- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Bos Intelijen AS: Agen Iran Menyusup ke Unjuk Rasa Pro-Palestina


TS
4574587568
Bos Intelijen AS: Agen Iran Menyusup ke Unjuk Rasa Pro-Palestina

Washington DC -
Intelijen Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa agen-agen pemerintah Iran menyusup ke dalam aksi pro-Palestina yang marak di berbagai wilayah AS beberapa waktu terakhir. Para agen Teheran itu juga diduga menargetkan warga AS dengan memberikan dukungan keuangan pada waktu-waktu tertentu.
Seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (10/7/2024), informasi itu diungkapkan oleh Direktur Intelijen Nasional AS (DNI) Avril Haines dalam pernyataan terbarunya pada Selasa (9/7) waktu setempat.
"Dalam beberapa pekan terakhir, para aktor pemerintah Iran berusaha untuk secara oportunistik mengambil keuntungan dari aksi protes yang sedang berlangsung terkait perang di Gaza, dengan menggunakan pedoman yang telah kita lihat digunakan oleh aktor-aktor lainnya selama bertahun-tahun," sebut Haines.
"Kami telah mengamati aktor-aktor terkait pemerintah Iran ini menyamar sebagai aktivis online, berupaya mendorong aksi protes, dan bahkan memberikan dukungan finansial kepada para demonstran," ungkapnya.
Unjuk rasa yang meluas digelar di berbagai wilayah AS, terutama di kampus-kampus ternama, sejak perang berkecamuk antara Israel dan kelompok Hamas di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.
Para pejabat AS, termasuk Presiden Joe Biden, menuduh Israel melakukan pengeboman membabi-buta terhadap bangunan dan area yang ditinggali warga sipil Gaza. Sedikitnya 38.000 warga Palestina tewas akibat serangan Israel, namun tidak diketahui berapa banyak dari mereka yang merupakan anggota Hamas.
Kebanyakan unjuk rasa di wilayah AS menyerukan diakhirinya dukungan militer AS terhadap Israel, dan menuntut perguruan tinggi maupun universitas setempat untuk melakukan divestasi dari entitas yang berkaitan dengan Tel Aviv.
Terkadang, unjuk rasa pro-Palestina di AS itu diwarnai kericuhan, yang beberapa berujung pada tindak kekerasan terhadap warga Muslim dan Yahudi.
Disebutkan oleh Haines dalam pernyataannya bahwa warga AS yang menjadi target kampanye Iran, tidak menyadari bahwa mereka berinteraksi atau menerima dukungan dari pemerintah asing.
"Kami mengimbau semua warga Amerika untuk tetap waspada ketika mereka berinteraksi secara online dengan akun dan aktor yang tidak mereka kenal secara priabadi," cetus Haines dalam pernyataannya.
Bos intelijen AS itu juga menegaskan kembali kekhawatiran sebelumnya soal Iran yang menjadi "semakin agresif dalam upaya pengaruh luar negerinya, berupaya memicu perselisihan dan melemahkan kepercayaan terhadap lembaga-lembaga demokrasi kita... termasuk dalam siklus pemilu sebelumnya".
Lebih lanjut, Haines memperingatkan bahwa Iran terus menyesuaikan aktivitas siber dan aktivitas mempengaruhi di luar negeri, dengan menggunakan platform media sosial dan melontarkan ancaman-ancaman.
"Kemungkinan besar mereka (Iran-red) akan terus mengandalkan badan intelijen mereka dalam upaya-upaya ini, serta para influencer online yang berbasis di Iran, untuk mempromosikan narasi mereka," ujarnya.
Namun demikian, Haines juga mengatakan dirinya mengetahui jika warga AS yang berpartisipasi dalam aksi pro-Palestina itu melakukannya dengan "niat baik".
"Selain itu, kebebasan untuk mengekspresikan beragam pandangan, ketika dilakukan secara damai, adalah sangat penting bagi demokrasi kita, namun penting juga untuk memperingatkan para aktor asing yang berupaya mengeksploitasi perdebatan kita untuk tujuan mereka sendiri," kata Haines dalam pernyataannya.
sumber
0
59
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan