- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Tak Ada Habisnya Israel Serang Gaza di Tengah Perundingan Gencatan Senjata


TS
4574587568
Tak Ada Habisnya Israel Serang Gaza di Tengah Perundingan Gencatan Senjata

Gaza -
Israel terus melakukan serangan ke Gaza, Palestina. Serangan terus dilakukan meski perundingan gencatan senjata bakal dilanjutkan.
Dilansir AFP, Minggu (31/3/2024), pertempuran sengit terjadi di Gaza, termasuk di sekitar beberapa rumah sakit pada Sabtu (30/3) malam. Pertempuran itu menewaskan sedikitnya 75 orang, di mana kebanyakan adalah wanita dan anak-anak.
Pertempuran terus berlangsung meskipun Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menuntut 'gencatan senjata segera' dan pembebasan semua sandera yang disandera oleh Hamas. Israel pun sempat bersitegang dengan Amerika Serikat akibat jumlah korban warga sipil dan ancaman Israel untuk mendorong pasukan darat ke kota Rafah yang terletak jauh di selatan Gaza.
Meski sempat bersitegang, AS telah menyetujui pengiriman bom dan jet tempur senilai miliaran dolar untuk Israel dalam beberapa hari terakhir. Pengepungan Israel di tengah perang juga semakin memperdalam krisis kemanusiaan di Gaza. Pengiriman bantuan di Gaza telah berubah menjadi kekacauan yang mematikan pada hari Sabtu (30/3) dengan tembakan dan desak-desakan.
Bulan Sabit Merah menyebut setidaknya lima orang tewas dalam kekacauan saat rebutan bantuan itu. Sementara tentara Israel mengatakan mereka 'tidak memiliki catatan mengenai insiden yang dijelaskan'.
Para saksi mata mengatakan kepada AFP bahwa tembakan dilepaskan, baik oleh warga Gaza yang mengawasi pengiriman maupun pasukan Israel di dekatnya, dan pengemudi truk yang panik melaju kencang dan mengenai beberapa orang.
Untuk membantu meringankan penderitaan 2,4 juta penduduk Gaza, kapal bantuan lain berlayar dari negara kepulauan Mediterania, Siprus, untuk membawa 400 ton bantuan makanan. Negara-negara asing juga mengirimkan bantuan melalui udara, meskipun badan-badan PBB dan badan amal memperingatkan bahwa jumlah tersebut masih jauh dari kebutuhan yang mendesak.
Perang tersebut terjadi usai serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 yang mengakibatkan sekitar 1.160 kematian di Israel. Israel kemudian mendeklarasikan perang dengan alasan memberantas Hamas. Serangan Israel ke Gaza telah menewaskan sedikitnya 32.705 orang, di mana sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Militan Palestina juga menyandera sekitar 250 orang. Israel yakin sekitar 130 orang masih berada di Gaza, termasuk 34 orang yang diperkirakan tewas.
Terbaru, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui putaran baru perundingan gencatan senjata yang akan diadakan di Doha dan Kairo. Stasiun TV Mesir Al-Qahera, yang dekat dengan badan intelijen negara itu, mengatakan perundingan akan dilanjutkan di Kairo pada hari Minggu ini.
Seorang pembawa berita mengatakan pada hari Sabtu bahwa 'sumber keamanan Mesir mengkonfirmasi kepada Al-Qahera News dimulainya kembali negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas di ibu kota Mesir, Kairo besok'. Meski ada rencana perundingan gencatan senjata, Israel tetap saja melakukan serangan ke Gaza.
Netanyahu pun berada di bawah tekanan dari kerabat dan pendukung para tawanan, termasuk pada demonstrasi massal Sabtu malam di Tel Aviv di mana polisi menggunakan watercannon terhadap pengunjuk rasa yang menyalakan api dan memblokir jalan raya. Salah satu demonstran, Raz Ben Ami, yang selamat dari tawanan Hamas, menuntut agar para perunding mencapai kesepakatan untuk memenangkan kebebasan mereka.
Bantuan Senjata dari AS
Serangan Israel yang menghancurkan Gaza pun seolah mendapat dukungan nyata dari AS. Meski mengecam rencana serangan Israel ke Rafah, AS kini mengirim bantuan senjata untuk sekutunya itu.
Dilansir BBC, Washington dilaporkan telah mengizinkan transfer senjata ke Israel senilai miliaran dolar. The Washington Post dan Reuters melaporkan jumlah bantuan senjata tersebut termasuk lebih dari 1.800 bom MK84 seberat 2.000 pon (sekitar 900 kg) dan 500 bom MK82 seberat 500 pon (sekitar 200 Kg), serta 25 jet tempur F35A.
Bom MK84 itu sebelumnya dikaitkan dengan serangan udara di Gaza yang menyebabkan banyak korban jiwa. AS diketahui memberikan USD 3,8 miliar bantuan militer tahunan kepada Israel.
Paket terbaru ini muncul ketika pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengaku khawatir mengenai meningkatnya kematian warga sipil di Gaza dan akses kemanusiaan ke wilayah tersebut. Pemerintah AS juga mengatakan pihaknya 'tidak dapat mendukung' serangan darat besar-besaran Israel ke Rafah di perbatasan Mesir, di mana terdapat lebih dari satu juta orang yang terlantar.
Kementerian Luar Negeri Palestina di Ramallah mengkritik AS karena sikapnya yang tidak konsisten. Dalam sebuah postingan di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, mereka 'menuntut (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu untuk berhenti membunuh warga sipil dan memasok senjata kepadanya adalah sebuah kontradiksi prinsip dan moral yang belum pernah terjadi sebelumnya'.
Berita tentang transfer senjata ini muncul pada hari yang sama ketika Presiden AS Joe Biden berbicara tentang 'jalan yang dirasakan oleh begitu banyak komunitas Arab-Amerika dengan adanya perang di Gaza'. Pengiriman senjata ini juga mendapat kecaman keras dari beberapa anggota senior Partai Demokrat, yang menyerukan agar bantuan militer AS dibatasi atau bergantung pada perubahan cara Israel melakukan operasi militer.
sumber
0
95
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan