Kehidupan pernikahan itu ternyata tak seindah angan angan ku dulu. Aku kira dulu saat aku memutuskan bersama mu menjalani kehidupan akan seperti di buku dongeng yang aku baca dan ternyata aku salah besar.
Diam diam ternyata kamu sudah mempunyai yang lain di belakang ku, sakit sekali rasanya.
Kamu meninggalkan aku begitu saja, membuangku seperti aku tak pernah ada artinya dalam kehidupanmu. Telah kuberikan semua untukmu, kubukakan rumahku untukmu dan keluargamu. Ku bantu ibu dan saudara2mu. Aku kerja banting tulang tanpa menuntut nafkah darimu, karena aku mengerti keadaan mu. Tapi ternyata kamu mendua, dengan alasan dia lebih baik untukmu. Klise.

Kamu membuangku, seperti sampah. Masih teringat kamu bilang aku egois, bukan kah tugas mu tuan, untuk membimbingku bukan hanya menyalahkan aku. Dan saat aku menyinggung perempuan itu, kamu malah marah besar. Kamu lebih membela nya. Fine, bela lah.

Aku ingat sekali setelah kamu membuangku, kamu pulang ke tempat ibumu. Dan aku jatuh sakit karena syok. Aku masuk rumah sakit. Dan yang paling menyakitkan saat aku di rumah sakit kamu malah jalan jalan dengan perempuan itu, memeluk perempuan itu dengan senyum lebarmu. Ibuku memberimu kabar kalau aku masuk rumah sakit, tapi tak kamu hiraukan. Kamu malah bersenang senang di atas rasa sakit ku. Di manakah perasaan mu tuan?

Mungkin aku tak harus menanyakan itu, karena memang kamu mungkin tak punya perasaan. Betapa hancur nya hati ku saat itu.

Kamu bilang kamu mencintaiku dan aku mempercayai nya. Kamu bilang kamu akan sangat bahagia ketika suatu hari nanti kita mempunyai anak. Kamu bilang kamu akan membeli kursi bayi untuk di taruh di dalam mobil. Kamu bilang kamu tidak akan pernah menyakitiku, dan aku mempercayai semua kata2 mu.
Ternyata semua itu bohong.
Semuanya hanya bohong semata.

Bersyukur aku berpisah dengan mu. Dengan lelaki yang aku kira bisa menjadi imam yang baik, yang aku kira bisa memimbing ku, melindungi ku, juga mengayomi ku. Ternyata semua itu hanya ada dalam angan angan ku saja.
Kamu bahkan lebih membela keluarga mu dari pada aku.

Kamu membuat ku trauma, luka ini sulit untuk aku sembuh kan. Aku tidak ingin melihatmu lagi, tidak ingin mendengar suara mu lagi, tidak mau tau apapun kabar mu. Aku tidak mau bertemu denganmu lagi dalam kondisi apapun. Cukup atas semua sakit yang kamu berikan.
Aku telah mengadukan mu kepada Allah ku dalam setiap sujud ku. Dan memohon kepada penciptaku untuk menyembuhkan hati ku yang terluka karena perbuatan mu.

Semoga kamu menikmati kehidupan barumu bersama nya.
Jangan pernah datang dalam kehidupanku lagi.
Kamu adalah pelajaran kehidupan yang tak akan pernah aku lupakan.

Selamat tinggal.