Pada Senin (01/07/2024), saluran Telegram Fighterbomber yang berafiliasi dengan Angkatan Udara Rusia memposting video serangan terhadap 6 unit Flanker milik Ukraina, serangan itu menyebabkan dua Flanker hancur dan 4 lainnya mengalami kerusakan. Serangan disebutkan memakai rudal balistik jarak menengah Iskander. Serangan tersebut memakai amunisi cluster, sehingga bisa menimbulkan kerusakan di area yang lebih luas.

Serangan tersebut terjadi di Mirgorod Air Base di Poltava Oblast, pangkalan ini merupakan rumah dari Brigade Penerbangan Taktis ke-831. Dalam video yang dibagikan Fighterbomber, serangan itu juga berhasil direkam oleh drone Rusia. Dalam video, Su-27 Flanker di parkir di area terbuka, tak lama kemudian muncul asap yang diakibatkan ledakan dari rudal Iskander.

Serangan ke Mirgorod juga telah dikonfirmasi oleh Angkatan Udara Ukraina, tapi mereka tidak menyebutkan adanya korban jiwa. Sementara Rusia menyebut 25 personel militer Ukraina menjadi korban. Sebagai pengingat bagi Agan, pangkalan udara ini telah sering jadi sasaran serangan Rusia. Pada 13 Juni serangan dilaporkan merusak beberapa bagian dari sistem S-300 Ukraina. Pada 24 Juni, serangan dilaporkan menyasar 2 MiG-29. Semua serangan di pangkalan ini memakai rudal Iskander-M. Membuktikan jika rudal ini sangat cocok untuk menyerang target darat di dekat garis depan.

Sebagai tambahan informasi, Mirgorod sendiri terletak hanya 160 km dari perbatasan terdekat dengan Rusia. Menjadikan pangkalan tersebut menjadi target empuk. Sementara itu, rudal Iskander-M yang digunakan Rusia punya jarak tembak maksimal 500 km dan jarak tembak minimum 50 km. Bobot rudal 3,8 ton dengan berat hulu ledak 480 sampai 700 kg (tergantung jenisnya). Sistem rudal Iskander-M dapat disiapkan dalam waktu 4 sampai 16 menit. Sebelumnya, Iskander-M sukses mengeliminasi sistem peluncur roket Himars dan sistem peluncur rudal Patriot.



Pihak The War Zoneyang mengutip pernyataan Serhii Sternenko (orang yang ikut mengembangkan drone bagi pasukan Ukraina), megatakan kekecewaannya terhadap kurangnya perlindungan di Mirgorod. Dia juga mengkonfirmasi telah ada dua serangan terhadapa pangkalan itu selama bulan Juni. Serhii mengatakan faktor kelalaian, berlanjut dengan kurangnya tempat perlindungan untuk pesawat dan kurangnya personel karena dikirim ke unit infantri menjadi penyebab pangkalan ini sering berhasil ditembus Iskander.

Serhii juga mengatakan bahwa drone intai Rusia telah terbang dalam waktu yang lama di sekitar lokasi kejadian. Pernyataan Serhii dikuatkan dengan laporan Brigade Serbu Sofa, yang melaporkan melihat drone Orlan-10 terbang selama 3 jam di sekitar pangkalan, drone disebutkan terbang pada ketinggian 5 km. Mereka menyebut drone digunakan untuk mengarahkan rudal Iskander. Brigade tersebut juga mengkritik tidak adanya upaya untuk menjatuhkan drone Orlan tersebut.



Menurut laporan Forbes, setelah Soviet runtuh, Ukraina mewarisi 74 unit Su-27. Dari jumlah tersebut, tersisa 24 unit yang aktif digunakan. Setelah perang pecah, total ada 14 Su-27 jadi korban perang. Jumlah pasti Su-27 milik Ukraina masih belum jelas. Tapi kita anggap saja data dari Forbes benar, maka dengan 6 unit lainnya dikonfirmasi rusak/hancur, Ukraina kini hanya memiliki 4 unit Su-27 Flanker yang tersisa.

Serangan terhadap Flanker menunjukkan jika Ukraina masih mewarisi taktik kuno Soviet, dengan membiarkan pesawat parkir di tempat terbuka dan tidak disimpan di hanggar. Hal serupa juga masih diterapkan Rusia. Dengan F-16 yang segera diterima, ada kemungkinan pesawat ini juga bisa dihancurkan saat masih berada di darat. Sementara itu, ada rumor mengatakan Ukraina akan menempatkan F-16 di negara lain agar tidak jadi korban serangan di darat. Di sisi lain, Iskander kini telah menjadi senjata andalan Rusia untuk mengeliminasi target bernilai tinggi dengan efektiv.







Referensi Tulisan: The War Zone& Forbes
Sumber Foto: sudah tertera