Pada hari Sabtu pagi tanggal 13 Juli 2024, puluhan warga tampak berdatangan ke depan kantor CRM (Customer Relationship Management) Suvarna Sutera, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang sambil membawa berbagai spanduk bertuliskan penolakan terhadap aturan kenaikan tarif IPL (Iuran Pengelolaan Lingkungan) terbaru di tahun 2024 ini.

Puluhan warga yang kompak memakai pakaian atasan putih tersebut terdengar menyuarakan yel-yel penolakan sambil berkeluh kesah bahwa kenaikan tarif IPL di perumahan Suvarna Sutera ini terasa sangat memberatkan dan tidak wajar. Terlebih kenaikannya diberlakukan belum genap setahun dari waktu kenaikan tarif IPL 2023 di bulan Juli.

Raymond Tarigan selaku ketua koordinator aksi damai sekaligus ketua RT 09 dari Cluster Elysia menerangkan bahwa kenaikan tarif IPL yang mahal ini dilakukan secara sepihak oleh CRM setiap tahunnya sehingga dalam waktu 4 tahun saja sudah mencapai 43% (malah pernah tingkat kenaikan IPL mencapai 30% di akhir tahun 2021 yang mengakibatkan kemarahan warga sehingga saat itu pihak CRM buru-buru menurunkan kenaikan tarif IPL menjadi 8% saja).

Mayoritas warga Suvarna Sutera juga mengeluhkan kebiasaan manajemen menaikkan tarif IPL tanpa alasan kuat, bahkan tidak disertai peningkatan atau pemeliharaan fasilitas yang memadai, misalnya keramik kolam renang yang banyak copot dan berulangkali melukai kulit anak-anak yang berenang. Alasan yang sering dipakai hanyalah kerugian biaya operasional perusahaan, tentunya ini sulit diterima warga karena itu seyogyanya adalah urusan bisnis perusahaan, jangan dibebankan kepada warga dengan kedok IPL.

Sayangnya aksi penyampaian aspirasi warga ini tidak ditemui perwakilan manajemen Suvarna Sutera yang sehari sebelumnya mendadak meliburkan diri dengan dalih "maintenance system". Bahkan tayangan CCTV yang tersambung ke aplikasi Suvarna Sutera Township pun diumumkan mati dengan alasan "maintenance server" juga.

Aksi damai ini diharapkan dapat membuka pintu dialog antara CRM dan warga.