Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sepenkenait1665Avatar border
TS
sepenkenait1665
Kidung sapta alam -
 Cerita yang ane tulis di wattpad gan, mohon kritiknya
-------------------------------------------------------------------------------------------
Mereka berhenti di suatu rumah yang nampak terbengkalai, dengan rumput ilalang hampir setinggu pinggang dan pepohonan rindang di antaranya. Cahaya bulan menerangi tempat itu bagaikan seutas tali emas yang berpijar disaat sang gelap merangkul semua. Kilauan cahaya di permukaan danau sakan akan menari nari dan memanggil semua untuk ikut bersama menikmati heningnya malam. Dendangan suara hewan bagaikan paduan suara yang menambah syahdu suasana disana. Ya benar, rumah ini lah yang dimaksud oleh Salmac, rumah diselatan yang berada tepat dipinggir danau. Rumah itu tidak terlalu besar namun tidak bisa dibilang kecil, dan tampak megah dengan ornamen ornamen kacanya dan beberapa tiang yang menyangga.

"Jadi kita akan memasukinya ya" kata Link memecah keheningan

"Tidak" jawab Raka singkat sambil berjalan mendekati rumah itu

Link segera mengambil rokoknya dan menyalakannya, tak sepatah katapun keluar dari mulutnya

"Temanmu ada di alam lain" kata Raka

"Ah benar juga"

"Jadi bagaimana kita akan kesana" tanya Link sambil menghisap rokok nya

"Ada beberapa cara untuk dapat kesana, pertama, yang sering kalian bilang near death experience. Mudah nya, kamu meminum racun atau coba untuk tenggelam di danau itu" kata Raka

"Kenapa tidak coba tertabrak truk saja?” jawab Link sekenanya

“Hmm itu juga ide bagus” jawab Raka sambil tertawa kecil

“Lebih baik pakai cara lain saja" jawab Link

"Yang kedua dengan ritual, kalian sering menyebutnya astral projection, rogo sukmo. Tapi itu butuh waktu untuk mempelajarinya, yah minimal 3 bulan lah" terang Raka

"Kasih tau cara yang bisa kita lakukan sekarang. Jangan terlalu berberlit" sanggah Link

"Yang ketiga kovenan dengan iblis, kamu bisa dengan mudah ke alam lain"

"Kamu sendiri yang bilang kalau jangan sampai melakukan perjanjian dengan iblis" jawab Link

"Yang keempat menghirup asap tertentu atau meminum cairan tertentu, tapi barang itu susah didapatkan" jelas Raka

Link mengisap rokoknya dalam dalam sambil mengamati dengan detail rumah yang ada dihadapannya.

"Ada cara yang terakhir, dan lebih simpel dari yang lainnya"

Link tidak menjawab kata kata dari Raka, dia hanya fokus kepada rokoknya. Raka beranjak dari tempat dia berdiri, dan bergerak beberapa Langkah. Dia tampak mengamati rumah itu dari luar, lalu mengamati sekeliling rumah itu. Segera setelahnya dia mengambil sebuah cawan yang ada dibalik trench coat kulit warna coklat tua itu.

"Ambilkan aku air dari danau itu dan penuhi cawan ini" kata Raka kepada Link

Tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya Link mengambil cawan itu dan melangkah kearah danau untuk mengambil air yang diminta oleh Raka.

Sesaat setelah dia meninggalkan Raka dan berjalan sendirian dibawah sinar bulan, dia baru menyadari bahwa dibalik keanggunan malam, juga menyembunyikan suasana yang menyeramkan. Yah, bagaimanapun dia adalah seorang manusia, dan manusia tidak akan lepas dari emosi emosinya. Dimana salah satu emosi yang paling dasar adalah rasa takut, terutama ketakutan akan hal yang tidak diketahui.

Saat sedang mengambil air, dia sempat termenung sejenak dan mengagumi keindahan danau itu saat malam hari. Dia merasa berada di tempat yang belum pernah dia kunjungi sebelumnya. Kilauan cahaya yang nampak seperti muncul dari dalam danau, kunang kunang yang bertebaran seakan menari nari diatasnya, dilengkapi dengan desir angin dan suara hewan yang aktif saat malam hari seakan hangat menyelimuti alam bawah sadarnya. Saat dia hanyut dalan lamunan itu, tiba tiba muncul tangan yang memegang pundak kiri Link.

"Kakak sedang apa?" tanya si pemilik tangan itu

Lamunan Link buyar seketika, dia segera menengok kearah asal suara itu. dan dia sedikit terkejut karena dilihatnya ada anak kecil sekitar umur 7 tahunan berdiri di belakangnya sambil membawa sebuah boneka berbentuk kelinci. Dia memakai baju kotak kotak lengan pendek dengan dasi kupu kupu yang melekat di lehernya, dan memakai celana pendek selutut.

“Aku sedang mengambil air” jawab Link kepada anak itu

“Siapa kamu? Untuk apa kamu datang kesini?” lanjut Link bertanya kepada anak itu

“Terlalu ganjil untuk anak kecil bermain dekat danau saat malam seperti ini. Dan satu hal yang pasti, dia berdiri sekitar 2meter dibelakangku, lalu tangan yang memegang pundakku tadi tangan siapa?”

“Hihihi” anak itu hanya tertawa dan sambil memainkan boneka yang ada di tangannya

“Kakak sedang melakukan hal yang sia sia” Katanya

“Aku tidak peduli, sekecil apapun celah itu asalkan masih ada kemungkinan bagiku untuk menyelamatkan Iliya, tetap akan kulakukan. Kalau kujawab seperti itu, apakah dia akan mengerti”

“Apa maksudmu?” Tanya Link

“Hihihi” dia tertawa lagi dan berlari kearah belakang pepohonan

“Kesalahan paling tolol dalam film horror adalah saat karakternya mengikuti setan yang tiba tiba berlari ntah kemana. Dan aku tidak akan melakukan itu!”

“Kakak sini tangkap aku”

“Ah baik, walaupun tidak diikuti, ternyata dia memanggil ya. Walaupun dipanggil, aku tidak akan kesana”

“Terserah kamu lah, tapi aku punya masalah yang harus ku selesaikan” kata Link dengan suara datar

“Sini” terdengar suara anak itu berteriak dan Link tetap mengacuhkannya

“S I N I” kali ini suaranya terdengar semakin meninggi dan bukan suara anak kecil lagi.

“baik” Detak jantung Link berdegup kencang. Diletakkannya cawan itu yang sudah terisi dengan air, lalu diambilnya rokok yang ada di saku bajunya dan dinyalakannya.

“Apa yang harus aku lakukan? Mengikutinya atau berlari kearah Raka? Yah yang paling logis adalah meminta pertolongan Raka”pikirnya dengan menghisap rokok nya dalam dalam

Dia segera berdiri dan mengambil cawan itu, lalu berlari kearah Raka. Namun langkahnya terhenti saat di depannya terlihat samar samar sesosok makhluk tinggi besar yang membelakanginya seolah olah sengaja menghadang Link.

“Ah dasar apes, apapun opsi yang kupunya ternyata tetap saja hanya satu jalan yang tersedia. Baiklah aku akan mengikuti permainanmu. Terserah apapun yang terjadi”

Dia berbalik dan melangkah kan kakinya dengan mantab menuju kearah pepohonan dimana anak kecil itu berada. Dengan tetap menghisap rokoknya selangkah demi selangkah dia memberanikan dan membulatkan tekadnya untuk menantang apapun itu yang akan terjadi padanya. Desiran angin semakin terasa saat dia melangkah mendekati pepohonan, dibalik sela sela pepohon dia melihat beberapa pasang mata merah yang sedang memperhatikannya. Namun dia tidak mempedulikannya dan tetap melangkahkan kakinya. Sesaat setelah dia memasuki pepohonan, dia mendengar suara parau dan berat memnggilnya dengan keras.

“Heh…”

 Link berhenti sejenak karena terkejut, menoleh kearah suara itu dan memandang keatas. Diantara ranting ranting pepohonan dia melihat ada siluet kepala yang sangat besar, dengan tangan dan kaki yang tidak proporsional dengan ukuran kepalanya, memiliki mata merah yang besar dan dua buah taring yang menjulang keatas dari rahang bawahnya.

“baik!” umpat Link sambil tetap melihat kearah makhluk itu.

Hampir saja cawan ditangannya di lemparkan kearah makhluk itu, untung saja dia mengingat bahwa Raka membutuhkan cawan beserta air itu untuk sesuatu. Dia berhenti sejenak, menatap dalam dalam makhluk itu. matanya yang merah menyala dan taring putih itu tak ayal membuat bulu kuduk Link berdiri. Namun tidak ada pergerakan sedikitpun baik dari Link maupun dari makhluk itu.

“Hei, sini” terdengar suara panggilan anak kecil yang membuyarkan ketegangan diantara mereka

Setelah Link menyadari bahwa makhluk itu tidak membahayakan nyawanya, dan hanya berdiri diantara ranting ranting pohon itu, Link segera melangkahkan kaki dan mengacuhkan makhluk itu sambil menghisap rokoknya dalam dalam.

“Oke satu yang pasti, mereka hanya bisa menakut nakuti saja tanpa bisa membahayakan nyawa”

Dia tetap berjalan dengan mantab kearah anak kecil yang berlarian sambil membawa bonekanya diantara pepohonan. Sementara semakin lama dia melangkahkan kakinya, semakin Cahaya bulan tak dapat menembus tempat yang dipenuhi pepohonan itu. Untungnya, nampak berkas Cahaya menyorotkan sinar terang dari sang pelita malam bagaikan tangan Sang Kuasa yang mencoba menggenggam dunia dimana sinar itu cukup untuk menunjukkan kemana arah anak kecil itu pergi.

“Kakak sini” Lagi lagi anak itu berteriak kearah Link sambil mengayunkan tangannya kearah Link

“Memangnya dia tidak melihat aku jalan kesana?! apa aku harus lari!?”Keluh Link sambil tetap melangkah

Link mendekati anak itu dengan tetap waspada yang mana dia berhenti didekat dua pohon yang memiliki ranting saling terkait satu dengan yang lainnya seperti membentuk sebuah gerbang.

“Kakak jalanlah kearah sana” Katanya sambil menunjuk jalan diantara dua pohon itu

“Apa yang akan kuhadapi disana?”

“Takdir” jawabnya singkat sambil merobek mata kiri dari boneka yang ia pegang dan diberikannya ke Link

“Bukan itu jawaban yang kuinginkan, tapi yah, Terserah”

“Ambil ini” lanjutnya

“Apa ini?” tanya Link kepada anak itu

“Kakak memerlukannya untuk menemukanku” jawabnya singkat

“Bagus, tambah satu lagi makhluk yang memberikanku barang yang tak kubutuhkan”

Barang itu berbentuk seperti berlian, tepatnya limas segi enam yang sangat indah. Walaupun redup, barang itu Nampak berkerlap kerlip seperti memancarkan cahayanya sendiri.

“Oh, tapi kupastikan aku tidak akan menemuimu lagi” jawab Link

“Hihihi, kakak pasti menemuiku, kita terikat oleh takdir” jawabnya

“Terserah” Jawab Link sambil menyalakan rokok baru

Link segera mengambil barang itu lalu mengamatinya sejenak. Setelah puas mengamati, dia menyimpan mata dari boneka itu ke dalam saku celananya. Sambil menghisap rokok dan diiringi dengan lambaian tangan dari anak itu dia melangkah menuju ke arah yang ditunjukkan oleh anak kecil yang entah siapa namanya pun tidak diketahui oleh Link. Dia berjalan dengan waspada dan mencoba untuk mengamati sekitarnya. Sejauh mata memandang tidak banyak yang dapat ia lihat, hanya beberapa titik dimana berkas Cahaya berhasil menembus celah pepohonan dan dedaunan saja lah yang bisa dia amati, namun tetap dapat terlihat olehnya beberapa sorot mata merah melihat kearahnya. Sedikit demi sedikit dia mulai terbiasa dengan pemandangan itu dan tidak membuatnya takut. Dia melangkahkan kakinya menyusuri jalan setapak yang terbuat secara alami itu, diambilnya korek dari sakunya dan dinyalakannya, walau nyala apinya tidak terlalu besar, namun cukup untuk menerangi jalannya di hutan yang gelap gulita ini. Dengan cawan di tangannya dia melangkah sejengkal demi sejengkal.

Dia menghela napas lega karena dilihatnya di depannya Nampak ujung dari area pepohonan, sinar sang pelita malam pun nampak menyelimuti area itu dengan Anggunnya, tanpa adanya halangan dari daun dan pepohonan. Sesaat setelah dia melangkahkan kakinya keluar dari pepohonan, dia menyadari sesuatu yang tidak biasa. Pandangan matanya dihalangi dengan kabut yang pekat. Bukan kabut biasa, namun seperti serpihan abu yang berterbangan menyelimuti semuanya, sejauh mata dia memandang.  

“Ah, ada ada saja” kata dia sambil membakar rokok yang baru

Dia mencoba untuk mengamati sekitarnya. Semua Nampak sama, mulai dari danau, pepohonan, dan ilalang di sepanjang jalan dia melangkah kearah danau. Semua sesuai dengan ingatan dia sebelumyna, hanya saja yang membedakan adalah kabut dan tak Nampak kunang kunang diatas danau dan suara hewan tak terdengar sedikitpun. Keganjilan yang tak mungkin dia lewatkan. Namun dia mengambil Keputusan untuk tetap melangkah maju, karena tidak mungkin baginya untuk Kembali ke titik awal setelah semua yang telah ia lalui.

Walaupun tertutup kabut, samar samar Nampak olehnya sebuah rumah yang merupakan tujuan dia dan Raka kesini. Tepat di bawah pohon dekat rumah itu terlihat bayang bayang seseorang yang sedang duduk. Dia berharap bahwa yang duduk itu adalah Raka.

“Lama sekali, sudah dari tadi aku menunggumu” terdengar suara yang sangat Link kenal

-----------------------------------
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
45
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan