Kaskus

Entertainment

iqbalballeAvatar border
TS
iqbalballe
Perang Bantal Guling Joe Biden dan Joe Kowi di Pilpres AS dan Pilkada RI 2024
Perang Bantal Guling Joe Biden dan Joe Kowi di Pilpres AS dan Pilkada RI 2024

Sumber : Detik


Kita semua tentu mengetahui bahwa penembakan Donald Trump menghasilkan foto paling spektakuler yang akan diingat dunia sepanjang masa.

Tentu tak akan lupa dari ingatan pasca penembakan, Donald Trump dengan wajah berdarah mengepalkan tangan kanan dan ada bendera AS di atasnya.

Penembakan dan foto iconic Donald Trump tersebut tentu melambungkan kans kemenangan kembali Donald Trump menjadi presiden AS 2024 – 2028.

Joe Biden yang berencana ikut di Pilpres AS 2024 pun berada di ujung tanduk dan akhirnya digoyang mantan Presiden AS Barrack Obama.

Akibatnya Joe Biden memutuskan mundur dari Pilpres AS dan menunjuk Kamala Harris, wakil AS perempuan pertama keturunan Afro – Asia – Amerika sebagai Capres 2024.

Sumber : https://www.liputan6.com/global/read...n-donald-trump

Situasi ini telah mendorong Pilpres AS memasuki konstelasi yang belum terpetakan, disebabkan beberapa faktor berikut.

Barrack Obama memang berperan besar menyokong Kamala Harris dalam Pilpres AS 2020 yang sebenarnya hendak didapuk menjadi Capres AS di 2020.

Namun Demokrat AS menyabotase dengan mengusung Joe Biden, mantan Wakil Presiden yang mendampingi Obama sebagai Capres AS di 2020.

Kemenangan Joe Biden – Kamala Harris di Pilpres AS 2020 mendorong Obama menerbitkan buku memoar bertajuk A Promised Land, yang didalamnya menyiratkan pesan kuat Obama soal Demokrat AS yang mengedepankan kampanye Pro Kulit Berwarna untuk melawan dominasi Kulit Putih, seharusnya tidak lagi mencalonkan Capres Demokrat AS berkulit putih.

Perang Bantal Guling Joe Biden dan Joe Kowi di Pilpres AS dan Pilkada RI 2024

Sumber : https://edition.cnn.com/2020/11/12/p...and/index.html

Meski tidak secara tersurat, namun Obama seakan mengatakan : jangan jualan Pro Kulit Berwarna jika pada akhirnya kembali dipimpin Kulit Putih (seperti Joe Biden).

Boleh jadi itulah maksud judul buku memoar yang ditulis sendiri oleh Barrack Obama, bahwa AS adalah A Promised Land bagi semua warna.

Oleh karenanya, mundurnya Joe Biden (kulit putih) dan majunya Kamala Harris (Afro – Asia – Amerika) ke Pilpres AS, akan membawa Pilpres AS 2020 ke dalam segregasi Mayoritas vs Minoritas maupun Kulit Putih kontra Kulit Berwarna yang lebih ekstrim dari sebelumnya.

Momentum ini akan menjadi peluang bagi gerilya Obama untuk mengubah total wajah Demokrat AS bagi perjuangan minoritas dan kulit berwarna oleh pemimpin minoritas dan kulit berwarna.

Sederhananya, momen ini akan jadi titik puncak pertama bagi transformasi Demokrat AS menjadi sepenuhnya milik kaum minortias dan kulit berwarna.

Di masa mendatang, jika Kamala Harris berhasil menjadi presiden perempuan pertama AS, mungkin kita tidak akan lagi mendengar Demokrat AS mengusung capres kulit putih.

Pihak Republican memanfaatkan silent coup Obama – Harris terhadap Joe Biden, untuk mendorong penggunaan Amandemen ke-25, yang berpegang pada logika, jika Joe Biden merasa sudah tidak mampu menjalani proses Pilpres AS 2024, maka Joe Biden sudah tidak mampu menjalankan sisa 5 bulan pemerintahannya.

Sumber :
https://www.cnbc.com/2024/07/21/repu...to-resign.html
https://www.news.com.au/finance/work...31b1220aef9da2

Artinya, Kamala Harris dan Demokrat AS harus memakzulkan Presiden Joe Biden dengan Amandemen ke-25.

Usulan Republicans ini akan menjadi kalkulasi penting bagi silent coup Obama – Harris terhadap Joe Biden.

Sebab, jika Biden tetap menjabat presiden untuk 5 bulan mendatang, sementara Kamala menjalankan proses Pilpres AS 2024, maka khalayak luas AS akan melihat silent coup Obama – Harris sebagai ambisius.

Satu-satunya jalan bagi Capres Kamala Harris mendapat pengakuan publik luas soal apakah layak gantikan Joe Biden atau tidak adalah memang dengan cara memakzulkan Joe Biden sejak hari ini.

Lewat cara ini, logika publik akan melihat konsistensi tujuan Silent Coup Obama – Harris bahwa Joe Biden tak mampu menjalani sisa pemerintahan, apalagi menjalani proses Pilpres AS 2024.

Oleh karenanya, seluruh dunia kini sedang menanti apakah pertarungan Poros Kulit Putih Presiden Joe Biden vs Poros Kulit Berwarna Wapres Kamala Harris akan berlanjut menjadi upaya kudeta Black Movement Obama – Harris terhadap White Supremacy Joe Biden dalam 5 bulan mendatang.

Tidak perlu sampai lengser pun, jika Obama – Harris melambungkan People Power berkemas “Kami muak dengan kepemimpinan kulit putih Biden maupun Trump” selama 5 bulan mendatang, sudah akan menjadi sarana kampanye luar biasa untuk merebut status presiden perempuan pertama AS.

Sebab hanya pergerakan ini yang bisa mengalahkan kans kuat Donald Trump kembali memimpin Negeri Paman Sam.

Dengan kata lain, Pilpres AS sedang dilanda manuver minoritas kulit berwarna Obama – Harris GULING-kan Joe Biden dan BANTAL-kan supremasi kulit putih AS, Perang Bantal Guling Pilpres AS 2024.

Sementara itu, situasi di RI jelang puncak pertama Pilkada 2024 (pendaftaran ditutup 27 Agustus 2024), jelang penentuan susunan Kabinet Prabowo – Gibran (September – Oktober 2024), dan jelang pelantikan Prabowo – Gibran (20 Oktober 2024) tak jauh berbeda, meski berbeda esensi dan konteks.

Serangan Poros Djiwandono terhadap IKN yang memicu dugaan adanya pertarungan Poros Joe Kowi vs Poros Prabowo, belum menyurut dari pemahaman publik dan sejumlah sektor tingkat tinggi.

Sumber : https://ekonomi.bisnis.com/read/2024...ang-ikn-jokowi

Meski mungkin Jokowi dan Prabowo sendiri masih solid, namun riak – riak perselisihan di lingkaran Prabowo terus meningkat, efek dari berkumandangnya dugaan keretakan Poros Joe Kowi vs Poros Prabowo.

Jika ini tidak ditangani dan diselesaikan dengan baik, bukan tidak mungkin waktu yang akan menajamkannya menjadi keretakan Poros Presiden Prabowo vs Poros Wakil Presiden Gibran di masa mendatang.

Perhatikan riak-riak berikut ini.

Efek serangan Poros Djiwandono terhadap IKN yang dipertarungkan dengan Makan Bergizi Gratis, telah menimbulkan reaksi Presiden Joe Kowi mendorong BPK mengawal ketat akuntabilitas Pemerintahan Prabowo – Gibran 2024 – 2029.

Sumber : https://nasional.kontan.co.id/news/j...prabowo-gibran

Serangan Poros Djiwandono ini tampaknya dilihat Joe Kowi sebagai upaya menggeser Menkeu Sri Mulyani.

Namun, biar bagaimana pun, status WTP Pemerintahan Jokowi selama 8 tahun dari total 10 tahun, dicapai berkat tangan dingin Sri Mulyani.

Langkah susulan Gerindra menjadikan Budisatrio Djiwandono sebagai Ketua DPD Gerindra Kaltim, provinsi yang di dalamnya ada IKN, disambut langkah Joe Kowi menaruh Thomas Djiwandono sebagai Wamenkeu, yang memunculkan gelombang tuduhan nepotisme Prabowo di jagat media massa nasional.

Sumber :
https://news.detik.com/berita/d-7440...ra-kaltim-baru
https://bisnis.tempo.co/read/1893266...ensi-nepotisme
https://medan.tribunnews.com/2024/07...isme-berbahaya

Ibaratnya, Joe Kowi sedang menguji Poros Djiwandono dengan cara ‘okelah kalau lu mau titip orang. Tapi kita tes dulu, mampu tidak dia ikuti cara berpikir dan tangan dingin Sri Mulyani selama sisa pemerintahan. Kalau mampu, monggo. Kalau tidak, ya sorry sorry aja, itu cuma nepotisme’.

Wajar, Thomas Djiwandono tidak termasuk dalam daftar figur yang dianggap layak dan mampu menggantikan kaliber Sri Mulyani. Setidaknya, belum ada bukti.

Thomas Djiwandono jadi Wamenkeu adalah bentuk uji kelayakan yang dikerahkan Joe Kowi.

Sementara itu, Pilkada 2024 juga telah mengoyak soliditas Koalisi Gemoy, setidaknya pada 3 provinsi Pilkada 2024 yang menjadi salah satu penentu arah Pilpres 2029 mendatang.

Keretakan Gerindra vs Golkar yang berawal dari keengganan Gerindra mengandangkan Dedi Mulyadi (tidak disukai dan dianggap pengkhianat oleh Golkar) di Pilkada Jabar.

Di sisi lain Gerindra memaksa Golkar membuang Ridwan Kamil ke Pilkada Jakarta meski survei mengatakan elektabilitas Ridwan Kamil (52%) di Jabar dua kali lebih unggul dari Dedi Mulaydi (28%).

Sumber : https://www.beritasatu.com/bersatu-k...tuk-dikalahkan

Situasi ini mendorong Golkar hampir pasti berseberangan dengan Gerindra di hampir setiap provinsi vital penentu arah Pilpres 2029.

Bahkan mengarah kuat pada terbentuknya duet PDIP - Golkar di Pilkada Banten (Rano - Airin), Jakarta (Ahok - Jusuf Hamka), dan Jabar (RK - Ono).

Sumber :
https://nasional.tempo.co/read/18941...-pilgub-banten
https://rmol.id/politik/read/2024/07...-pimpin-banten
https://www.beritasatu.com/bersatu-k...u-ridwan-kamil
https://www.detik.com/jabar/berita/d...gub-jabar-2024
https://www.detik.com/jabar/berita/d...a-ridwan-kamil

Teruntuk Pilkada Jateng pun Golkar mulai bersuara melawan Kapolda Jateng yang berpeluang diusung Gerindra – PAN.

Pasca Cagub Gerindra Jateng Sudaryono naik Wamentan, Golkar menyebut Kapolda Jateng masih polisi aktif, belum pensiun.

Sumber : https://nasional.kompas.com/read/202...-anggota-polri

Pernyataan Golkar tersebut menunjukkan Partai Kuning siap melambungkan perihal ‘DWI FUNGSI POLRI’ jika Kapolri memaksakan pensiun dinikan Kapolda Jateng Ahmad Luthfi demi Pilkada Jateng.

Apalagi yang bicara Lodewijk, mantan Danjen Kopassus yang menjabat Sekjen Golkar.

Semua tentu masih ingat kebodohan polisi Jawa Tengah yang tak menindak knalpot brong pendukung Ganjar yang berujung TNI AD turun tangan, namun TNI AD yang disalahkan khalayak luas.

Sehingga ada sinyal terbukanya peluang Golkar segera memboyong Andika – Kaesang (PDIP – Golkar – PSI) di Jateng.

Sumber : https://nasional.kompas.com/read/202...an-ada-opsi-di

Jika koalisi PDIP – Golkar di 4 wilayah penentu arah Pilpres 2029 ini terbentuk di Pilkada 2024, hampir pasti Koalisi Oraye (Merah – Kuning) akan memenangkan 4 provinsi tersebut, sekaligus akan menjadikan Koalisi Oranye menapak 1 kaki kemenangan di Pilpres 2029.

Belum lagi memperhitungkan efek dari mencuatnya perlawanan Gerindra daerah terhadap Gerindra Pusat yang telah pecah di Pilwalkot Bandung.

Gerindra daerah menggalang massa menolak penunjukkan Cawalkot Bandung Ridwan Dhani yang didaulat oleh Gerindra Pusat dan proses politik yang sesuai dengan mekanisme partai.

Sumber : https://www.viva.co.id/berita/politi...walkot-bandung

Meski terlihat sederhana, namun persoalan birokrasi ini umumnya selesai di bawah karpet, tanpa woro-woro ke ruang publik.

Adanya perlawanan terbuka dari Gerindra Daerah melawan utusan Gerindra Pusat di ruang publik, melibatkan media massa dan pergerakan massa, menunjukkan garis komando sudah rusak dan jiwa korsa menguasai akar rumput untuk melawan pusat komando.

Bukan persoalan sederhana, dan bisa menjamur dimana-mana.

Situasi ini menempatkan Gerindra dalam situasi kegagalan mengelola relasi antar parpol sekaligus sedang mengalami keretakan internal.

Tiga situasi di atas memperlihatkan gejala yang menyerupai proses berkala menuju keretakan Poros Joe Kowi vs Poros Prabowo, atau nantinya bisa berwujud keretakan Poros Presiden Prabowo vs Poros Wakil Presiden Gibran.

Jangan lupa, Golkar adalah parpol yang mengusung Gibran, dan kini sedang dikonfrontasi terbuka oleh Gerindra sehingga mendorong Golkar hampir pasti berduet dengan PDIP, rumah asal Joe Kowi dan Gibran.

Tujuannya jelas utnuk memutus Gibran dari kendaraan politiknya.

Langkah PDIP berupaya merangkul Kaesang (belum pernah gabung PDIP) di Jateng, menandakan PDIP tidak punya masalah dengan Kaesang, dan tersirat siap menampung keretakan Joe Kowi vs Prabowo dalam wujud Koalisi PDIP - Golkar di 4 Provinsi Penentu Arah Pilpres 2029.

Apalagi, Bobby Nasution sudah masuk ke dalam Gerindra, dan berpeluang mengolah keretakan Gerindra Pusat vs Gerindra Daerah di Bandung, untuk pintu masuk membangun jiwa korsa di tengah kerusakan garis komando Gerindra Pusat vs Daerah.

Tujuannya tentu saja untuk menyediakan jalur bagi Gibran memimpin Gerindra pada Bursa Ketum Gerindra 2025.

Sederhananya, permainan tingkat tinggi yang sedang bergeliat tengah berada di wilayah yang sangat berbahaya. VIVERE PERICOLOSO sekali.

Hambalang berupaya memutuskan relasi Gibran dengan Golkar, Solo berupaya memutuskan relasi Prabowo dengan Gerindra, Teuku Umar berupaya menyatukan barisan dengan Solo dan Slipi (Golkar).

Situasi yang akan mengarah pada apa yang sedang terjadi di Pilpres AS, yakni : perlawanan Poros Wakil Presiden yang jauh lebih kuat posisi tawarnya, terhadap Poros Presiden yang sedang melemah tajam. Berbahaya, tapi tidak dapat dipungkiri, ini sangat seru. High Risk, High Gain.

Berbeda dengan situasi AS dimana posisi Joe Biden sedang kalah angin, situasi RI justru sedang menaruh Joe Kowi di atas angin.

Upaya Gerindra menggulingkan dominasi Golkar, berbalas Duet PDIP - Golkar yang berdiri di atas situasi Golkar bantali telah dizalimi Gerindra, bergerak beriringan dengan gerakan Poros Djiwandono Bantali APBN untuk menggulingkan IKN yang berbalas Joe Kowi Bantali BPK untuk gulingkan akuntabilitas Prabowo - Gibran. Inilah fase Perang BANTAL GULING yang sedang terjadi di RI.

Kedua paparan di atas menunjukkan perlunya semua pihak duduk satu meja untuk membicarakan seluruh masalah.

Sebab, perlahan tapi pasti, konstelasi nasional RI sedang mengikuti alur menuju konstelasi AS, dimana PERANG BANTAL GULING telah menyediakan jalan bagi pecahnya rivalitas Poros Presiden vs Poros Wakil Presiden dan sedang mengarah pada KUDETA WAKIL PRESIDEN terhadap PRESIDEN,


aancepuAvatar border
xatriaAvatar border
mancitybestAvatar border
mancitybest dan 6 lainnya memberi reputasi
7
25K
36
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan