Quote:
TRIBUNJAKARTA.COM - Beredar tampang asli Aep yang selama ini dicari-cari oleh publik. Aep sebelumnya kerap muncul di media dengan memakai masker di wajahnya sehingga publik tak terlalu jelas melihat wajahnya yang asli.
Namun, berkat dari penelusuran warga net, wajah diduga Aep pun belakangan terkuak. Sejumlah foto-foto Aep diunggah oleh channel Youtube @menguakfakta1.
Bahkan, Aep ternyata disebut merupakan anggota dari geng motor XTC. Hal itu terlihat dari beberapa foto yang diunggah channel tersebut. Aep tengah berpose mengenakan jaket biru muda bertuliskan XTC.
Channel tersebut turut mengunggah beberapa tangkapan layar status Facebook milik Aep.
"Demi Allah sampai kapan juga gue enggak terima. Gue cuman bisa berdoa, aja buat lo. Moga nasib keluarga lo tetap brantakan selalu dipenuhi dengan musibah. Lo inget itu," tulis Aep pada 30 Desember 2016.
Eks Kabareskrim, Komjen Pol Purn Susno Duadji mencurigai Aep sebagai pelakunya.
"Kalau saya jadi polisi atau penyidik sekarang ini yang saya perdalam adalah, saksi Aep. Kenapa? Adanya 11 nama (pelaku) itu berasal dari berita acaranya Rudiana. Rudiana tidak ada di TKP. Rudiana dari mana? pasti dari Aep, Dede dan Melmel," ujar Susno seperti dilansir dari iNews yang tayang Jumat (5/7/2024).
Menurut Susno, ketiga saksi itu harus diperiksa karena telah membeberkan para terduga pelaku yang terlibat pembunuhan yang terjadi malam minggu di akhir Agustus 8 tahun silam itu.
Nalurinya sebagai polisi berkata malah Aep yang terlibat.
"Jangan-jangan ini pelakunya, saya tidak nuduh ya, jangan-jangan ini si Aep pelakunya kok dia bisa tahu persis. Ini saya curiga besar," ujarnya.
"Mudah-mudahan Aep enggak lari, bisa jadi pelakunya itu Aep. Nah ini kalau saya berversi sebagai penyidik," katanya lagi.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Beredar Diduga Aep Pakai Jaket XTC, Muncul Desakan Agar Ditangkap karena Seret Pegi di Kasus Vina,
https://jakarta.tribunnews.com/2024/...di-kasus-vina.
XTC geng motornya Eky korban yang anak polisi ya?
Quote:
Geng Motor Brutal Bunuh Anak Polisi di Cirebon
Cirebon - Enam tahun lalu pembunuhan sadis dan pemerkosaan yang dilakukan geng motor terjadi di Kota Cirebon, Jawa Barat (Jabar). Korbannya adalah sejoli berinisial RR dan V. Kasus ini awalnya ditetapkan sebagai kecelakaan lalu lintas. Namun, polisi mengendus kecurigaan.
Kisah pembunuhan ini bermula dari penemuan jasad RR dan V pada Sabtu, 27 Agustus 2016. Kedua jasad pasangan kekasih itu ditemukan di flyover atau jalan layang Desa Kepongpongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon. Jasad sejoli itu ditemukan tergeletak di aspal. Dengan posisi layaknya kecelakaan.
RR seorang pria. Ia diketahui sebagai anak dari anggota Polres Cirebon Kota. Sementara V, perempuan yang menjadi kekasih RR. Setelah keduanya ditemukan tak bernyawa dengan posisi tersungkur di aspal. Polisi dan keluarga korban sempat sepakat keduanya meninggal akibat kecelakaan lalu lintas.
Awalnya polisi kala itu menyebutkan motor yang ditumpangi RR dan V sempat menabrak tiang listrik di sekitar lokasi kejadian. Korban awalnya disebut hilang keseimbangan dan meninggal di tempat.
Setelah polisi memeriksa lebih lanjut. Dan, saat RR dimakamkan, polisi menemukan kejanggalan pada luka yang ada di tubuh RR. Lukanya tak seperti akibat kecelakaan. Kecurigaan polisi kemudian dikuatkan dengan teman korban yang melapor soal kejadian sebelum penemuan jasad RR dan V.
Kapolres Cirebon Kota saat itu dijabat AKBP Indra Jafar. Indra kemudian menerjunkan tim untuk menyelidiki kasus tersebut. Dalam tiga hari, polisi berhasil membuka tabir tewasnya sejoli tersebut.
Indra memastikan keduanya tewas bukan karena kecelakaan, melainkan korban pembunuhan yang sengaja dibuang dan diatur seolah-olah kecelakaan. Sejoli yang tewas itu rupanya dianiaya, hal itu dikuatkan dengan luka yang ada di tubuh korban.
Beberapa hari setelah kejadian polisi berhasil menangkap geng motor yang membunuh RR dan V. Mereka merupakan Moonraker. Ada delapan anggota Moonraker yang waktu itu ditangkap. Delapan pelaku yang diamankan adalah Jaya, Supriyanto, Eka Sandi, Hadi Saputra, Eko Ramadani, Sudirman, Saka, dan Rifalso Wardhana. Mereka diamankan pada akhir Agustus 2016.
"Kejadiannya terjadi pada hari Sabtu (27/8) kemarin sekitar pukul 22.00 WIB. Mereka ditangkap oleh Sat Res Narkoba Polresta Cirebon," ujar Kabid Humas Polda Jawa Barat yang saat itu dijabat Kombes Pol Yusri Yunus melalui pesan singkat.
"Awalnya orang tua mengira bahwa anak laki-lakinya dan korban wanita merupakan korban kecelakaan lalu lintas. Namun polisi menaruh curiga karena ada kejanggalan yang dilihat oleh anggota di lapangan," kata Yusri menambahkan.
Yusri melanjutkan, saat itu petugas melihat kematian RR dan V tidak wajar. Dari keterangan yang didapat, polisi meyakini keduanya meninggal akibat pembunuhan. Polisi saat itu mendapat laporan dari teman korban yang merupakan mantan XTC.
"Korban RR dikeroyok dan dianiaya sampai meninggal. Sementara teman perempuannya dirudapaksa secara bergiliran oleh para pelaku," katanya.
Baca artikel detikjabar, "Geng Motor Brutal Bunuh Anak Polisi di Cirebon" selengkapnya https://www.detik.com/jabar/hukum-dan-kriminal/d-6585139/geng-motor-brutal-bunuh-anak-polisi-di-cirebon.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
teman korban yang dimaksud pasti Aep ini
bener kata Susno, sumber informasi Rudiana dari Aep
yang awalnya kecelakaan tunggal menjadi kasus pembunuhan
pertanyaannya apakah benar terjadi demikian
apakah bukti dan saksi kuat?
apakah Aep ini dihadirkan saat sidang pertama?
Quote:
Kejanggalan dari Segi Forensik Kasus Kematian Vina
Psikolog forensik Reza Indragiri menemukan kejanggalan dari hasil forensik kedua korban. Reza mengatakan bahwa hasil visum menunjukkan bahwa Vina dan Eky mati tidak wajar. Reza mengetahui hal tersebut karena dirinya ikut membaca berkas visum yang dilaksanakan dua dokter umum dan satu dokter forensik. “Ketika saya membaca visum et repertum, saya tidak menemukan di situ ada kesimpulan bahwa kedua korban yaitu almarhumah Vina dan Eky adalah korban pembunuhan, tidak ada,” kata Reza dalam program Satu Meja Kompas TV yang tayang pada Kamis (20/6/2024). “Bunyinya adalah kematian tidak wajar,” ujar Reza.
Reza mengatakan, kematian tidak wajar tidak serta merta disimpulkan sebagai akibat pembunuhan. Ia kemudian mengategorikan penyebab kematian yang terdiri dari natural, accident (kecelakaan), suicide (bunuh diri), dan pembunuhan. “Di dalam berkas yang saya baca, kesimpulan akhirnya hanya ada kematian tidak wajar. Tapi tidak dijelaskan kematian tidak wajar akibat dari kecelakaan kah, bunuh diri atau perbuatan orang lain. Tidak ada,” kata Reza.
Reza juga mengatakan, ada perbedaan antara laporan dengan hasil visum Vina dan Eky. Dalam laporan yang disampaikan Iptu Rudiana, ayah kandung Eky, pada 31 Agustus 2016, disebutkan bahwa kedua korban ditusuk dan meninggal di tempat kejadian perkara (TKP). Pada saat itu, hasil otopsi belum keluar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kejanggalan dari Segi Forensik Kasus Kematian Vina dan Eky di Cirebon...", Klik untuk baca:
https://nasional.kompas.com/read/202...ebon?page=all.
Kompascom+ baca berita tanpa iklan:
https://kmp.im/plus6
Download aplikasi:
https://kmp.im/app6
tuh, apakah benar ada kasus pembunuhan?