Sumber Gambar

Sumber Gambar

OPINI PRIBADI

Serangan Israel ke Rafah merupakan langkah yang memicu berbagai reaksi dari komunitas internasional dan menimbulkan dampak signifikan terhadap situasi di Gaza. Langkah ini dipandang oleh banyak pihak sebagai bagian dari upaya Israel untuk menunjukkan dominasi militer dan kekuatan politiknya sebelum menyetujui gencatan senjata. Dengan meraih kemenangan strategis di Rafah, Israel berharap dapat memperkuat posisi tawarnya dalam perundingan dan mengirim pesan yang jelas tentang ketangguhan militernya kepada HAMAS dan sekutu-sekutunya. Namun, tindakan ini juga menimbulkan pertanyaan etis mengenai dampaknya terhadap penduduk sipil yang terjebak dalam konflik.

Salah satu alasan utama serangan tersebut adalah untuk mengincar pimpinan HAMAS yang bersembunyi di Rafah. Pimpinan HAMAS dianggap sebagai otak di balik banyak serangan terhadap Israel, sehingga menargetkan mereka diharapkan dapat melemahkan struktur kepemimpinan dan operasional organisasi tersebut. Meskipun ini bisa dilihat sebagai langkah taktis yang logis dari perspektif militer, risiko serangan terhadap wilayah padat penduduk seperti Rafah sangat tinggi. Serangan ini dapat menyebabkan korban sipil yang signifikan dan memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza, yang pada akhirnya justru dapat meningkatkan sentimen anti-Israel di kalangan masyarakat internasional dan warga Palestina.

Alasan ketiga, yakni niat untuk memusnahkan HAMAS atau setidaknya sangat melemahkan kapasitas operasionalnya, mencerminkan ambisi jangka panjang Israel untuk menciptakan stabilitas dan keamanan. Namun, sejarah menunjukkan bahwa tindakan militer keras sering kali tidak berhasil menghilangkan dukungan terhadap kelompok-kelompok seperti HAMAS. Sebaliknya, serangan ini mungkin malah memicu siklus kekerasan yang berkelanjutan, di mana serangan balasan dari HAMAS menjadi tak terelakkan. Ini menciptakan lingkaran setan yang sulit dipecahkan, di mana setiap tindakan kekerasan memicu reaksi yang lebih keras dari pihak lawan.

Selain itu, serangan ini juga mempengaruhi dinamika politik di dalam negeri Israel. Pemerintah Israel, yang sering berada di bawah tekanan domestik untuk menunjukkan ketegasan terhadap ancaman eksternal, mungkin melihat serangan ini sebagai cara untuk memperoleh dukungan politik internal. Namun, konsekuensi jangka panjang dari kebijakan semacam ini bisa merugikan, terutama jika menyebabkan meningkatnya kritik internasional dan isolasi diplomatik. Tindakan yang terlihat agresif tanpa upaya diplomatik yang serius untuk mencapai perdamaian dapat merusak citra Israel di mata dunia dan menghambat upaya perdamaian jangka panjang.

Pada akhirnya, serangan Israel ke Rafah menyoroti kompleksitas konflik Israel-Palestina yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan kekuatan militer. Meskipun ada argumen strategis di balik serangan tersebut, dampak kemanusiaan dan politiknya harus diperhitungkan dengan hati-hati. Upaya yang lebih holistik, yang mencakup dialog, diplomasi, dan pembangunan kepercayaan antara kedua belah pihak, sangat diperlukan untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan. Serangan semacam ini, sementara mungkin memberikan keuntungan taktis jangka pendek, berisiko memperburuk konflik dan menghalangi jalan menuju solusi yang damai dan adil.

Sumber Valid (baca baik-baik):
Link Referensi 1 , Link Referensi 2