- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Aku tidak akan kecewa lagi


TS
janahjoy35
Aku tidak akan kecewa lagi
Benar adanya bahwa buku adalah jendela ilmu. Bahkan dari buku novel fiksi yang konon hasil dari imajinasi, hasil dari khayalan yang penulisnya saja di sebut sebagai "pengarang" alias "tukang ngarang", kita bisa belajar dan mendapat banyak ilmu dari sana. Dan, iya... setelah membaca buku novel T.A.O.L karangan Ika Natassa, aku belajar banyak hal.
Setelah membaca novel itu, aku sadar betapa egoisnya kita, betapa egoisnya aku. Kata "serakah" mungkin sangat cocok untuk kita terlebih lagi untukku. Kita menginginkan masa depan tapi tidak berani meninggalkan masa lalu. Sampai pada akhirnya, kita sama-sama tersadar. "Tidak mungkin berharap seseorang akan menjadi masa depan jika untuk tetap hadir di masa sekarang saja serumit ini." Petikan kalimat tokoh Raya di buku T.A.O.L ini benar-benar mencubit keras. Membuatku malu dengan semua ungkapan rasa yang aku sampaikan kepadamu selama ini. Sungguh, aku malu.
Aku mulai berpikir, untuk memberi jeda pada perasaanku sampai aku yakin dengan apa yang benar-benar aku inginkan dan aku butuhkan.
Dan, seperti biasa, kamu selalu beberapa langkah di depanku. Aku tau, kamu sudah menciptakan "jeda" itu. Sejak lama. i feel it, honey.
Ternyata satu tahun tidak cukup untuk aku mengenalmu pun melupakanmu. Sekarang, semuanya jadi terasa salah dan tak tentu arah. Rahwana bilang, "Tuhan, jika cintaku pada Shinta terlarang, mengapa Kau bangun megah perasaan ini dalam sukmaku." Seperti itu pula yang ingin aku ucapkan saat ini, sedikit kata umpatan, "Kamvret!" sepertinya lumayan melegakan.
Andai kamu tau, tidak pernah aku mengalami kerumitan seperti sekarang. Dimana banyak perasaan dalam hatiku yang seolah di mix menjadi satu, membuat aku bingung dengan apa yang sebenarnya aku rasakan. Apa yang sebenarnya aku ingikan? Lalu, yang tersisa hanyalah rasa takut. Dan yang paling aku takutkan dari semunya adalah, aku takut melukaimu lebih dalam lagi.
Seandainya saja aku mampu, aku ingin melupakanmu dan tak lagi mengganggumu. Tapi, bahkan setelah satu tahun berlalu, aku masih tetap mengganggumu. Entah sudah puluhan? ratusan? atau mungkin ribuan "maaf" terlontar dari mulutku, namun tetap saja aku mengulanginya. Ya, aku tetap menganggumu.
Beri tahu aku, bagaimana cara untuk melupakan matamu yang sipit itu, dengan tatapan dingin, bahkan bisa sangat mengintimidasi namun berbanding terbalik dengan bibirmu yang saat seulas senyum saja terbit disana, seketika memancarkan aura bersahabat, hangat dan memikat. Arrrgh! Kamvret! Aku sangat merindukanmu.
Beri tahu aku, bagaimana cara untuk melupakan suaramu yang menenangkan itu? Bagaimana cara untuk melupakan senyummu yang teramat manis di sela-sela kamu bercerita panjang lebar tentang harimu, tentang masa kecilmu bahkan tentang orang yang kamu cintai? Bagaimana?
Satu yang ku fahami, sekarang. Jika kamu memilih berhenti bahkan pergi, aku yakin, itu untuk kebaikan kita bersama. Aku menghargai itu. Aku tidak akan lagi kecewa.
Dan, satu yang aku harap kamu akan selalu ingat, aku akan selalu mencintaimu.
Dimanapun kamu dan bersama siapapun kamu, berbahagialah.
Teman galau :




yudy19960211115 dan bukhorigan memberi reputasi
2
122
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan