Judul buku      : Terusir

Pengarang       : Hamka

Penyunting      : Dharmadi

Kategori          : Novel

ISBN               : 978-602-250-292-0

Ukuran            : 18,3 cm

Halaman          : 132 halaman

Penerbit           : Gema Insani

Cetakan ke-1 2016

Cetakan ke-2 2020

Buku ini menceritakan tentang perjalanan seorang perempuan bernama Mariah, setelah di usir dari rumah suaminya, sebab di jebak oleh kerabat dari keluarga suaminya sendiri. Sebab tuduhan atas Mariah yang di duga selingkuh, sehingga suaminya menjadi gelap mata dan mengusir perempuan itu tanpa ampun. Ia bahkan membenci perempuan itu, meski Mariah telah mengirimkan berkali-kali surat pada suaminya, hingga ia bahkan meminta maaf atas kesalahan tidak di perbuatnya. Karena termakan amarah, sehingga pikiran suaminya tidak bisa berpikir dengan baik, dan mau mempercayai perkataan dari kerabatnya sendiri.
Hingga akhirnya datanglah seorang sahabatnya yang baru pulang dari haji, diberitahulah suaminya perihal pertimbangan-pertimbangan dan solusi yang membawa sang suami agar kembali menerima istrinya di rumahnya, namun semuanya terlambat, Mariah telah pergi jauh meninggalkan kediaman suaminya, serta meninggalkan anaknya yang masih berusia tujuh tahun.

Karena Mariah tidak memiliki kerabat dari siapapun, terpaksa ia harus hidup seorang diri dijalanan, meminta pekerjaan kesana kemari, namun tidak kunjung dapat, sampai akhirnya ia bertemu dengan seorang keluarga bangsawan dari luar negeri, namun ia bekerja dengan keluarga itu cukup singkat, sebab majikannya harus kembali ke asalnya.

Seperginya majikannya dari Jawa, ia di pinang oleh seorang laki-laki yang merupakan teman kerjanya, harapannya adalah bisa bergantung kehidupan pada laki-laki tersebut, tapi tingkah suami barunya justru suka sekali menghamburkan uang, main perempuan sana-sini, bahkan menghabiskan uang untuk bersenang-senang.

Selepas cerai dengan suaminya yang kedua, Mariah yang alim, menempuh hidup dengan jalan yang gelap, yaitu menjadi seorang pramuria untuk bisa menghidupi dirinya sendiri, hingga tahun pun berjalan, ia semakin tua. Disaat dirinya dikenal sebagai pramuria terkenal di kotanya, saat itu pula ia bertemu dengan anaknya, namun enggan untuk memberitahu sang anak jika dirinya adalah ibu kandungnya, karena ia sadar dirinya bukanlah perempuan baik-baik, tapi seorang pramuria.

Istilah pohon semakin tinggi, semakin besar pula angin yang menerpanya. Ketika anaknya Mariah akan menikahi gadis cantik, ada seorang pria yang pernah melamar gadis itu namun di tolak, tidak terima, sehingga pria itu menyimpan dendam untuk menghancurkan kebahagiaan anaknya Mariah dengan gadis cantik tersebut. Pria itu menjebak dengan keberadaan gadis-gadis penggoda, namun berakhir gagal.

Hingga akhirnya Mariah mendengar niat buruk pria itu, sehingga ia memberitahukan jika dirinya adalah ibu dari seorang pria dengan gelas Master yang terkenal. Pria yang memiliki dendam justru berniat untuk membocorkannya, hingga akhirnya dengan terpaksa Mariah mengotori tangannya untuk membunuh pria itu, hanya untuk menyelamatkan nama baik sang anak yang tengah naik daun.

Tapi pada akhirnya Mariah di pertemukan dengan anaknya di meja hijau (Pengadilan) dimana anaknya di sewa untuk menjadi pengacaranya.

Cerita ini sangat menyedihkan dari awal hingga akhir, menceritakan perjalanan panjang seorang perempuan, bahkan perasaan seorang ibu, hingga akhirnya di pertemukan dengan anaknya setelah sekian lama, dalam keadaan sang anak sudah lupa akan ibunya.

Dari kejadian itu belajar, dimana awalnya dari sisi seorang suami, yaitu untuk tidak gampang terpengaruh fitnah atau omongan orang lain yang tidak berdasar, serta jangan pula dengan gampang mengambil keputusan sebagai seorang laki-laki tanpa memberikan pertimbangan dan bukti kuat akan kejadian yang di tuduhkan.

Dari sisi pekerjaan. Namanya juga kehidupan, tidak ada yang mudah, jika perempuan tidak mampu dan tidak menemukan pekerjaan yang baik, hanya satu pekerjaan yang terbayang dalam hidupnya, yaitu pramuriaan. Dari cerita ini seolah-olah mengajari pembaca untuk menjadi perempuan yang mandiri, serta bisa berdiri sendiri ketika suaminya nanti akan melakukan hal yang tidak baik, seperti pengusiran, talak, bahkan sampai cerai.

Lalu sisi dari seorang ibu. Kasih sayang seorang ibu memang sepanjang masa, bahkan sedari dalam kandungan, hingga lahir kasih sayang ibu tidak pernah terbatas, meski anaknya lupa akan ibunya, namun ibunya belum tentu lupa akan sang anak.

Dan terakhir penyesalan. Ketika seseorang gampang sekali memutuskan akan suatu hal tanpa pertimbangan matang-matang, jelas saja penyesalan akan menghantuinya sepanjang hidupnya.

Buku ini sangat di rekomendasikan, untuk membacanya satu hari bisa habis, serta banyak peribahasa yang di mainkan dalam novel ini, tidak hanya itu saja, walaupun peribahasanya ada yang menggunakan bahasa timur, tapi pembaca tetap akan mengerti kemana alur ceritanya akan berjalan. Novel ini layak di berikan rating 10/10.

[url=https://www.wattpad.com/story/366193075]