- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Bunga Kenangan di Tepi Candi


TS
prasukma20
Bunga Kenangan di Tepi Candi
Bunga Kenangan di Tepi Candi
.
.
.
.
.
By: prasukma20

Mengisahkan tentang Bintang, seorang remaja laki-laki yang telah bekerja selama tiga tahun di Jakarta sejak lulus dari SMK. Merasa hidupnya monoton dan hampa, suatu malam Bintang menemukan foto kenangan bersama lima sahabat lamanya saat kelulusan SMP: Sekar, Rani, Arka, Satria, dan Bima. Kenangan itu membangkitkan kerinduan mendalam dalam dirinya. Dengan semangat baru, Bintang memutuskan untuk mengambil cuti dan pulang ke Jogja, berharap bisa mengumpulkan kembali sahabat-sahabatnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bab 1
Kenangan yang Terlupakan
Kenangan yang Terlupakan
Bintang menghela napas panjang saat menatap layar komputer di kantornya. Sudah tiga tahun sejak dia lulus dari SMK dan bekerja di Jakarta. Kehidupannya terasa monoton dan penuh rutinitas. Setiap hari ia berangkat kerja pagi-pagi, pulang larut malam, dan melewati akhir pekan dengan perasaan hampa. Ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, tetapi ia tidak tahu apa.
Suatu malam, setelah pulang kerja, Bintang membuka Facebook untuk mengusir kejenuhan. Ia tidak sengaja menemukan foto lama yang diunggah salah satu temannya. Foto itu diambil sepuluh tahun yang lalu, saat ia dan teman-temannya merayakan kelulusan SMP. Di foto itu, Bintang berdiri di tengah bersama lima temannya: Sekar, Rani, Arka, Satria, dan Bima. Mereka semua tampak bahagia dan penuh harapan.
“Sudah sepuluh tahun?” gumam Bintang. “Kemana perginya waktu?”
Perasaan rindu tiba-tiba menyergap hatinya. Dia merindukan teman-teman lamanya, kenangan indah yang mereka bagi bersama. Tanpa berpikir panjang, Bintang memutuskan untuk mengajukan cuti selama satu minggu keesokan harinya. Dia tahu apa yang harus dia lakukan: dia harus menemukan teman-temannya dan menghidupkan kembali persahabatan mereka.
Setelah mendapatkan persetujuan cuti, Bintang pulang ke Jogja dengan semangat. Ketika tiba di rumah orang tuanya, dia merasakan nostalgia yang kuat. Jogja, dengan segala keramahtamahannya, selalu bisa membuatnya merasa di rumah.
Pagi berikutnya, Bintang menuju rumah Bima yang berada di dekat Stasiun Lempuyangan. Rumah itu tidak banyak berubah, dan kenangan masa lalu membanjiri pikirannya. Dia mengetuk pintu dan menunggu dengan cemas.
“Bintang?” Suara berat dan familiar menyambutnya. Pintu terbuka dan Bima berdiri di sana, lebih tinggi dan lebih atletis dari yang ia ingat.
“Bima! Lama gak jumpa!” Bintang tersenyum lebar.
“Woahh, Bintang! Masuk-masuk. Lama banget nggak ketemu. Gimana kabar?” ajak Bima sambil mempersilakan masuk.
Di dalam rumah, mereka duduk di ruang tamu yang penuh kenangan. Dindingnya masih dihiasi foto-foto keluarga Bima dan beberapa foto mereka berenam saat SMP.
“Jadi, gimana Jakarta? Betah nggak?” tanya Bima sambil menuangkan teh.
“Lumayan sih, tapi lama-lama ngerasa ada yang kurang. Kayak ada yang mengganjal gitu,” jawab Bintang sambil menyeruput teh.
“Maksudmu apa?” Bima tampak penasaran.
“Beberapa hari lalu, aku nemuin foto lama kita pas kelulusan SMP. Tiba-tiba aku ngerasa kangen banget sama kalian semua,” jelas Bintang.
Bima tersenyum, “Aku juga kangen sama masa-masa itu. Terus, kamu balik ke Jogja buat apa?”
“Aku pengen kita semua kumpul lagi. Kayak dulu, pas masih SMP. Tapi nggak tahu mulai dari mana nyarinya,” kata Bintang dengan antusias.
Suatu malam, setelah pulang kerja, Bintang membuka Facebook untuk mengusir kejenuhan. Ia tidak sengaja menemukan foto lama yang diunggah salah satu temannya. Foto itu diambil sepuluh tahun yang lalu, saat ia dan teman-temannya merayakan kelulusan SMP. Di foto itu, Bintang berdiri di tengah bersama lima temannya: Sekar, Rani, Arka, Satria, dan Bima. Mereka semua tampak bahagia dan penuh harapan.
“Sudah sepuluh tahun?” gumam Bintang. “Kemana perginya waktu?”
Perasaan rindu tiba-tiba menyergap hatinya. Dia merindukan teman-teman lamanya, kenangan indah yang mereka bagi bersama. Tanpa berpikir panjang, Bintang memutuskan untuk mengajukan cuti selama satu minggu keesokan harinya. Dia tahu apa yang harus dia lakukan: dia harus menemukan teman-temannya dan menghidupkan kembali persahabatan mereka.
Setelah mendapatkan persetujuan cuti, Bintang pulang ke Jogja dengan semangat. Ketika tiba di rumah orang tuanya, dia merasakan nostalgia yang kuat. Jogja, dengan segala keramahtamahannya, selalu bisa membuatnya merasa di rumah.
Pagi berikutnya, Bintang menuju rumah Bima yang berada di dekat Stasiun Lempuyangan. Rumah itu tidak banyak berubah, dan kenangan masa lalu membanjiri pikirannya. Dia mengetuk pintu dan menunggu dengan cemas.
“Bintang?” Suara berat dan familiar menyambutnya. Pintu terbuka dan Bima berdiri di sana, lebih tinggi dan lebih atletis dari yang ia ingat.
“Bima! Lama gak jumpa!” Bintang tersenyum lebar.
“Woahh, Bintang! Masuk-masuk. Lama banget nggak ketemu. Gimana kabar?” ajak Bima sambil mempersilakan masuk.
Di dalam rumah, mereka duduk di ruang tamu yang penuh kenangan. Dindingnya masih dihiasi foto-foto keluarga Bima dan beberapa foto mereka berenam saat SMP.
“Jadi, gimana Jakarta? Betah nggak?” tanya Bima sambil menuangkan teh.
“Lumayan sih, tapi lama-lama ngerasa ada yang kurang. Kayak ada yang mengganjal gitu,” jawab Bintang sambil menyeruput teh.
“Maksudmu apa?” Bima tampak penasaran.
“Beberapa hari lalu, aku nemuin foto lama kita pas kelulusan SMP. Tiba-tiba aku ngerasa kangen banget sama kalian semua,” jelas Bintang.
Bima tersenyum, “Aku juga kangen sama masa-masa itu. Terus, kamu balik ke Jogja buat apa?”
“Aku pengen kita semua kumpul lagi. Kayak dulu, pas masih SMP. Tapi nggak tahu mulai dari mana nyarinya,” kata Bintang dengan antusias.
bersambung....
Diubah oleh prasukma20 04-06-2024 12:45






widi0407 dan 9 lainnya memberi reputasi
10
1K
30


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan