Jakarta, CNBC Indonesia - Eropa kembali memukul genderang "perang permusuhan" ke China. Setelah sebelumnya menaikkan tarif impor mobil listrik China 17%-38%, di luar bea masuk 10%, kali ini Uni Eropa (UE) menjatuhkan sanksi ke 19 perusahaan Tiongkok.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk "hukuman" atas dukungan Beijing terhadap Rusia di perang Ukraina. Daftar itu resmi diterbitkan jurnal resmi UE, mencakup beberapa perusahaan yang berlokasi di Hong Kong serta dua raksasa satelit global. 

Mengutip AFP, Selasa (25/6/2024), Ini bagian dari paket sanksi ke-14 ke Rusia. Ada 61 perusahaan baru masuk ke dalam daftar yang dituduh "secara langsung mendukung kompleks industri militer Rusia dalam perang di Ukraina".

Jika diakumulasi dengan sanksi lainnya, setidaknya sudah 675 perusahaan yang kena. Di paket terbaru inilah 19 perusahaan China menjadi sasaran. 

"Perusahaan-perusahaan ini kini dikenakan pembatasan drastis atas penjualan barang dan teknologi ... yang dapat digunakan untuk peningkatan sektor pertahanan dan keamanan Rusia," bunyi jurnal resmi UE itu.
Tak dipaparkan rinci apa saja nama perusahaan China itu. Tapi di antara perusahaan-perusahaan tersebut terdapat dua pemain utama dalam industri satelit China, yang diklaim terlibat dalam penjualan satelit dan citra satelit kepada kelompok tentara bayaran Wagner Rusia.
Pertama Beijing Yunze Technology Co Ltd. Ini terkait penyelidikan Oktober lalu.
Perusahaan terikat kontrak dengan kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner. Di mana Wagner pada tahun 2022 menandatangani kontrak senilai lebih dari US$30 juta (Rp 491 miliar) dengan perusahaan Beijing Yunze Technology untuk mengakuisisi dua satelit dan menggunakan gambar-gambarnya.
Kedua, Chang Guang Satellite Technology. Perusahaan ini sendiri memiliki satelit resolusi tinggi,
AFP juga mencatat nama perusahaan lain yang juga disanksi, yakni Head Aerospace Technology. Sama dengan Beijing Yunze Technology Co Ltd dan Chang Guang Satellite Technology, perusahaan itu juga menjual citra satelit ke Grup Wagner.
AS sendiri telah memasukkannya ke daftar sanksi tahun 2023.
Selain 19 perusahaan China, UE juga memasukkan sembilan perusahaan Turki dalam draf itu. Ada pula dua perusahaan Kyrgyzstan, satu di India, satu di Kazakhstan, dan satu di Uni Emirat Arab (UEA).
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian menolak klaim tersebut. Ia menyebutnya sebagai "informasi palsu". 


Mobil Listrik
Sebelumnya Brussels membuat marah Beijing karena meluncurkan penyelidikan "subsidi" sejak tahun lalu, dalam upaya untuk membela produsen Eropa menghadapi lonjakan impor mobil China yang lebih murah. Komisi Eropa pun mengesahkan kenaikan tarif sementara terhadap produsen China, 17,4% untuk BYD, 20% untuk Geely, dan 38,1% untuk SAIC.

UE mengatakan jumlah tersebut tergantung pada tingkat subsidi negara yang diterima oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Produsen mobil listrik di Tiongkok yang bekerja sama dengan UE akan dikenakan tarif sebesar 21% sedangkan yang tidak bekerja sama akan dikenakan bea masuk sebesar 38,1%.
Jumlah ini melebihi bea masuk yang berlaku saat ini sebesar 10%. Tarif akan berlaku sementara mulai tanggal 4 Juli dan kemudian secara definitif mulai bulan November.
Meski begitu UE sendiri berjanji untuk mengadakan diskusi dengan China guna mengeksplorasi cara-cara yang mungkin dilakukan untuk menyelesaikan masalah seputar subsidi tersebut. Tarif UE, meski tinggi, lebih rendah dibandingkan tarif yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) ke mobil China, yang sampai 100% mulai bulan lalu.
China sendiri membantah klaim subsidi UE. Tirai Bambu pun menyorot industri daging babi di Eropa kini tengah menghadapi goncangan.

China dikabarkan akan membatas impor daging babi dari Uni Eropa. Hal ini diyakini meningkatkan ketegangan konflik perdagangan ekonomi di kedua negara tersebut.

sumber