Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) adalah partai yang bernafaskan agama dan mendukung paslon 01 AMIN di Pilpres 2024.

Setelah kekalahan telak 01 atas 02 di Pilpres 2024, PKB dan PKS ternyata menyatakan keinginan bergabung dalam Koalisi Gemoy Prabowo – Gibran.

Keingingan bergabung dalam koalisi tersebut disampaikan Ketum PKB Muhaimin Iskandar pada Rabu, 24 April 2024 lalu.

"PKB dan Gerindra sebagai partai yang selama ini kerja sama di parlemen maupun di eksekutif, ingin terus berkerja sama, lebih produktif lagi," kata Cak Imin.

Apalagi, kata Cak Imin, Prabowo sebagai presiden terpilih akan menghadapi agenda pembangunan yang begitu menantang di masa mendatang.

“Bagi kepentingan itu, maka kesuksesan pembangunan adalah kesuksesan yang diharapkan seluruh rakyat dan PKB ingin rakyat tersenyum bahagia ke depan karena kemajuan dan kemakmuran," ujar Cak Imin.

Cak Imin berharap dapat terus merajut kerja sama dengan Gerindra lewat sejumlah bidang, baik legislatif maupun ikhtiar lainnya.

Sumber : https://nasional.sindonews.com/read/...agi-1713949490
https://www.viva.co.id/berita/politi...las-terpampang

Begitu pula dengan PKS yang menyebut PKS berharap didatangi Prabowo untuk diajak bergabung ke koalisi pemerintahan mendatang.

"Permasalahannya adalah kita ingin kebersamaan setelah NasDem dan PKB didatangi, mungkin juga PKS pasti akan didatangi, kita berharap gitu toh," ujar Sekjen PKS Aboe Bakar Al Habsyi di acara halalbihalal PKS pada Sabtu, 27 April 2024.

Aboe bahkan menyebut, PKS sudah berkomunikasi dengan kubu Prabowo. Dia mengklaim, komunikasi yang dilakukan sudah detail. Seharusnya, kata Aboe, Prabowo hadir di acara halalbihalal yang diadakan PKS.

Namun, Prabowo tak hadir di acara PKS tersebut dengan alasan sudah ada acara halal bihalal juga di rumah Prabowo.

Sumber :
https://nasional.tempo.co/read/18614...pkb-dan-nasdem
https://www.viva.co.id/berita/politi...-ini-alasannya

Rupanya PKS dan PKB, dua parpol yang konon berisi orang paling beragama dan orang paling suci tapi gemar merendahkan Prabowo – Gibran, hingga akhirnya dihukum Tuhan dengan kekalahan telak, mendadak ingin bergabung dengan Koalisi Prabowo – Gibran.

Bahkan dalam kunjungan Prabowo menemui Cak Imin, terlontar segudang jilatan – jilatan puja – puji, seolah tak pernah merendahkan program-program Jokowi dan Prabowo pada pemerintahan 2019 – 2024.

Contoh paling mutakhir adalah cercaan Cak Imin pada program Food Estate pada debat capres, dan sholawat kebencian pada kampanye akbar.

Sumber :
https://nasional.kompas.com/read/202...am-food-estate
https://pemilukita.republika.co.id/b...-sindir-jokowi

Itulah mengapa, pihak Partai Gelora serta PAN menolak PKS dan PKB bergabung dengan Prabowo – Gibran.

Partai Gelora menolak hingga menyinggung kembali serangan – serangan PKS kepada Prabowo – Gibran selama ini.

Sekjen Partai Gelora Mahfuz Sidik pada 28 April 2024 mengingatkan publik dengan narasi yang pernah muncul dari kalangan PKS.

Dia membahas analogi dari PKS soal Nabi Musa tidak perlu berutang pada Firaun, karena dahulu Anies Baswedan diusung menjadi calon Gubernur Jakarta pada 2017 oleh Partai Gerindra.

Belum lagi narasi PKS yang mengadu domba dan memecah belah masyarakat serta memberi cap pengkhianat kepada Prabowo karena bergabung dalam Kabinet Pemerintahan Presiden Jokowi pada 2019.

Sumber : https://news.detik.com/pemilu/d-7315...artai-gelora/2

Sementara PAN mengingatkan PKB untuk tidak membawa visi perubahan jika ingin bergabung ke pemerintahan Prabowo – Gibran.

Sebab, koalisi Prabowo – Gibran mengusung visi – misi keberlanjutan dan penyempurnaan pemerintahan Presiden Jokowi.

"Ini sangat penting agar masyarakat dan partai-partai yang ada tidak bingung. Kan tidak enak kalau hari ini A, besok B. Hari ini perubahan, eh beberapa hari kemudian langsung berada di keberlanjutan dan penyempurnaan," ujar Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay, pada 29 April 2024.

Perlu diketahui, pada pertemuan dengan Prabowo, Cak Imin menyerahkan delapan agenda perubahan partainya kepada Prabowo.

Cak Imin berharap, delapan agenda perubahan tersebut bisa menjadi bahan masukan terhadap pemerintahan Prabowo – Gibran ke depan.

Sumber : https://voi.id/berita/376974/pkb-dan...prabowo-gibran

Oleh karena itu, sudah sangat tepat bagi Partai Gelora menolak pihak PKS dan PKB yang pernah menjelek-jelekkan Prabowo – Gibran dan Jokowi bergabung dalam pemerintahan yang baru nanti.

Betul juga kata PAN, apa jaminannya PKB tidak melanjutkan visi misi perubahan Anies – Imin untuk disusupkan ke dalam Visi Indonesia Emas Prabowo – Gibran?

Apalagi jika PKB masih dipimpin Cak Imin. Terkecuali, Muktamar PKB Agustus 2024 mendatang, menumbangkan Cak Imin dan PKB memiliki Ketum yang baru, barulah enak bicara duduk bersama membangun bangsa.

Lagipula, wacana PKB bergabung ke dalam Koalisi Gemoy masih sebatas keinginan, belum ada lampu hijau dari Prabowo. Sebab, dengar-dengar sudah ada calon yang dipersiapkan untuk pimpin PKB usai muktamar mendatang.

Begitu pula dengan PDIP. Selama dominasi gerakan PDIP masih dikuasai poros Prananda – Hasto – Ganjar, sudah sebaiknya Koalisi Gemoy tutup pintu pada PDIP.

Namun, lain cerita jika Munas PDIP Agustus 2024 mendatang, mengangkat Puan Maharani sebagai Ketum Baru dari partai berlogo banteng tersebut, barulah enak bicara duduk bersama membangun bangsa.

Sumber:



Terkait keingingan partai berhaluan agama masuk koalisi Prabowo – Gibran, kita jangan lupa bahwa kemenangan Prabowo – Gibran tanpa kontribusi secuil pun dari parpol-parpol penjual agama seperti PKB, PKS, PPP, dan Partai Ummat.

Kontribusi figur agama pada kemenangan Prabowo – Gibran, dilakukan dengan menggunakan pola baru akuisisi figur kunci, tanpa perlu biaya mahal akuisisi parpol agama.

Misi depolitisasi NU yang diboyong Yahya Staquf untuk menumbangkan Said Aqil yang selama 10 tahun menjadikan warga NU sebagai alat dagang politik, sudah sangat baik dan sesuai dengan semangat modernisasi politik.

Sumber : https://www.cnnindonesia.com/nasiona...yahwat-politik

Jangan sampai, kita semua terbuai oleh janji manis para penjual agama dan menerima begitu saja niat bergabung PKS dan PKB ke dalam koalisi, lalu perpolitikan kembali memperdagangkan agama.

Kursi khusus untuk Prabowo – Gibran dalam halal bihalal PBNU yang disuguhkan Yahya Staquf adalah cara Prabowo – Gibran merespons pertemuan Prabowo – Cak Imin yang diolah Cak Imin seolah Prabowo sudah menerima PKB.

Pernyataan tegas Ketum PBNU bahwa Prabowo – Gibran adalah bagian dari keluarga besar PBNU sehingga diberikan kursi khusus sangat jelas maknanya, yakni Prabowo – Gibran sudah menjadi bagian dari keluarga besar PBNU Modern di bawa pimpinan tangan dingin Yahya Staquf dan misi depolitisasi NU-nya.

Sumber :
https://nasional.kompas.com/read/202...ta-keluarga-nu
https://www.cnnindonesia.com/nasiona...a-nu-dari-dulu

Oleh karena itu, tidak ada keuntungan apa pun bagi Prabowo – Gibran menerima PKB.

Ingat, ber-NU bukan ber-PKB yang dibawa Yahya Staquf, berkebalikan dari slogan Cak Imin ber-NU adalah ber-PKB.

Logika sederhananya, jika Prabowo Gibran sudah keluarga besar NU, apa gunanya parpol yang mengusung ber-NU adalah ber-PKB? Jawabannya tidak ada gunanya.

Sumber :



Maka ketika kita melihat cara Prabowo merespons pertemuan dengan Cak Imin (24 April) dengan halal bihalal NU (27 April) yang menegaskan Prabowo – Gibran adalah keluarga besar PBNU, maka jelaslah sudah, PKB hanya berguna gabung ke Koalisi Gemoy, jika Muktamar PKB Agustus 2024 menghasilkan Ketum baru.

Sebab, ada warna baru dari perubahan gerbong pimpinan PKB dimana warna lama hanya punya sejarah pahit yakni Cak Imin merendahkan Prabowo – Gibran sebagaimana halnya yang juga dilakukan PKS.

Awas! Munafikun politik agama hendak gabung Koalisi!