- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Isu Kursi Komisaris di Tengah Kisruh Muhammadiyah Tarik Dana Rp15 Triliun dari BSI


TS
InRealLife
Isu Kursi Komisaris di Tengah Kisruh Muhammadiyah Tarik Dana Rp15 Triliun dari BSI
Isu Kursi Komisaris di Tengah Kisruh Muhammadiyah Tarik Dana Rp15 Triliun dari BSI (pikiran-rakyat.com)

Bisaan aja main isunya--

Quote:
Isu Kursi Komisaris di Tengah Kisruh Muhammadiyah Tarik Dana Rp15 Triliun dari BSI
Eka Alisa Putri - 7 Juni 2024, 15:45 WIB
PIKIRAN RAKYAT - Penarikan dana sebesar Rp15 triliun yang dilakukan Muhammadiyah dari Bank Syariah Indonesia (BSI) masih menarik perhatian publik. Terbaru, muncul isu yang diduga menjadi penyebab berpalingnya Muhammadiyah dari bank syariah terbesar di Indonesia tersebut. Berdasarkan informasi yang beredar, kisruh BSI dan Muhammadiyah diduga berawal dari polemik kursi komisaris.
Awalnya, ada permintaan nama oleh BSI ke Muhammadiyah untuk dicalonkan sebagai DPS dan Komisaris di BSI. Muhammadiyah kemudian menyodorkan Jaih Mubarak sebagai calon DPS dan Abdul Mu'ti sebagai calon komisaris. Namun dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BSI pada 17 Mei 2024, Abdul Mu'ti tidak diterima sebagai komisaris. BSI justru mengangkat Felicitas Tallulembang yang merupakan politikus Partai Gerindra.
Pengurus Baru BSI
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) memutuskan membagikan dividen tunai Rp 855,56 miliar atau Rp18,54 per saham. Jumlah dividen BSI tersebut naik sebesar 100 persen dibandingkan dividen tahun buku 2022 senilai Rp9,24 per lembar saham. Besaran dividen itu setara 15 persen laba tahun buku 2023 yang sebesar Rp5,7 triliun. Sebesar 20 persen laba 2023 atau senilai Rp1,14 triliun disisihkan sebagai cadangan wajib. Sisanya sebesar 65 persen atau sejumlah Rp3,7 triliun digunakan sebagai saldo laba ditahan. Selain penetapan dividen, RUPST juga menetapkan susunan kepengurusan baru dengan penunjukan Hj. Felicitas Tallulembang sebagai Komisaris Independen, Fauzi dan Nasaruddin sebagai Komisaris.
Bersamaan dengan itu, rapat memutuskan pemberhentian Budi Sarjito, Sutanto, dan Arief Rosyid Hasan dari kursi Komisaris. Di jajaran Direksi, rapat menyetujui pengangkatan Ari Rizaldi sebagai Direktur Treasury & International Banking. Sementara Ngatari tidak lagi menjabat sebagai Direktur Retail Banking BSI. “Kami meyakini keputusan pemegang saham ini akan menjadikan pengurus perseroan semakin solid, meraih kinerja yang berkelanjutan untuk menjadikan BSI bisa bersaing di kancah global," kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi.
Pengangkatan pengurus perseroan tersebut berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan serta memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Alasan Muhammadiyah Tarik Dana
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah buka suara soal keputusan penarikan dana simpanan dan pembiayaan dari Bank Syariah Indonesia (BSI). Mereka menuturkan, penarikan dana dilakukan untuk meminimalkan persaingan yang mungkin terjadi di antara bank-bank syariah lain. Muhammadiyah menilai, porsi penempatan dana mereka terlalu terkonsentrasi di BSI. Sementara penempatan dana di bank-bank syariah lain masih sedikit. Secara bisnis, hal itu dinilai dapat menimbulkan risiko konsentrasi (concentration risk).
“Sehingga bank-bank syariah lain tersebut tidak bisa berkompetisi dengan margin yang ditawarkan oleh BSI, baik dalam hal yang berhubungan dengan penempatan dana maupun pembiayaan," kata Ketua PP Muhammadiyah Bidang Ekonomi, Bisnis, dan Industri Halal Anwar Abbas, Rabu 5 Juni 2024. "Bila hal ini terus berlangsung, maka tentu persaingan di antara perbankan syariah yang ada tidak akan sehat dan itu tentu jelas tidak kita inginkan,” ujarnya menambahkan.
Respons BSI
Corporate Secretary PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Wisnu Sunandar menanggapi pemberitaan tentang keputusan Muhammadiyah untuk mengalihkan dananya. Dia mengatakan, BSI berkomitmen untuk selalu melayani dan mengembangkan ekonomi umat melalui upaya kolaborasi dengan mitra strategis dan pemangku kepentingan. Dia mengatakan, BSI juga senantiasa berkomitmen memenuhi ekspektasi seluruh pemangku kepentingan dengan menerapkan prinsip adil, seimbang, dan bermanfaat (maslahat) sesuai syariat Islam. Perseroan juga akan terus berusaha memberikan pelayanan terbaik dan berkontribusi dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.
"Terkait pengalihan dana oleh PP Muhammadiyah, BSI berkomitmen untuk terus menjadi mitra strategis dan siap berkolaborasi dengan seluruh stakeholder dalam upaya mengembangkan berbagai sektor ekonomi umat. Terlebih bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang merupakan tulang punggung ekonomi bangsa,” tutur Wisnu Sunandar.***
Sumber Artikel berjudul "Isu Kursi Komisaris di Tengah Kisruh Muhammadiyah Tarik Dana Rp15 Triliun dari BSI", selengkapnya dengan link: https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/pr-018183732/isu-kursi-komisaris-di-tengah-kisruh-muhammadiyah-tarik-dana-rp15-triliun-dari-bsi?page=2
Eka Alisa Putri - 7 Juni 2024, 15:45 WIB
PIKIRAN RAKYAT - Penarikan dana sebesar Rp15 triliun yang dilakukan Muhammadiyah dari Bank Syariah Indonesia (BSI) masih menarik perhatian publik. Terbaru, muncul isu yang diduga menjadi penyebab berpalingnya Muhammadiyah dari bank syariah terbesar di Indonesia tersebut. Berdasarkan informasi yang beredar, kisruh BSI dan Muhammadiyah diduga berawal dari polemik kursi komisaris.
Awalnya, ada permintaan nama oleh BSI ke Muhammadiyah untuk dicalonkan sebagai DPS dan Komisaris di BSI. Muhammadiyah kemudian menyodorkan Jaih Mubarak sebagai calon DPS dan Abdul Mu'ti sebagai calon komisaris. Namun dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BSI pada 17 Mei 2024, Abdul Mu'ti tidak diterima sebagai komisaris. BSI justru mengangkat Felicitas Tallulembang yang merupakan politikus Partai Gerindra.
Pengurus Baru BSI
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) memutuskan membagikan dividen tunai Rp 855,56 miliar atau Rp18,54 per saham. Jumlah dividen BSI tersebut naik sebesar 100 persen dibandingkan dividen tahun buku 2022 senilai Rp9,24 per lembar saham. Besaran dividen itu setara 15 persen laba tahun buku 2023 yang sebesar Rp5,7 triliun. Sebesar 20 persen laba 2023 atau senilai Rp1,14 triliun disisihkan sebagai cadangan wajib. Sisanya sebesar 65 persen atau sejumlah Rp3,7 triliun digunakan sebagai saldo laba ditahan. Selain penetapan dividen, RUPST juga menetapkan susunan kepengurusan baru dengan penunjukan Hj. Felicitas Tallulembang sebagai Komisaris Independen, Fauzi dan Nasaruddin sebagai Komisaris.
Bersamaan dengan itu, rapat memutuskan pemberhentian Budi Sarjito, Sutanto, dan Arief Rosyid Hasan dari kursi Komisaris. Di jajaran Direksi, rapat menyetujui pengangkatan Ari Rizaldi sebagai Direktur Treasury & International Banking. Sementara Ngatari tidak lagi menjabat sebagai Direktur Retail Banking BSI. “Kami meyakini keputusan pemegang saham ini akan menjadikan pengurus perseroan semakin solid, meraih kinerja yang berkelanjutan untuk menjadikan BSI bisa bersaing di kancah global," kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi.
Pengangkatan pengurus perseroan tersebut berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan serta memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Alasan Muhammadiyah Tarik Dana
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah buka suara soal keputusan penarikan dana simpanan dan pembiayaan dari Bank Syariah Indonesia (BSI). Mereka menuturkan, penarikan dana dilakukan untuk meminimalkan persaingan yang mungkin terjadi di antara bank-bank syariah lain. Muhammadiyah menilai, porsi penempatan dana mereka terlalu terkonsentrasi di BSI. Sementara penempatan dana di bank-bank syariah lain masih sedikit. Secara bisnis, hal itu dinilai dapat menimbulkan risiko konsentrasi (concentration risk).
“Sehingga bank-bank syariah lain tersebut tidak bisa berkompetisi dengan margin yang ditawarkan oleh BSI, baik dalam hal yang berhubungan dengan penempatan dana maupun pembiayaan," kata Ketua PP Muhammadiyah Bidang Ekonomi, Bisnis, dan Industri Halal Anwar Abbas, Rabu 5 Juni 2024. "Bila hal ini terus berlangsung, maka tentu persaingan di antara perbankan syariah yang ada tidak akan sehat dan itu tentu jelas tidak kita inginkan,” ujarnya menambahkan.
Respons BSI
Corporate Secretary PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Wisnu Sunandar menanggapi pemberitaan tentang keputusan Muhammadiyah untuk mengalihkan dananya. Dia mengatakan, BSI berkomitmen untuk selalu melayani dan mengembangkan ekonomi umat melalui upaya kolaborasi dengan mitra strategis dan pemangku kepentingan. Dia mengatakan, BSI juga senantiasa berkomitmen memenuhi ekspektasi seluruh pemangku kepentingan dengan menerapkan prinsip adil, seimbang, dan bermanfaat (maslahat) sesuai syariat Islam. Perseroan juga akan terus berusaha memberikan pelayanan terbaik dan berkontribusi dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.
"Terkait pengalihan dana oleh PP Muhammadiyah, BSI berkomitmen untuk terus menjadi mitra strategis dan siap berkolaborasi dengan seluruh stakeholder dalam upaya mengembangkan berbagai sektor ekonomi umat. Terlebih bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang merupakan tulang punggung ekonomi bangsa,” tutur Wisnu Sunandar.***
Sumber Artikel berjudul "Isu Kursi Komisaris di Tengah Kisruh Muhammadiyah Tarik Dana Rp15 Triliun dari BSI", selengkapnya dengan link: https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/pr-018183732/isu-kursi-komisaris-di-tengah-kisruh-muhammadiyah-tarik-dana-rp15-triliun-dari-bsi?page=2
Bisaan aja main isunya--






viniest dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.4K
Kutip
81
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan