Kaskus

Story

DheaafifahAvatar border
TS
Dheaafifah
Cinta Datang dengan Ketidakadilan
Pernahkah kamu merasa seolah-olah hidup sedang memainkan lelucon yang pahit? Ada cerita yang ingin kusampaikan, tentang kekecewaan dan ketidakadilan dalam percintaan. Ini bukan sekadar kisah biasa, melainkan potongan kehidupan yang penuh dengan emosi yang rumit dan kerumitan hubungan manusiawi.
Cinta Datang dengan Ketidakadilan
Bayangkan ini: kamu mencintai seseorang dengan tulus, memberikan segalanya dengan penuh kesetiaan dan komitmen. Namun, suatu hari kamu menyadari bahwa kebahagiaan yang selama ini kamu bayangkan bersamanya ternyata tidak lagi ada di sisi kamu. Lebih buruk lagi, kamu mengetahui bahwa dia telah menemukan kebahagiaan itu dengan orang lain. Rasanya seperti semuanya berputar terbalik dalam sekejap.

Aku mengalami hal ini. Melihatnya bahagia dengan selingkuhannya, sementara aku berjuang dengan perasaan terluka dan rasa tidak adil. Apakah ini yang disebut sebagai ujian cinta? Aku tidak tahu. Yang kurasakan hanyalah kepedihan yang mendalam, seperti dikhianati oleh kepercayaan sendiri. Bukan hanya sekadar sakit hati, melainkan juga keraguan yang menggerogoti kepercayaan pada diri sendiri.

Mungkin kamu pernah merasakan juga. Bagaimana rasanya ketika cinta yang kamu berikan dengan begitu tulus ternyata tidak cukup untuk membuatnya tetap di samping kamu? Aku bertanya-tanya, apakah ada yang kurang dari diriku? Apakah aku tidak layak mendapatkan kebahagiaan itu?

Trauma dari pengkhianatan tidak mudah disembuhkan. Permintaan maaf mungkin terdengar sederhana, tetapi luka yang tersisa jauh lebih dalam daripada yang bisa diatasi dengan kata-kata. Aku merasakan bahwa setiap harinya seperti berjuang sendirian melawan rasa sakit yang membebani pikiran dan hati.

Ada momen ketika aku merasa marah. Marah pada dirinya yang mengkhianati, marah pada diriku sendiri karena terlalu percaya. Namun, di balik marah itu, ada kesedihan yang lebih dalam. Kesedihan karena melihat dirinya bahagia dengan orang lain, sementara aku di sini, terperangkap dalam pergulatan emosi yang tak kunjung reda.

Aku mencoba untuk memahami. Mungkin dia memang mencari kebahagiaan yang tidak bisa kuberikan. Mungkin aku tidak memenuhi ekspektasinya, atau mungkin memang ini takdir yang harus kujalani. Namun, dalam prosesnya, aku merasa kehilangan sebagian dari diriku sendiri. Aku mencari jalan untuk kembali menemukan siapa diriku yang sebenarnya, sebelum lukanya merusak segalanya.

Ada saatnya aku bertanya pada diriku sendiri, apakah aku kurang pantas untuk dicintai? Apakah aku tidak layak mendapatkan kebahagiaan yang kurasakan layaknya mereka? Pertanyaan-pertanyaan itu menghantuiku, meskipun aku tahu bahwa mencari jawaban tidak akan mengubah kenyataan yang ada.

Mungkin kamu juga pernah merasa seperti itu. Saat mencoba menjalani hidup dengan penuh rasa sakit dan kehilangan, sementara dia tampak begitu bahagia tanpamu. Rasanya sulit untuk tidak memikirkannya terus-menerus. Mungkin ada hari-hari di mana kamu merasa seperti tidak ada yang bisa mengerti atau merasakan apa yang sedang kamu alami.

Namun, dalam keheningan malam, aku belajar bahwa mungkin memang harus ada yang hilang agar aku bisa belajar lebih dalam tentang diriku sendiri. Aku belajar menerima bahwa kita tidak bisa menyelamatkan apa pun dalam hubungan ini, kecuali mengambil pelajaran dari setiap luka yang kita dapatkan. Kadang, memang harus ada yang hilang agar kita bisa mendapatkan yang lebih baik untuk diri sendiri di masa depan.

Keputusan untuk menghadapi rasa sakit ini adalah pilihan yang sulit, tetapi aku tahu bahwa aku harus melaluinya untuk bisa tumbuh lebih kuat. Aku merenung, mungkin memang seharusnya kita tidak bertemu, tidak menjadi satu, dan tidak ada kata "kita". Karena kenyataannya, semua tentang "kita" hanya membawa kesakitan.

Mungkin kita semua memiliki kisah yang berbeda-beda, tetapi di balik itu semua, kita semua pernah merasakan patah hati dan kekecewaan. Kita semua mencari cara untuk bertahan di tengah badai emosi yang mengguncang. Aku berbagi cerita ini bukan untuk mencari simpati, melainkan untuk mengingatkan bahwa kita tidak sendirian dalam perjalanan ini.

Kadang, mengucapkan bahwa kita harus belajar menerima bahwa kita mungkin tidak ditakdirkan untuk bersama adalah langkah pertama menuju kesembuhan. Aku berusaha untuk tidak terus-menerus terjebak dalam memikirkan kebahagiaannya dengan orang lain. Aku belajar bahwa ada saatnya untuk melepaskan dan membiarkan waktu menyembuhkan segala luka.

Di akhir cerita ini, ada kelegaan dalam menyadari bahwa aku tidak sendirian dalam perasaan ini. Mungkin ada yang bisa mengerti betapa sulitnya membiarkan pergi dan memulihkan diri. Meskipun terkadang hati ini masih terasa sakit, aku tahu bahwa aku akan tumbuh lebih kuat dari pengalaman ini. Aku akan menemukan kembali potongan diriku yang hilang, dan akhirnya, mungkin, aku akan menemukan kebahagiaan yang sejati untuk diriku sendiri.

Gambar : google
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
463
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan