Sumber Gambar

Twitter sedang ramai dengan penggunaan tagar #BoikotEspro, yang merupakan perusahaan yang memproduksi jersey resmi untuk timnas Indonesia.

Semuanya dimulai ketika seorang desainer bernama Ernanda Putra memberikan respons yang kontroversial terhadap kritik terhadap desain jersey. Alih-alih menerima masukan, Ernanda justru membalas dengan menyerang pihak yang mengkritiknya.

Kritik terhadap desain jersey Espro sebelumnya disampaikan oleh seorang ahli sepak bola yang dikenal dengan nama Coach Justin, melalui akun Twitter pribadinya, @CoachJustinL.

Coach Justin mengomentari, "Terlihat jelas ada kesalahan pada lingkaran offside, dan logo shield-nya tidak terletak secara langsung. Dari segi bahan, jersey ini terkesan seperti hanya ditempel saja, tidak ada unsur eksklusif sama sekali. Jika dijual dengan harga Rp 600 ribu, hal ini terasa tidak sebanding, terutama logo yang terlihat sangat murah."

Dia juga membandingkan kualitas jersey timnas futsal merek Specs yang dibelinya seharga Rp 430 ribu dengan jersey timnas Espro yang dihargai Rp 600 ribu, menyatakan bahwa kualitas jersey Espro jauh kalah dan terkesan hanya meniru desain jersey sebelumnya.

Coach Justin menegaskan, "Saya yakin tidak masalah membayar mahal untuk sebuah jersey selama nilainya sepadan. Namun, jika harga replika mencapai Rp 600 ribu dengan kualitas sebagaimana itu, di mana logo hanya terlihat seperti ditempel, maka kritik adalah hal yang wajar. Namun, mengapa sang desainer bereaksi dengan marah? Yang lebih buruk lagi, dia menyerang saya secara pribadi, padahal yang saya kritik adalah produknya. Biarkanlah netizen yang menilai."

Tentu saja, postingan Coach Justin tersebut mendapat berbagai tanggapan dari netizen yang merasa keberatan dengan sikap Ernanda.

@kang_lampoeng berkomentar, "GOL!!!! Seperti serangan balik yang gemilang!!!! Ernanda Putra 1 - 99 Koci Salah pilih lawan abangku."

Dukungan juga datang dari akun United About/@utdabout dengan komentar, "Baguslah Koci, jangan pernah mundur."

Beberapa alasan di balik boikot ini termasuk sikap anti-kritik, penggunaan jersey timnas sebagai alat gimmick, perilaku arogan, serta sikap tidak menyenangkan yang ditunjukkan.

Mulai tanggal 30 Maret 2024, kami dari @utdabout menyatakan akan melancarkan #BoikotEspro dan #BoikotMakna tanpa batas waktu yang ditentukan.

Selain itu, kami juga berkomitmen untuk tidak membeli jersey dan produk-produk dari Erspo maupun Makna.

Netizen lainnya juga memberikan komentar, seperti yang diungkapkan oleh akun @Rakifluz_wjaya, "Dia menyerang saya secara pribadi, padahal yang saya kritik adalah produknya." Inilah inti dari permasalahan ini.

Jadi, inilah alasan mengapa Ernanda Putra mendapatkan kritik yang begitu tajam dari netizen hingga muncul tagar #BoikotErspo dan #BoikotMakna.

Pentingnya memiliki kearifan dalam berinteraksi di media sosial tidak bisa diabaikan. Setiap tindakan dan kata yang kita sampaikan di platform tersebut dapat memiliki dampak yang signifikan, baik secara positif maupun negatif. Dengan bijak dalam bersosial media, kita dapat menghindari konflik yang tidak perlu, menghormati pendapat orang lain, dan menjaga reputasi diri sendiri serta orang lain. Selain itu, kebijaksanaan dalam menggunakan media sosial juga membantu kita untuk memfilter informasi yang kita terima, menghindari penyebaran berita palsu atau hoaks, serta membangun hubungan yang sehat dan bermanfaat dengan sesama pengguna media sosial. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu mempertimbangkan dampak dari setiap tindakan dan kata yang kita lakukan di dunia maya, serta memilih untuk berperilaku secara bijak dan bertanggung jawab dalam bersosial media.

Link Referensi