Kaskus

News

4574587568Avatar border
TS
4574587568
Para Pemimpin Dunia Murka Israel Ubah Rafah Jadi Lautan Api
Para Pemimpin Dunia Murka Israel Ubah Rafah Jadi Lautan Api

RAFAH - Para pemimpin dunia menyatakan kemarahan mereka setelah serangan Israel terhadap satu kamp pengungsi Palestina di Rafah, Gaza selatan, pada Minggu (26/5/2024). Jumlah korban tewas akibat serangan tersebut, yang terjadi di lingkungan Tel al-Sultan di Rafah barat, kini meningkat menjadi 45 orang, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Daerah tersebut telah ditetapkan oleh Israel sebagai “zona aman” dan ribuan pengungsi Palestina mencari perlindungan di sana sejak Israel menginvasi Rafah dua pekan lalu. “Marah dengan serangan Israel yang telah menewaskan banyak pengungsi di Rafah,” tulis Presiden Prancis Emmanuel Macron di X. “Operasi ini harus dihentikan. Tidak ada wilayah yang aman di Rafah bagi warga sipil Palestina,” ujar dia, seraya menyerukan “penghormatan penuh terhadap hukum internasional dan gencatan senjata segera”. 

Josep Borrell, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, mengatakan dia “ngeri” dengan berita serangan itu. "Saya mengutuk keras tindakan ini. Tidak ada tempat yang aman di Gaza," tegas dia. Dia mendesak diakhirinya serangan Israel dan penghormatan terhadap hukum internasional dan perintah Mahkamah Internasional (ICJ) untuk menghentikan serangan di Rafah.

Di Inggris, Pemimpin Partai Buruh Keir Starmer, yang akan bersaing dalam pemilu tanggal 4 Juli, mengatakan dia akan mengupayakan gencatan senjata setelah terpilih sebagai perdana menteri.

Serangan itu terjadi hanya dua hari setelah pengadilan tinggi PBB, ICJ, memerintahkan penghentian segera tindakan militer Israel di Rafah, yang mungkin merupakan pelanggaran terhadap kewajibannya berdasarkan Konvensi Genosida. Kementerian Luar Negeri Mesir juga mengecam serangan itu sebagai tindakan yang “disengaja”. Dia menambahkan hal itu merupakan “pelanggaran mencolok terhadap hukum humaniter internasional dan Konvensi Jenewa Keempat”. Dia menambahkan serangan itu dapat menghambat upaya apapun untuk menyetujui gencatan senjata. Qatar mengutuk serangan itu dengan “sekeras-kerasnya”. Mereka menyerukan pihak berwenang Israel untuk mematuhi keputusan ICJ, dengan menyatakan komunitas internasional harus “mencegah pasukan pendudukan melaksanakan rencana mereka yang bertujuan memaksa warga sipil mengungsi dari kota yang telah menjadi tempat perlindungan terakhir bagi ratusan ribu pengungsi di Jalur Gaza." Qatar dan Mesir telah menjadi dua mediator utama antara Israel dan Hamas sejak awal permusuhan pada 7 Oktober.


Biadab 

Kementerian luar negeri Uni Emirat Arab mengeluarkan pernyataan yang mengecam serangan tersebut, dan mengatakan serangan tersebut menewaskan warga sipil yang tidak bersalah. Kementerian tersebut mengulangi seruannya untuk melakukan gencatan senjata dan menjunjung tinggi keputusan ICJ yang memerintahkan Israel mengakhiri dan mencegah pelanggaran terhadap Konvensi Genosida.

Arab Saudi juga mengutuk serangan itu sebagai “pelanggaran terang-terangan yang dilakukan pasukan Israel terhadap semua resolusi, hukum dan norma internasional dan kemanusiaan”. Pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Saudi menyerukan, “Komunitas internasional untuk segera turun tangan untuk menghentikan pembantaian dan mencegah semakin parahnya bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.”

Israel mengklaim serangan udaranya terhadap Tel al-Sultan menargetkan kompleks Hamas dan menewaskan dua pemimpin senior kelompok tersebut. Hamas belum mengonfirmasi kematian kedua anggotanya.

sumber
0
291
18
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan