Sumber Gambar

Ernest Prakasa adalah seorang komika, aktor, dan penulis berbakat dari Indonesia. Ia dikenal karena karya-karyanya yang menghibur dan kritikal. Baru-baru ini, Ernest Prakasa membuat gelombang di media sosial dengan menyentil Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Ario Bimo Nandito Ariotedjo.

Pada Senin, 18 Maret 2024, saat menyambut para atlet peraih gelar juara All England 2024 di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Menpora Dito terlibat dalam sesi foto bersama para atlet. Namun, Ernest Prakasa mengomentari sikap Menpora Dito yang dianggap egois. Dalam cuitannya di akun Twitter pribadinya, Ernest menyebut Menpora Dito sebagai seseorang yang "tak tahu malu" dan menambahkan bahwa "Menpora ini masih muda tapi kelakuannya tetap kaya generasi bapaknya"²³⁴.

Cuitan Ernest Prakasa langsung menjadi perbincangan hangat di dunia maya. Banyak netizen yang mengekspresikan ketidaksetujuan terhadap perilaku Menpora Dito. Beberapa bahkan menyebut bahwa syarat menjadi menteri seharusnya termasuk memiliki rasa malu dan empati⁴. Meskipun Menpora Dito memberikan klarifikasi bahwa situasi saat sesi foto memang membingungkan dan terjadi kesalahpahaman, namun perdebatan tetap berlanjut.

Ernest Prakasa, dengan kecerdasan dan keberanian yang khas, telah mengangkat isu ini ke permukaan dan memicu diskusi tentang etika dan perilaku para pejabat publik. Artikel ini mencatat momen tersebut dan menggali lebih dalam tentang bagaimana tindakan seorang komika dapat mempengaruhi opini publik dan membuka ruang untuk refleksi lebih lanjut mengenai tanggung jawab dan perilaku para pemimpin negara..

Berikut adalah beberapa tanggapan dari publik terhadap pernyataan Ernest Prakasa:

Pendukung: Banyak netizen yang setuju dengan pernyataan Ernest. Mereka menghargai pesan damai dan mengingatkan bahwa pada akhirnya, kita semua harus mengurus hidup masing-masing tanpa terpengaruh oleh politik1. Beberapa bahkan menambahkan sentilan humor, seperti “Yang di bawah saling bacot-bacotan, yang di atas nonton sambil ngopi bareng” 1.
Kritik: Tentu saja, ada juga kritik terhadap pernyataan Ernest. Beberapa orang menyindir bahwa meskipun berbeda pilihan, para pemimpin tetap harus bertanggung jawab dan bekerja demi kesejahteraan rakyat. Ada yang mengomentari, “Siapa pun presidennya, kalo gak kerja ya tetap miskin”.
Refleksi: Pernyataan Ernest Prakasa memicu refleksi tentang etika dan perilaku para pejabat publik. Diskusi ini membuka ruang untuk mempertimbangkan bagaimana tindakan seorang komika dapat mempengaruhi opini publik dan mengajak kita semua untuk tetap menjaga hubungan baik tanpa adanya kubu politik.

Link Referensi