Pada 12 Juni 2024 lalu, rombongan kapal perang dari Armada Utara Rusia telah tiba di pelabuhan Havana, Kuba. Dalam sebuah video singkat yang dibagikan di Telegram, Kementerian Pertahanan Rusia membagikan cuplikan saat kapal frigat Admiral Gorshkov dan kapal selam nuklir Kazan tiba di pelabuhan Havana.

Sementara itu, ketika Mas Kazan sampai di pelabuhan Havana, di saat bersamaan Mbak Helena (salah satu kapal selam nuklir AS) juga telah tiba di negara tersebut. Tepatnya USS Helena singgah di pangkalan militer AS di Teluk Guantanamo. Menurut informasi Navy Timesyang mengutip informasi dari Komando Selatan AS, USS Helena tiba pada hari Kamis (13/06/2024), sehari setelah kapal selam nuklir Kazan merapat ke pelabuhan Havana.

Pihak Komando Selatan AS dalam sebuah postingan di X pada 13 Juni mengatakan, kehadiran Mbak Helena di Guantanamo merupakan bagian dari “kunjungan pelabuhan rutin” saat kapal selam tersebut melakukan perjalanan melalui wilayah Komando Selatan. Di sisi lain, Amerika jarang mempublikasikan keberadaan kapal selam nuklirnya, ada dugaan jika publikasi tersebut dilakukan untuk meredakan ketegangan di Kuba, yang lokasinya tidak jauh dari wilayah AS.

Dalam perjalanannya ke Kuba, armada kapal perang Rusia mengambil bagian dalam simulasi serangan rudal anti-kapal terhadap sasaran tiruan angkatan laut musuh saat berlayar di Atlantik. Namun, tidak ada rudal yang ditembakkan dengan menggunakan hulu ledak dalam latihan tersebut. Sementara dalam perjalanan ke Kuba, armada kapal perang NATO dan AS terus membayangi perjalanan armada kapal perang Rusia. Bahkan pesawat Poseidon milik US Navy dn Orion milik Angkatan Laut Kanada ditugaskan untuk melacak keberadaan kapal selam nuklir Kazan.



Sebagai tambahan informasi bagi Agan, kunjungan terakhir kapal selam nuklir AS terjadi pada Juli 2023. Waktu itu kapal selam nuklir AS USS Pasadena, yang juga anggota keluarga Los Angeles Class transit di Teluk Guantanamo. Waktu itu Kuba marah atas kunjungan itu, yang disebut sebagai eskalasi proaktif Amerika.

Namun, Amerika membantah dan membuat pernyataan jika kemunculan kapal selam nuklir di Guantanamo adalah perhentian logistik terjadwal, ketika kapal selam tersebut transit ke Kolombia untuk berpartisipasi dalam latihan maritim multinasional. Sebagai tambahan informasi bagi Agan, di Teluk Guantanamo ada pangkalan militer AS yang dikenal sebagai Gitmo yang memiliki 120 km persegi. Lokasinya di sebelah tenggara lepas pantai Kuba.

Sekilas informasi tentang USS Helena, merupakan kapal selam serang cepat bertenaga nuklir Kelas Los Angeles milik Angkatan Laut AS. Kapal ini ditugaskan pada tahun 1986. Kapal selam Kelas Los Angeles dikenal karena keserbagunaannya, kemampuan silumannya, dan kemampuannya untuk melakukan berbagai tugas, termasuk peperangan anti-kapal selam, pengumpulan intelijen, dan misi penyerangan. USS Helena dipersenjatai dengan torpedo dan rudal jelajah serangan darat Tomahawk.



Ada gosip yang beredar jika Helenasengaja ditugaskan untuk menguntit Kazan, namun informasi tersebut belum bisa dikonfirmasi kebenarannya. Akan tetapi, kemunculan Helena di Kuba tidak bisa dianggap hanya sebuah kebetulan. Atmosfer di Kuba saat ini mengingatkan kita akan suasana Perang Dingin, ketika dua negara super power yang punya senjata nuklir bersaing untuk menyebarkan ideologi mereka ke seluruh dunia. Saat ini dua lontong nuklir sudah saling bertatap muka di Kuba, menandakan tensi yang kembali meninggi antara AS dan Rusia setelah runtuhnya Uni Soviet.

Menurut pejabat AS, setelah Kuba, kemungkinan rombongan kapal perang Rusia yang terdiri dari satu frigat, satu kapal tunda, satu kapal tanker dan satu kapal selam nuklir akan menlanjutkan persinggahan ke Venezuela. Meskipun kedatangan kapal selam nuklir AS di Kuba tampak hanya sebuah kebetulan, perlu diingat kehadiran Helena telah menambah daftar kekuatan angkatan laut di wilayah tersebut pada saat yang sangat menegangkan.







Referensi Tulisan: Navy Times
Sumber Foto: sudah tertera