Kaskus

Story

Karimake.akunaAvatar border
TS
Karimake.akuna
SEPI DIBALIK LUKA
Sepi selalu hadir di malam-malamku, menggoda untuk kembali jatuh cinta. Namun, aku terus mengingatkan diri sendiri untuk tidak terjebak lagi. Meski sejujurnya, aku bohong jika mengatakan tidak ingin dicintai. Seperti orang lain, aku juga ingin dicintai dengan hebat. Tapi, apakah mungkin? Bisakah seseorang yang penuh luka ini dicintai oleh orang lain? Aku pun bingung, bagian mana lagi yang menarik dari diriku ini?
SEPI DIBALIK LUKA
Kemarin, seseorang datang dan pergi, meninggalkan luka yang kini kubawa ke mana-mana. Entah kapan luka ini bisa pulih. Aku terus mencari kesembuhan, meski sudah terlalu capek menyembuhkan semuanya sendirian. Ketika semua orang pergi, siapa yang ada untukku? Aku tidak pernah siap kehilangan. Akhirnya, siapa yang bisa mengerti kalau bukan diriku sendiri?

Jatuh cinta kini menjadi hal yang menakutkan. Selalu terpikirkan, seberapa sakit akhir dari cinta ini nanti? Berapa lama hubungan ini bisa bertahan? Aku sudah siap patah untuk kesekian kalinya. Sebab, yang aku tahu, berharap kepada manusia lain adalah seni melukai diri sendiri. Aku berusaha menurunkan harapan kepada siapa pun yang menaruh harapan di pundakku, karena aku juga bisa salah. Aku juga bisa tanpa sengaja menyakiti orang lain.

Entah mengapa perasaan ini menjadi sakit untuk siapa pun. Yang jelas, aku ingin berhenti berharap berlebihan pada siapa pun. Jika akhirnya tidak bisa sembuh dan utuh lagi, setidaknya aku ingin tetap baik-baik saja. Itu yang selalu kuusahakan. Sesepi apa pun, jatuh cinta lagi masih terasa sulit. Masih sulit untuk percaya kepada seseorang baru. Untukku, percaya lagi berarti membuka peluang untuk disakiti lagi. Titik percaya itu, entah kapan bisa muncul lagi.

Dulu, kebohongan menjadi luka utama yang sampai hari ini masih ada bekasnya. Lebam-lebamnya masih terasa. Aku bingung harus memulai dari mana dengan yang baru, karena rasanya aku malah justru menyakitkan orang lain. Jika ditanya, seberapa dalam luka ini? Sedalam yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Hal yang kukira selamanya, tiba-tiba berantakan dan hancur lebur oleh kenyataan.

Luka ini menjadi tanggung jawabku sendiri. Sehancur-hancurnya, semoga lekas pulih. Diri yang sudah tidak kukenali lagi siapa namanya, mungkin kita memang sudah terlalu dalam. Rasa yang kamu beri sudah berhasil membuatku bergantung terlalu banyak. Kamu selalu memberi mimpi yang belum pernah aku wujudkan sendirian. Kamu memberi terang untuk diriku yang sudah lama gelap. Dan sekarang, kamu memberi hitam sebab putihku sudah habis dikecewakan.

Dari luka, kita bangkit. Dari duka, kita belajar. Terima kasih sudah mendengarkan ceritaku hari ini. Aku, yang sudah berjuang sendiri, berharap suatu hari nanti bisa benar-benar pulih dan percaya lagi, meski jalan itu masih panjang dan penuh duri.

Gambar : google
tatikartiniAvatar border
tatikartini memberi reputasi
1
299
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan