeraja yang sudah beristri.
Dari wanita yang pernah hadir di hidupmu
Kalau kau baca tulisan ini, semoga kau selalu merasa bersalah kepadaku, hahahaha salam damai
0
64
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan