Sumber Gambar

Hasil penyelidikan polisi kembali menegaskan bahwa kematian Afif Maulana, bocah 13 tahun di Padang, Sumatra Barat, diduga akibat meloncat ke sungai dan bukan disiksa oleh polisi. Dalam keterangan pers pada 30 Juni 2024, Kapolda Sumatra Barat, Irjen Suharyono, menyatakan bahwa Afif meninggal dunia karena melompat ke sungai dari ketinggian 12 meter. Ia mengklaim hasil penyelidikan ini didasarkan pada keterangan saksi-saksi, hasil visum serta autopsi atas korban. Namun, pernyataan ini tidak diterima oleh LBH Padang dan keluarga korban yang tetap yakin bahwa Afif meninggal akibat disiksa oleh polisi. Menurut advokat publik di LBH Padang, Decthree Ranti Putri, pihaknya tetap meyakini bahwa korban meninggal karena disiksa anggota kepolisian, dan telah mengantongi kesaksian dari dua orang saksi yang melihat Afif dikerumuni oleh polisi di dekat jembatan serta di kantor polisi.

 

LBH Padang menganggap pernyataan polisi ini terlalu tergesa-gesa dan makin menguatkan kecurigaan bahwa ada upaya menutup-nutupi kasus ini. Mereka berpendapat bahwa penyelidikan yang dilakukan tidak transparan dan tidak memenuhi standar keadilan yang layak. Keluarga korban dan LBH Padang merasa bahwa penyelidikan ini harus dibuka kembali dan dilakukan secara lebih mendalam serta independen agar kebenaran dapat terungkap. Mereka berharap adanya intervensi dari pihak berwenang yang lebih tinggi untuk memastikan tidak ada pelanggaran hak asasi manusia dalam kasus ini. LBH Padang juga menggarisbawahi pentingnya perlindungan saksi dalam proses hukum yang tengah berjalan, guna menghindari intimidasi atau tekanan yang bisa merusak kredibilitas kesaksian mereka.

 

Sumber Gambar

Menurut opini TS, dalam kasus seperti ini, penyelidikan yang dilakukan oleh kepolisian harus dilakukan secara transparan dan memenuhi standar keadilan yang layak. Ketidaktransparanan dalam proses penyelidikan dapat merusak kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian dan menimbulkan kecurigaan adanya upaya menutup-nutupi fakta. Keputusan kepolisian untuk menutup kasus ini juga dinilai terlalu tergesa-gesa, karena masih banyak kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di tempat kejadian perkara (TKP) yang perlu diselidiki lebih lanjut. Selain itu, banyak orang yang masih mengamati dan penasaran dengan perkembangan kasus ini, sehingga penyelidikan yang menyeluruh dan terbuka sangat penting.

 

Dukungan dari berbagai pihak, termasuk LBH Padang, menunjukkan bahwa ada kekhawatiran besar dari masyarakat mengenai cara kasus ini ditangani. TS pun setuju dengan LBH Padang bahwa keputusan polisi untuk menutup kasus ini hanya membuat kecurigaan masyarakat semakin menguat. Seperti ada yang ditutup-tutupi dari kasus ini. Keterbukaan informasi dan transparansi dalam penyelidikan akan membantu mengurangi kecurigaan tersebut dan memastikan bahwa keadilan benar-benar ditegakkan. Apalagi dengan adanya saksi-saksi yang memberikan informasi berbeda dari hasil penyelidikan polisi, penting untuk memastikan bahwa semua bukti dan kesaksian diperiksa dengan seksama.

 

Untuk menjaga nama baik kepolisian di mata masyarakat, penting bagi pihak berwenang untuk menyelesaikan kasus ini dengan adil dan transparan. Kepolisian harus bekerja sama dengan lembaga-lembaga independen dan memperhatikan kekhawatiran publik. Langkah-langkah ini akan membantu membangun kembali kepercayaan masyarakat dan memastikan bahwa hak-hak semua pihak dihormati. Semoga LBH Padang ataupun kepolisian dapat mengungkap kebenaran dalam kasus ini secara adil dan terbuka, sehingga keadilan dapat ditegakkan dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi penegak hukum dapat dipulihkan.

Sumber Valid (baca baik-baik):
Link Referensi 1 , Link Referensi 2