- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
Jatuhnya Kekaisaran Napoleon di Medan Terakhirnya


TS
littlesmith
Jatuhnya Kekaisaran Napoleon di Medan Terakhirnya
Pertempuran Waterloo, yang meletus pada tanggal 18 Juni 1815 di desa Waterloo, Belgia, tidak hanya menandai akhir dari kekuasaan Napoleon Bonaparte, tetapi juga menjadi titik balik dalam sejarah Eropa yang membentuk nasib benua untuk dekade mendatang. Dalam pertempuran epik ini, pasukan koalisi dari Inggris, Prusia, dan sekutu mereka berhasil menghadapi dan mengalahkan pasukan Prancis yang dipimpin oleh Napoleon dengan kekuatan yang luar biasa.
Di tengah medan yang luas dan strategis, pertempuran ini tidak hanya mencerminkan kecanggihan taktik militer pada zamannya, tetapi juga menghadirkan gambaran dramatis tentang pertempuran sengit yang menentukan nasib ribuan prajurit dan merubah sejarah dunia. Mari kita telusuri lebih dalam bagaimana peristiwa ini terjadi, siapa yang terlibat, dan bagaimana akhirnya pertempuran ini mengukir nama besar dalam kisah panjang perjalanan manusia di medan perang.
Pertempuran Waterloo, yang terjadi pada tanggal 18 Juni 1815 di Waterloo, Belgia, adalah salah satu pertempuran paling dramatis dan bersejarah dalam sejarah militer dunia. Pertempuran ini tidak hanya menandai akhir dari Seratus Hari Napoleon Bonaparte, tetapi juga akhir dari Kekaisaran Napoleon Pertama yang ambisius dan dominan di Eropa.
Setelah pengasingannya di Pulau Elba pada tahun 1814, Napoleon Bonaparte kembali ke Prancis pada Maret 1815 dan merebut kembali kekuasaan dalam periode yang dikenal sebagai Seratus Hari. Reaksi keras dari negara-negara Eropa lainnya tidak terhindarkan, dan mereka membentuk koalisi yang dipimpin oleh Inggris, Prusia, Belanda, dan tentara gabungan lainnya untuk menghadapi ancaman Napoleon.
Pertempuran Waterloo terjadi di desa Waterloo, sekitar 15 kilometer selatan Brussels, Belgia. Lokasi ini dipilih dengan hati-hati oleh pasukan koalisi karena dataran yang luas dan kondisi medan yang mendukung taktik pertempuran pada masa itu, terutama penggunaan kavaleri yang intensif. Pertempuran dimulai pada pagi hari tanggal 18 Juni 1815 dan berlangsung sepanjang hari.
Inggris dan Sekutu: Dipimpin oleh Duke of Wellington, pasukan Inggris terdiri dari sekitar 68.000 tentara dari Inggris, Belanda, Belgia, dan Jerman. Mereka ditempatkan di posisi defensif yang kuat di sekitar Waterloo.
Prusia: Dipimpin oleh Jenderal Gebhard Leberecht von Blücher, pasukan Prusia berjumlah sekitar 50.000 tentara. Mereka bergerak dari timur dan memainkan peran penting dalam kejatuhan Napoleon di pertempuran ini.
Pasukan Napoleon:
Pasukan Prancis di bawah kepemimpinan Napoleon Bonaparte terdiri dari sekitar 73.000 tentara. Mereka termasuk infanteri yang terlatih baik, kavaleri yang kuat, dan artileri yang mendukung.
Pertempuran Waterloo dimulai dengan serangan-serangan dari pasukan Prancis yang bertujuan untuk memecah pertahanan pasukan koalisi di beberapa titik kunci. Salah satu tempat pertempuran paling sengit terjadi di Hougoumont, di mana pasukan Wellington berusaha mempertahankan posisi mereka yang krusial. Di sisi lain medan pertempuran, pasukan Prusia di bawah Blücher berjuang untuk memajukan posisi mereka dan mendukung serangan terhadap sayap kanan pasukan Napoleon.
Pada sore hari, keadaan berbalik ketika pasukan Prusia tiba lebih awal dari perkiraan dan membantu pasukan koalisi. Serangan balik yang kuat dari pasukan Prusia mengancam garis belakang pasukan Napoleon, memaksa mereka untuk menarik diri dalam kekacauan.
Pertempuran berakhir dengan kekalahan telak bagi pasukan Prancis. Napoleon Bonaparte sendiri harus mengakui kekalahan dan memerintahkan penarikan pasukannya. Pada hari berikutnya, Napoleon menyerah kepada pasukan Inggris di bawah Wellington.
Korban Jiwa:
Koalisi: Sekitar 22.000 jiwa tewas atau terluka.
Prancis: Sekitar 25.000 jiwa tewas atau terluka.
Pertempuran Waterloo tidak hanya memiliki dampak langsung yang besar dalam sejarah Eropa pada saat itu, tetapi juga meninggalkan warisan yang mendalam dalam budaya dan sejarah militer. Kekalahan Napoleon di Waterloo menandai akhir dari era kekuasaannya yang mendominasi Eropa selama lebih dari satu dekade. Napoleon diasingkan ke Pulau Saint Helena, di mana ia meninggal pada tahun 1821.
Pertempuran Waterloo tidak hanya merupakan kemenangan strategis bagi koalisi anti-Napoleon, tetapi juga menggambarkan kompleksitas perang pada masa itu, dengan taktik dan strategi militer yang beragam. Sebagai salah satu titik balik dalam sejarah Eropa, pertempuran ini menjadi contoh klasik dari kekuatan koalisi internasional dalam menyeimbangkan ambisi kekuasaan yang melampaui batas. Kemenangan ini juga membuka jalan bagi perubahan politik yang signifikan di Eropa pasca-Perang Napoleon.
Sumber
1. Wiki
2. Ini
Gambar
1, 2
Spoiler for Ilustrasi:
Di tengah medan yang luas dan strategis, pertempuran ini tidak hanya mencerminkan kecanggihan taktik militer pada zamannya, tetapi juga menghadirkan gambaran dramatis tentang pertempuran sengit yang menentukan nasib ribuan prajurit dan merubah sejarah dunia. Mari kita telusuri lebih dalam bagaimana peristiwa ini terjadi, siapa yang terlibat, dan bagaimana akhirnya pertempuran ini mengukir nama besar dalam kisah panjang perjalanan manusia di medan perang.
Pertempuran Waterloo, yang terjadi pada tanggal 18 Juni 1815 di Waterloo, Belgia, adalah salah satu pertempuran paling dramatis dan bersejarah dalam sejarah militer dunia. Pertempuran ini tidak hanya menandai akhir dari Seratus Hari Napoleon Bonaparte, tetapi juga akhir dari Kekaisaran Napoleon Pertama yang ambisius dan dominan di Eropa.
Setelah pengasingannya di Pulau Elba pada tahun 1814, Napoleon Bonaparte kembali ke Prancis pada Maret 1815 dan merebut kembali kekuasaan dalam periode yang dikenal sebagai Seratus Hari. Reaksi keras dari negara-negara Eropa lainnya tidak terhindarkan, dan mereka membentuk koalisi yang dipimpin oleh Inggris, Prusia, Belanda, dan tentara gabungan lainnya untuk menghadapi ancaman Napoleon.
Spoiler for Ilustrasi:
Pertempuran Waterloo terjadi di desa Waterloo, sekitar 15 kilometer selatan Brussels, Belgia. Lokasi ini dipilih dengan hati-hati oleh pasukan koalisi karena dataran yang luas dan kondisi medan yang mendukung taktik pertempuran pada masa itu, terutama penggunaan kavaleri yang intensif. Pertempuran dimulai pada pagi hari tanggal 18 Juni 1815 dan berlangsung sepanjang hari.
Inggris dan Sekutu: Dipimpin oleh Duke of Wellington, pasukan Inggris terdiri dari sekitar 68.000 tentara dari Inggris, Belanda, Belgia, dan Jerman. Mereka ditempatkan di posisi defensif yang kuat di sekitar Waterloo.
Prusia: Dipimpin oleh Jenderal Gebhard Leberecht von Blücher, pasukan Prusia berjumlah sekitar 50.000 tentara. Mereka bergerak dari timur dan memainkan peran penting dalam kejatuhan Napoleon di pertempuran ini.
Pasukan Napoleon:
Pasukan Prancis di bawah kepemimpinan Napoleon Bonaparte terdiri dari sekitar 73.000 tentara. Mereka termasuk infanteri yang terlatih baik, kavaleri yang kuat, dan artileri yang mendukung.
Pertempuran Waterloo dimulai dengan serangan-serangan dari pasukan Prancis yang bertujuan untuk memecah pertahanan pasukan koalisi di beberapa titik kunci. Salah satu tempat pertempuran paling sengit terjadi di Hougoumont, di mana pasukan Wellington berusaha mempertahankan posisi mereka yang krusial. Di sisi lain medan pertempuran, pasukan Prusia di bawah Blücher berjuang untuk memajukan posisi mereka dan mendukung serangan terhadap sayap kanan pasukan Napoleon.
Pada sore hari, keadaan berbalik ketika pasukan Prusia tiba lebih awal dari perkiraan dan membantu pasukan koalisi. Serangan balik yang kuat dari pasukan Prusia mengancam garis belakang pasukan Napoleon, memaksa mereka untuk menarik diri dalam kekacauan.
Pertempuran berakhir dengan kekalahan telak bagi pasukan Prancis. Napoleon Bonaparte sendiri harus mengakui kekalahan dan memerintahkan penarikan pasukannya. Pada hari berikutnya, Napoleon menyerah kepada pasukan Inggris di bawah Wellington.
Korban Jiwa:
Koalisi: Sekitar 22.000 jiwa tewas atau terluka.
Prancis: Sekitar 25.000 jiwa tewas atau terluka.
Pertempuran Waterloo tidak hanya memiliki dampak langsung yang besar dalam sejarah Eropa pada saat itu, tetapi juga meninggalkan warisan yang mendalam dalam budaya dan sejarah militer. Kekalahan Napoleon di Waterloo menandai akhir dari era kekuasaannya yang mendominasi Eropa selama lebih dari satu dekade. Napoleon diasingkan ke Pulau Saint Helena, di mana ia meninggal pada tahun 1821.
Pertempuran Waterloo tidak hanya merupakan kemenangan strategis bagi koalisi anti-Napoleon, tetapi juga menggambarkan kompleksitas perang pada masa itu, dengan taktik dan strategi militer yang beragam. Sebagai salah satu titik balik dalam sejarah Eropa, pertempuran ini menjadi contoh klasik dari kekuatan koalisi internasional dalam menyeimbangkan ambisi kekuasaan yang melampaui batas. Kemenangan ini juga membuka jalan bagi perubahan politik yang signifikan di Eropa pasca-Perang Napoleon.
Sumber
1. Wiki
2. Ini
Gambar
1, 2






indrag057 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.3K
161


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan