nibrasulhaqAvatar border
TS
nibrasulhaq
Hati-hati Moment Idul Fitri Justru Tuai Dosa-dosa Baru
Idul Fitri Moment Silaturrahim



Assalamualaikum warahmatullah

Takbir berkumandang dan menggema di segenap penjuru dunia. Hari raya Idul Fitri kaum muslimin kali ini serempak. Berbondong-bondong kaum muslimin mengakhiri ibadah Ramadhannya dengan mendirikan salat idul fitri di tanah lapang.

Di Indonesia, usai menunaikan salat idul fitri, umumnya kaum muslimin bersilaturahim, berkunjung ke seluruh sanak saudara. Bergilir dan berpindah dari satu rumah ke rumah yang lain.

Kesempatan ini memang kesempatan yang dinanti-nanti oleh sebagian besar kaum muslimin. Bagaimana tidak? Karena orang-orang yang bekerja di luar daerah atau yang merantau, tentu pada hari rayalah mereka semua dapat pulang ke kampung halaman. Berjumpa dan bersilaturahim dengan keluarga besar.

Meski perjalanan mudik itu berat, seperti lelah dan macet di mana-mana, tetap mereka jalani demi dapat berjumpa dengan kerabat.

Satu per satu, silih berganti orang akan berkunjung, bersilaturahim. Tentu saja perjumpaan mereka terlibat pembicaraan. Hanya saja, pembicaraan yang bergulir tidak selamanya manfaat, bahkan justru madharat yang didapat dengan sebab berdampak dosa.

Berikut ini yang perlu kita perhatikan dan hati-hati dalam menjaga lisan, agar tidak menimbulkan petaka:

1. Membicarakan Cela Orang Lain
Bagian pertama ini tidak asing kita dengar juga kerap kita lihat. Bagaimana aktivitas ini lebih sering dinamakan ghibah atau bahasa gaulnya gosip.

Apa itu ghibah? Membicarakan perkara orang lain kepada yang selainnya, sementara obyek yang dibicarakan itu tidak rida.

Jika ingin menasihati, merubah atau menyampaikan sesuatu kepada obyek, mengapa harus disampaikan kepada orang lain? Bukankah dengan begitu, artinya pesan yang hendak disampaikan tidak sampai pada obyek yang dituju.

Bahkan sering kita lihat seseorang menggunjingkan orang lain dengan segala argumen, pernyataan yang menjatuhkan dan menjelek-jelekkan obyek.

Perhatikan dalil berikut:
Quote:


Tanyakan pada diri apa keuntungan yang didapat ketika mencari-cari kesalahan orang lain?

Dapatkah mengantarkan diri ke surga? menambah ketaatan? membuat semakin kaya atau menjadikan diri tuai pahala?

Tentu saja jawabannya bukan itu semua, pada peringatan Allah ta'ala tersebut engkau dierumpamakan memakan daging bangkai. Bayangkan! Begitu menjijikan bukan?

Hidup itu memang pilihan, anda memilih fujur atau taqwa? Silahkan ....

2. Membanggakan Diri
Moment-moment berkumpul, disukai sebagaian besar orang, karena di moment ini kerap menjadi ajang pamer dan bangga diri. Hati-hati terjerumus kepada kesombongan, bukankah ini salah satu sifat iblis?

Ada yang sukses dalam karier maka ia akan ceritakan banyak hal tentang karirnya. Ada pula yang menurut kaca matanya berlebih dalam harta dan perekonomian, maka ia tidak henti-hentinya membeberkan seberapa banyak harta kekayaannya.

Sementara bagi yang sukses dalam pendidikan, maka ia akan sampaikan bagaimana perjuangannya dalam menuntaskan pendidikan. Belum lagi sebagian orang yang merasa keluarganya paling harmonis, tentu ia akan merinci, beginilah anggota keluargaku yang ini, yang itu dan seterusnya.

Tidak terlewat pula, kisah seseorang yang merasa hebat sukses dalam ibadahnya di bulan Ramadhan. Bagaimana kekuatannya dalam berpuasa, Istiqomahannya dalam tilawah Al Qur'an, banyaknya dalam bersedekah, seberapa seringnya ia berbagi ta'jil, seberapa lama tarawih dan qiyamullail yang didirikannya selama Ramadhan, kekhusyuk an diri saat i'tikaf dan seterusnya.

Jika saja semua yang disampaikan itu ada noktah di dada sebuah kesombongan, maka ingatlah pesan Allah berikut:
Quote:


Maka, hati-hatilah dengan ketakabburan yang ada dan terbersit dalam diri.

3. Menyindir dan Memojokkan Orang lain
Dalam perjumpaan, tentu saja bergulir perbincangan. Di mana perbincangan yang berlangsung ada kalanya sebagian merendahkan sebagian yang lain. Tidak dipungkiri, hal tersebut pasti terjadi.

Ketika ada sebagian yang tidak suka dengan yang dituju, lalu ia mengajak sebagian yang lainnya lagi agar berpihak kepadanya, ia mengeluarkan seluruh perkataan yang menggiring agar memojokkan orang yang dituju.

Ketahuilah jika hal tersebut menyakitkan. Jika hendak mensihati, bukankah di dalam Islam bahwa menasihati itu bukan di depan umum, hendaknya face to face.

Atau cobalah jika diri berada pada posisi obyek yang dijadikan bahan bully-an. Kembali perhatikan pesan berikut:
Quote:


Begitu sempurnanya Islam, segala sesuatu diatur dan dijelaskan agar kita benar-benar selamat hingga akhirat kelak.

Semoga tulisan ini sanggup menjadi pengingat atau peringatan bagi kita semua.

Wassalamu'alaikum

Penulis: nibrasulhaq
Narasi: Oppri

Diubah oleh nibrasulhaq 10-04-2024 22:23
hyperzectrooperAvatar border
jackazAvatar border
p.a.c.o.lAvatar border
p.a.c.o.l dan 8 lainnya memberi reputasi
9
797
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan