- Beranda
- Komunitas
- News
- Militer
China Tawarkan Kapal Selam Yuan Class ke Indonesia, Apakah Akan Diterima ?


TS
si.matamalaikat
China Tawarkan Kapal Selam Yuan Class ke Indonesia, Apakah Akan Diterima ?
Quote:
Pada 28 Maret 2024 lalu, Indonesia telah menandatangani kontrak untuk membeli dua kapal selam Scorpene dari Prancis, kapal selam akan dibuat 100% di fasilitas milik PT PAL di Surabaya. Di sisi lain, belum diketahui kapan proses pembuatan Scorpene akan dimulai. Sementara itu, proses pembuatan kapal selam membutuhkan waktu yang lama, bisa 3 sampai 4 tahun. Sementara itu armada kapal selam TNI AL hanya tersisa 4 unit, di mana KRI Cakra menjadi yang paling tua dengan usia lebih dari 40 tahun.
Melihat hal itu, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali mengusulkan untuk membeli kapal selam sementara untuk memaksimalkan operasi menjaga perairan Indonesia yang super luas. Gayung pun bersambut, dilaporkan jika China telah resmi menawarkan kapal selam diesel-listrik Yuan Class. Menurut informasi dari Janes.com, perwakilan dari galangan kapal CSSC (China State Shipbuilding Corporation) mengunjungi kantor Kementerian Pertahanan RI pada tanggal 28 Juni 2024 untuk melakukan presentasi.
Sebagai informasi buat Agan, kapal yang ditawarkan berkode S26T. Sebenarnya kapal selam ini adalah pesanan Thailand, tapi negara itu telah menunda pembelian kapal selam tersebut. Karena proyek pembuatan kapal selam dihentikam sementara atas permintaan Thailand, maka kapal selam S26T kini ditawarkan ke Indonesia.
Pertemuan dengan CSSC dihadiri oleh pejabat senior Kementerian Pertahanan RI, sementara perwakilan Komando Operasi Kapal Selam TNI AL dan Komando Kapal Selam Armada II bergabung melalui daring. Selama presentasi, perwakilan CSSC meyakinkan Kementerian Pertahanan RI bahwa kapal selam yang dijual untuk Indonesia tidak akan dihadapkan pada jenis pembatasan ekspor; seperti yang dialami oleh Angkatan Laut Thailand yang sebenarnya akan menerima kapal selam tersebut.
Perwakilan CSSC mengatakan jika S26T dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan TNI AL, meski telah melalui proses pembuatan. Modifikasi itu termasuk memasang mesin dari vendor pilihan TNI AL, pihak CSSC juga menyanggupi memasang mesin MTU buatan Jerman ke kapal selam buatan mereka. Agar Indonesia kepincut, pihak CSSC juga menawarkan paket lain, yakni kapal selam S26T bisa dimodifiaksi untuk meluncurkan rudal jelajah anti-kapal YJ-18 dari tabung torpedo. Spesifikasi S26T yang ditawarkan masih sama seperti pesanan Thailand, salah satunya kapal dilengkapi sistem AIP (Air Independent Propulsion).
Kilas balik pada 2017, Thailand memesan satu Yuan Class dari China dengan mesin diesel MTU-396 buatan Jerman. Kapal ini kemudian disebut sebagai S26T, yang dikembangkan dari basis Yuan Class. Namun, perusahaan pemasok mesin MTU membatalkan kesepakatan, karena pemerintah Jerman melarang mesin itu dipasang ke dalam peralatan militer China. Pada Oktober 2023, Kementerian Pertahanan Thailand mengumumkan penundaan pembelian Yuan Class untuk jangka waktu tertentu.
Mereka tidak menyebut alasan penundaan, tapi hanya mengatakan proyek kapal selam akan dilanjutkan saat negara sudah siap. Diduga tidak diizinkannya pemasangan mesin MTU ke kapal selam Yuan Class menjadi salah satu alasan penundaan proyek. China sebenarnya telah menawarkan mesin produksi lokal, tapi Thailand sepertinya enggan memakai mesin itu.
Menurut pakar Angkatan Laut HI Sutton, Yuan Class merupakan kapal selam diesel-listrik yang menjadi tulang punggung armada kapal selam Sang Naga. Yuan Class pertama kali muncul pada tahun 2006, yang dikenal dengan kode Type 039A. Pada 2013, China memberi perbaikan desain luar pada Yuan Class, analis Barat kemudian menyebutnya sebagai Type 039B. Berlanjut pada bulan Mei 2021, China melakukan perbaikan desain lagi, yang dikenal sebagai Type 039C.
Menurut Sutton, Yuan Class bisa membawa 18 torpedo/rudal anti-kapal. Untuk rudal anti-kapal yang dipakai Yuan Class milik China adalah YJ-18B yang punya jangkauan 540 km. Menurut data yang dirilis Pentagon, sampai tahun 2025 China telah membuat 42 unit Yuan Class (tidak termasuk model ekspor). Jika benar demikian, sekitar 20 - 25 unit mungkin merupakan versi baru. Untuk ekspor, 8 unit telah dijual ke Pakistan.
Belum jelas apakah kapal selam yang dibuat saat ini dimaksudkan sebagai versi produksi, atau mungkin hanya bagian dari penelitian dan pengembangan. Beberapa orang berspekulasi bahwa itu mungkin lambung kapal tua yang dibangun kembali. Tampaknya masuk akal, meskipun itu kurang mungkin.
Indonesia sendiri tidak asing dengan senjata buatan China, terutama di segmen angkatan laut. Pasalnya beberapa kapal perang TNI AL telah dipasangi rudal anti-kapal buatan Sang Naga. Menarik melihat langkah apa yang akan diambil Negeri Kepulauan ini ? Apakah mereka akan menerima tawaran China ? Meskipun kedua negara sering berselisih paham terkait batas wilayah laut di kawasan Laut China Selatan.
Referensi Tulisan: Janes.com& hisutton.com
Sumber Foto: sudah tertera
Melihat hal itu, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali mengusulkan untuk membeli kapal selam sementara untuk memaksimalkan operasi menjaga perairan Indonesia yang super luas. Gayung pun bersambut, dilaporkan jika China telah resmi menawarkan kapal selam diesel-listrik Yuan Class. Menurut informasi dari Janes.com, perwakilan dari galangan kapal CSSC (China State Shipbuilding Corporation) mengunjungi kantor Kementerian Pertahanan RI pada tanggal 28 Juni 2024 untuk melakukan presentasi.
Sebagai informasi buat Agan, kapal yang ditawarkan berkode S26T. Sebenarnya kapal selam ini adalah pesanan Thailand, tapi negara itu telah menunda pembelian kapal selam tersebut. Karena proyek pembuatan kapal selam dihentikam sementara atas permintaan Thailand, maka kapal selam S26T kini ditawarkan ke Indonesia.
Pertemuan dengan CSSC dihadiri oleh pejabat senior Kementerian Pertahanan RI, sementara perwakilan Komando Operasi Kapal Selam TNI AL dan Komando Kapal Selam Armada II bergabung melalui daring. Selama presentasi, perwakilan CSSC meyakinkan Kementerian Pertahanan RI bahwa kapal selam yang dijual untuk Indonesia tidak akan dihadapkan pada jenis pembatasan ekspor; seperti yang dialami oleh Angkatan Laut Thailand yang sebenarnya akan menerima kapal selam tersebut.
Quote:
Perwakilan CSSC mengatakan jika S26T dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan TNI AL, meski telah melalui proses pembuatan. Modifikasi itu termasuk memasang mesin dari vendor pilihan TNI AL, pihak CSSC juga menyanggupi memasang mesin MTU buatan Jerman ke kapal selam buatan mereka. Agar Indonesia kepincut, pihak CSSC juga menawarkan paket lain, yakni kapal selam S26T bisa dimodifiaksi untuk meluncurkan rudal jelajah anti-kapal YJ-18 dari tabung torpedo. Spesifikasi S26T yang ditawarkan masih sama seperti pesanan Thailand, salah satunya kapal dilengkapi sistem AIP (Air Independent Propulsion).
Kilas balik pada 2017, Thailand memesan satu Yuan Class dari China dengan mesin diesel MTU-396 buatan Jerman. Kapal ini kemudian disebut sebagai S26T, yang dikembangkan dari basis Yuan Class. Namun, perusahaan pemasok mesin MTU membatalkan kesepakatan, karena pemerintah Jerman melarang mesin itu dipasang ke dalam peralatan militer China. Pada Oktober 2023, Kementerian Pertahanan Thailand mengumumkan penundaan pembelian Yuan Class untuk jangka waktu tertentu.
Mereka tidak menyebut alasan penundaan, tapi hanya mengatakan proyek kapal selam akan dilanjutkan saat negara sudah siap. Diduga tidak diizinkannya pemasangan mesin MTU ke kapal selam Yuan Class menjadi salah satu alasan penundaan proyek. China sebenarnya telah menawarkan mesin produksi lokal, tapi Thailand sepertinya enggan memakai mesin itu.
Quote:
Menurut pakar Angkatan Laut HI Sutton, Yuan Class merupakan kapal selam diesel-listrik yang menjadi tulang punggung armada kapal selam Sang Naga. Yuan Class pertama kali muncul pada tahun 2006, yang dikenal dengan kode Type 039A. Pada 2013, China memberi perbaikan desain luar pada Yuan Class, analis Barat kemudian menyebutnya sebagai Type 039B. Berlanjut pada bulan Mei 2021, China melakukan perbaikan desain lagi, yang dikenal sebagai Type 039C.
Menurut Sutton, Yuan Class bisa membawa 18 torpedo/rudal anti-kapal. Untuk rudal anti-kapal yang dipakai Yuan Class milik China adalah YJ-18B yang punya jangkauan 540 km. Menurut data yang dirilis Pentagon, sampai tahun 2025 China telah membuat 42 unit Yuan Class (tidak termasuk model ekspor). Jika benar demikian, sekitar 20 - 25 unit mungkin merupakan versi baru. Untuk ekspor, 8 unit telah dijual ke Pakistan.
Belum jelas apakah kapal selam yang dibuat saat ini dimaksudkan sebagai versi produksi, atau mungkin hanya bagian dari penelitian dan pengembangan. Beberapa orang berspekulasi bahwa itu mungkin lambung kapal tua yang dibangun kembali. Tampaknya masuk akal, meskipun itu kurang mungkin.
Indonesia sendiri tidak asing dengan senjata buatan China, terutama di segmen angkatan laut. Pasalnya beberapa kapal perang TNI AL telah dipasangi rudal anti-kapal buatan Sang Naga. Menarik melihat langkah apa yang akan diambil Negeri Kepulauan ini ? Apakah mereka akan menerima tawaran China ? Meskipun kedua negara sering berselisih paham terkait batas wilayah laut di kawasan Laut China Selatan.
----------------
Referensi Tulisan: Janes.com& hisutton.com
Sumber Foto: sudah tertera






dodolaje dan 13 lainnya memberi reputasi
14
1.5K
56


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan