TEL AVIV, KOMPAS.com - Kelompok demo Israel yang berasal dari keluarga para sandera yang ditawan di Gaza menyatakan bahwa perang tidak akan berakhir tanpa pembebasan sandera.
Hal itu mereka ungkapkan pada Senin (24/6/2024) serta menegaskan bahwa mengakhiri perang Israel-Hamas tanpa memulangkan para sandera akan menjadi kegagalan nasional.
Forum Sandera dan Keluarga Hilang menanggapi pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah wawancara TV pada hari Minggu.

Di mana ia mengatakan fase intens pertempuran di Jalur Gaza sudah mereda, meskipun perang belum mendekati titik akhir.
"Mengakhiri pertempuran di Gaza tanpa membebaskan para sandera akan menjadi kegagalan nasional yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menyimpang dari tujuan perang," kata forum keluarga tersebut dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.

"Tanggung jawab dan kewajiban untuk mengembalikan semua sandera berada di tangan perdana menteri. Tidak ada ujian yang lebih besar dari ini," jelasnya.
Selama serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan yang memulai perang paling berdarah di Gaza, para militan menculik 251 sandera, 116 di antaranya masih berada di wilayah Palestina termasuk 41 orang yang menurut tentara Israel telah tewas.

Netanyahu, dalam wawancara media Israel pertamanya sejak perang dimulai, mengatakan kepada Channel 14 pada hari Minggu bahwa tujuannya tetap untuk memulangkan mereka yang diculik dan menggulingkan rezim Hamas di Gaza.
Dia juga mengatakan bahwa PM bersedia melakukan kesepakatan parsial yang akan mengembalikan sebagian orang (sandera), dan melanjutkan perang setelah jeda untuk mencapai tujuan melenyapkan Hamas. Saya tidak bersedia untuk melepaskannya," jelasnya.

Proposal gencatan senjata yang digariskan oleh Presiden AS Joe Biden akhir bulan lalu mendesak pembebasan sandera dan perjanjian gencatan senjata. 


Hamas menegaskan kesepakatan apa pun harus mencakup gencatan senjata permanen dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, tuntutan yang berulang kali ditolak Israel. 

sumber