4574587568Avatar border
TS
4574587568
Ramai Sentimen Anti-Tajikistan di Rusia Usai Serangan di Moskow


Moskow -

Sentimen anti-Tajikistan dan anti-migran dilaporkan semakin meningkat di Rusia setelah serangan teroris yang menewaskan sedikitnya 137 orang pekan lalu. Terlebih setelah otoritas Moskow mendakwa empat tersangka, yang berkewarganegaraan Tajikistan, atas terorisme terkait penembakan massal tersebut.

Seperti dilansir Radio Free Europe, Rabu (27/3/2024), laporan media Rusia mengidentifikasi keempat tersangka yang didakwa atas terorisme sebagai Saidakam Rajabalizoda, Dalerjon Mirzoev, Muhammadsobir Faizov dan Faridun Shamsiddin. Disebutkan bahwa keempatnya merupakan warga negara Tajikistan.

Pengadilan Rusia menyatakan bahwa tiga dari empat tersangka telah mengaku bersalah atas dakwaan yang dijeratkan dalam sidang yang digelar tertutup.

Kemunculan video-video secara online, yang tidak bisa diverifikasi keasliannya, yang menunjukkan momen beberapa tersangka sedang diinterogasi oleh aparat berwenang Rusia dinilai turut semakin meningkatkan sentimen anti-Tajikistan dan anti-migran.

Dalam video itu, salah satu tersangka terdengar berbicara dalam bahasa Rusia dengan aksen Tajik sedangkan tersangka lainnya berbicara menggunakan bahasa Tajik lewat penerjemah kepada interogator Rusia.

Laporan media dan video-video yang beredar semakin menambah sentimen anti-Tajikistan dan anti-migran yang sebenarnya sudah mencapai tingkat tinggi di Rusia. Negara itu diketahui menjadi rumah bagi jutaan pekerja asing dari Tajikistan dan negara-negara Asia Tengah lainnya yang juga bekas Uni Soviet.

Menurut laporan Radio Free Europe, sebuah kafetaria yang dikelola oleh para migran Tajikistan dibakar di Blagoveshchensk di wilayah Timur Jauh Rusia. Sedangkan tiga warga Tajikistan dilaporkan dipukuli di kota Kaluga, Rusia bagian barat.

Di beberapa kota Rusia lainnya, para pelanggan layanan taksi dilaporkan membatalkan pesanan setelah mengetahui pengemudi mereka adalah orang Tajikistan.

Sementara itu di ibu kota Moskow, seperti dilaporkan Eurasianet, salah satu warga Tajikistan mengungkapkan bahwa dirinya tiba-tiba diusir oleh pemilik apartemen yang disewanya setelah serangan teroris Moskow terjadi pekan lalu.

Dilaporkan bahwa selama ini sulit bagi orang-orang berlatar belakang non-Eropa untuk mendapatkan apartemen di ibu kota Rusia, dan kini hal tersebut hampir mustahil dilakukan.

"Selama setahun terakhir, situasi di Rusia semakin sulit. Terus-menerus (penggerebekan polisi terhadap migran), mereka memperlakukan Anda seperti penjahat. Sekarang tidak mungkin untuk berjalan di jalanan, semua orang mewaspadai Anda, menghindari Anda. Mereka bisa saja mengusir Anda, seperti Anda seekor anjing," tutur warga Tajikistan bernama Atovullo yang selama ini tinggal di Moskow.

Atovullo mengatakan dirinya telah memutuskan untuk pulang ke Tajikistan, terutama karena dia tidak ingin anak-anaknya yang masih kecil menjadi korban bully.

Tajikistan, menurut Business Insider, merupakan negara di kawasan Asia Tengah yang memiliki ikatan sejarah mendalam dengan Rusia, dan pernah menjadi bagian dari Uni Soviet. Tajikistan menjadi bagian dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif yang dipimpin oleh Rusia.

Dugaan bahwa para pelaku serangan teroris di Moskow berasal dari Tajikistan dinilai bisa memicu ketegangan baru antara kedua negara.

Presiden Tajikistan Emomali Rahmon, dalam pernyataan kepada Presiden Vladimir Putin pada Minggu (24/3), menegaskan bahwa "teroris tidak memiliki kewarganegaraan, tidak memiliki tanah air, dan tidak memiliki agama".

sumber
glass69Avatar border
maniacok99Avatar border
maniacok99 dan glass69 memberi reputasi
2
897
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan