Kaskus

News

4574587568Avatar border
TS
4574587568
Mengapa Konstitusi AS Izinkan Terpidana Nyapres?
Mengapa Konstitusi AS Izinkan Terpidana Nyapres?

Jakarta-
Pada momen yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam politik AS, Donald Trump menjadi mantan atau presiden AS pertama yang masih menjabat yang dinyatakan bersalah atas suatu kejahatan.

Sebagian besar pakar sepakat kecil kemungkinan Trump akan menjalani hukuman penjara atas 34 tindak pidana berat yang dilakukannya dalam putusan pada Kamis (30/05) di Pengadilan Manhattan.
Dia diperkirakan akan mengajukan banding atas putusan tersebut sebuah proses yang mungkin akan berlangsung jauh setelah pilpres pada November mendatang dan bahkan jika putusan tersebut dikukuhkan, denda, masa percobaan atau pengawasan adalah opsi hukuman yang lebih mungkin dikenakan pada Trump.

Namun, bahkan dalam skenario terburuk hukuman penjara Trump dapat melanjutkan pencalonannya bahkan berpotensi menjabat sebagai presiden AS dari dalam penjara.


Bagaimana seorang narapidana dapat mencalonkan diri sebagai presiden AS?


Persyaratan hukum bagi kandidat presiden tidak berubah sejak 1789, momen ketika George Washington menjadi presiden pertama Amerika Serikat.

Profesor emeritus sejarah AS di University College London, Prof Iwan Morgan, mengungkapkan ada syarat bahwa calon presiden AS lahir di wilayah Amerika Serikat.
"Itulah sebabnya mengapa banyak orang mempermasalahkan apakah [mantan Presiden AS Barack] Obama benar-benar warga negara Amerika," kata Prof Iwan Morgan kepada BBC, seraya menambahkan bahwa para kandidat harus berusia di atas 35 tahun.
Para kandidat juga harus sudah bermukim di AS selama 14 tahun syarat ini ditambahkan setelah Perang Saudara untuk melarang "orang-orang yang terlibat dalam pemberontakan terhadap Amerika Serikat", kata Prof Morgan.
Kendati begitu, tak ada larangan bagi narapidana untuk mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat.

Quote:


Alasan untuk hal ini bermula dari asal-usul negara tersebut, kata Prof Morgan.
"Amerika Serikat lahir dari revolusi, dan ada kemungkinan seseorang yang mungkin pernah dipenjara karena terlibat dalam gerakan anti-monarki Amerika Serikat masih menjadi koloni [Inggris] kala itu dapat didiskualifikasi dari pencalonan presiden."
Tidak ada satu pun bapak pendiri AS anggota konvensi yang menyusun konstitusi AS pada tahun 1787 yang benar-benar dipenjara oleh Inggris, tetapi "beberapa [dari mereka] hampir dipenjara", kata Prof Morgan.

"Jika revolusi gagal, mereka akan [dinyatakan] bersalah atas pengkhianatan terhadap kerajaan, dan akan menjadi penjahat."
Itulah sebabnya para penyusun konstitusi enggan membatasi siapa yang bisa menjadi presiden, sebuah kebijakan yang memuluskan tiga kandidat berkampanye untuk menjadi presiden dari dalam sel penjara.

Mantan Presiden AS, Donald Trump, dinyatakan bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan dokumen bisnis di Pengadilan Pidana Manhattan, Kamis, 30 Mei 2024. (Reuters)


Eugene V Debs
"Kandidat terpenting yang mencalonkan diri saat berada di penjara federal adalah Eugene Debs pada 1920," kata Prof Morgan.
Debs pertama kali masuk penjara pada tahun 1894, ketika dirinya sebagai pejabat serikat pekerja memimpin aksi mogok kerja terhadap perusahaan kereta api. Dia dinyatakan bersalah karena menghalangi pengiriman surat.
Tentara AS kemudian menghentikan aksi mogok tersebut dan Debs dipenjara selama enam bulan, sebuah pengalaman yang berdampak besar pada pandangan politiknya.

"Pada awal abad ke-20, ia menjadi anggota Partai Sosialis Amerika yang sangat terkemuka. Ia mencalonkan diri sebagai kandidat presiden pada tahun 1904, 1908, 1912, dan 1920," jelas Prof Morgan.
Sebelumnya, Debs juga pernah mencalonkan diri sebagai kandidat Partai Sosial Demokrat pada tahun 1900.

Kampanye kandidat presiden Eugene V Debs pada tahun 1912 dan 1920 merupakan titik puncak bagi sosialisme di AS. (Getty Images)
"Pada tahun 1912, dalam persaingan yang melibatkan kandidat Partai Demokrat Woodrow Wilson, kandidat Partai Republik William Howard Taft, kandidat Partai Progresif dan mantan Presiden Theodore Roosevelt, Debs tampil sangat baik."
Ia memperoleh hampir satu juta suara, 6% dari total suara yang diberikan, "persentase tertinggi yang pernah diraih oleh kandidat Partai Sosialis di Amerika".
Akan tetapi, ia tidak memenangkan suara elektoral, meskipun ia berada di urutan kedua di Florida.

Kendati begitu, perang yang akan datang pada tahun-tahun berikutnya Perang Dunia Pertama akan menghadirkan dilema besar bagi kaum sosialis Amerika, kata Prof Morgan.

"Apakah kita mendukungnya atas dasar patriotisme, atau apakah kita menentangnya sebagai perang kapitalis?"

Debs sangat menentang perang dan berusaha mencegah warga Amerika berpartisipasi di dalamnya.
"Pada awal musim gugur pada1918 perang hampir berakhir saat itu ia berpidato di Canton, Ohio, di sana dia mendesak warga Amerika untuk menolak wajib militer," kata Prof Morgan.

Quote:


Debs didakwa atas tuduhan penghasutan dan dijebloskan ke penjara di Penjara Federal Atlanta pada April 1919.
Ia masih berada di sana untuk pemilihan umum tahun berikutnya, dan Partai Sosialis Amerika dengan sengaja mencalonkannya sebagai kandidat mereka.
Debs memperoleh lebih banyak suara daripada yang diperolehnya pada tahun 1912 sebanyak 914.191 suara pada tahun 1920 dibanding 901.551 suara pada tahun 1912.

Sayangnya, perolehan suaranya hanya mewakili sekitar 3% dari total, karena perempuan kini memiliki hak pilih.

Namun, kondisi di penjara Atlanta jauh berbeda dengan yang mungkin dialami oleh penjahat kerah putih di AS saat ini, dan penjara itu berdampak buruk bagi Debs.
Ia dibebaskan setelah menjalani hukuman hampir tiga tahun di dalam penjara, tetapi kesehatannya tidak pernah pulih dan ia meninggal pada tahun 1926.
Setelah Debs, partai-partai sosialis di AS tidak pernah lagi memiliki pengaruh sebesar itu dalam pemilu AS.

Lyndon LaRouche
Seorang kandidat presiden yang berkampanye dari penjara karena alasan yang agak berbeda adalah Lyndon LaRouche, yang berbagi rekor sebagai kandidat yang paling banyak berupaya memenangkan kursi kepresidenan.
"Ia berkampanye terkadang sebagai seorang Demokrat, lebih sering sebagai kandidat pihak ketiga, dan namanya ada di surat suara dalam setiap pemilihan, dari 1976 hingga 2008. Itu adalah hobinya," komentar Prof Morgan.

LaRouche aktif secara politik di sayap kiri pada 1940-an, tetapi pada 1970-an orientasi politiknya telah bergeser "jauh ke sayap kanan".

"Hubungan antara persona Demokrat dan Republiknya adalah bahwa ia seorang yang gila konspirasi. Orang ini memiliki gagasan konspirasi yang paling aneh ia meyakini Ratu Elizabeth berusaha menjatuhkannya," kata Prof Morgan.
Akan tetapi, LaRouche tetap menciptakan gerakan politik yang didasarkan pada gabungan pandangan dunianya yang aneh dan kebijakan populis seperti pajak yang lebih rendah dan memastikan pemerintah tidak memata-matai warganya sendiri.
Menurut Prof Morgan, gerakan itu tidak pernah beranggotakan lebih dari 2.000 orang, tetapi kandidat yang didukung LaRouche secara mengejutkan memenangkan nominasi Demokrat untuk peran penting di negara bagian Illinois pada tahun 1986.

Salah satunya, Janice A Hart, yang mengancam akan mengerahkan tank ke jalan-jalan dan mungkin yang lebih penting, mengumpulkan banyak uang.
"Kita tidak akan pernah tahu berapa banyak, tetapi beberapa perkiraan menyebutkan $200 juta," kata Prof Morgan.

"Dia menggunakannya untuk mendanai kandidat yang dia setujui dalam pemilihan lokal, negara bagian, dan kongres dengan sangat sedikit keberhasilan."
Ia masuk penjara karena penipuan surat pada tahun 1989 dan dijatuhi hukuman 15 tahun.
"Menjelang pemilihan umum tahun 1992, LaRouche bertekad untuk maju," kata Prof Morgan, "dan ia masuk dalam daftar pemilih di beberapa negara bagian, tetapi ia kurang diperhitungkan dan hanya memperoleh 27.000 suara, hanya 0,1% dari total suara."

Hukuman LaRouche diringankan dan ia meninggalkan penjara pada tahun 1994. Ia kemudian mencalonkan diri untuk jabatan presiden pada tahun 1996, 2000, 2004, dan 2008.

Meskipun ia mampu mengumpulkan dana dan gigih berkampanye, LaRouche tidak pernah meninggalkan kesan yang mendalam, menurut penilaian Prof Morgan.
"Lyndon LaRouche hanyalah catatan kaki kecil dalam sejarah."
LaRouche meninggal pada tahun 2019.

Joseph Smith
Joseph Smith mendirikan Mormonisme sebuah agama yang berpusat pada Kristus tetapi memiliki perbedaan besar dengan gereja Katolik, Protestan, dan Ortodoks pada tahun 1830.
Dalam Mormonisme, dia memperkenalkan praktik poligami kepada rekan-rekan dekatnya.
"Itu dipandang sebagai ancaman terhadap nilai-nilai dasar Amerika. Poligami dipandang sebagai jenis kejahatan terburuk, dan Smith diduga memiliki 20 istri," kata Prof Morgan.
Smith berasal dari Massachusetts, tetapi pencariannya untuk rumah yang aman bagi para pengikutnya membawa mereka ke barat ke Illinois.
Di sana, kaum Mormon membangun kota mereka sendiri pada awal 1840-an, Nauvoo, di tepi Sungai Mississippi, tempat mereka berharap untuk hidup dan beribadah dengan damai.
Smith kemudian terpilih sebagai wali kota dan membentuk milisi Mormon.
"Kegiatan poligaminya mengundang permusuhan dari kaum Mormon lain yang istrinya tampaknya dicurinya."
Smith memerintahkan milisinya untuk menghancurkan mesin cetak surat kabar anti-Smith, yang akhirnya membuatnya dipenjara di Carthage, Illinois.
Ia berkompetisi sebagai kandidat Partai Reformasi dalam pemilihan presiden 1844. Partainya yang berbasis Mormon berharap dapat memegang kendali kekuasaan, dan dengan demikian mempromosikan aktivitas poligami mereka dan pandangan Smith bahwa setiap orang pada dasarnya adalah Tuhan.

Namun, keyakinan partai terhadap emansipasi perbudakan secara bertahap membuat mereka semakin banyak dimusuhi.
"Abolisionisme sangat, sangat tidak populer di Utara pada saat itu; bahkan para abolisionis non-Mormon mempertaruhkan nyawa mereka dengan berbicara mendukung penghapusan perbudakan," kata Prof Morgan.
Massa berkumpul di luar penjaranya di Carthage, dan dia beserta tahanan lain ditembak mati di gedung tempat mereka berlindung.
"Sebuah regu tembak dadakan kemudian dibentuk untuk menembak mayatnya lebih banyak lagi," tambah Prof Morgan.

Quote:


Jadi, ada tiga kandidat presiden lain yang mencalonkan diri untuk jabatan tertinggi dari penjara dan mungkin ada yang keempat jika Joseph Maldonado-Passage mencalonkan diri pada November.
Dikenal juga sebagai Joe Exotic, bintang film dokumenter Netflix tahun 2020 Tiger King telah mengumumkan minatnya untuk mencalonkan diri sebagai presiden dari Demokrat.
Saat ini ia menjalani hukuman lebih dari 20 tahun atas tuduhan yang berkaitan dengan kekejaman terhadap hewan dan rencana untuk membunuh pemilik kebun binatang saingannya.
Jika ia masuk penjara, posisi Trump sebagai kandidat tidak akan unik, tetapi ia akan menjadi tokoh paling signifikan yang mencalonkan diri sebagai presiden dari penjara.
Bahkan jika ia terhindar dari hukuman penjara, seperti yang diungkap oleh koresponden BBC Amerika Utara John Sudworth, separuh dari negara yang terpecah belah akan memiliki seorang narapidana sebagai kandidat persiden mereka.

sumber
Diubah oleh 4574587568 03-06-2024 19:52
combustorAvatar border
combustor memberi reputasi
1
55
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan