padanglurus1Avatar border
TS
padanglurus1
Airlangga Hartarto Dorong Pelibatan Ekosistem Lokal dalam Program Makan Siang


Target pemerintah dalam upaya peningkatan SDM masyarakat melalui program makan siang tak selalu harus terpusat atau bersifat peningkatan keterampilan. Aspek pelibatan masyarakat secara langsung agar program tersebut bisa juga dirasakan warga lokal juga menjadi pemikiran yang layak dipertimbangan. Apalagi program ini menjadi prioritas dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), sehingga daerah-daerah bisa menyelenggarakan ide secara mandiri dan sukarela, serta memasukkan nya sebagai bagian dari program pemenuhan gizi dan pencegahan stunting sejak dini.

Maka sebagai salah satu upaya pemenuhan gizi anak sekolah. Program ini tidak hanya berkaitan dengan pemenuhan gizi para siswa dan siswi, tetapi juga berkaitan dengan pemberdayaan UMKM sekitar dan ketahanan pangan lokal.

Seperti disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat menghadiri program makan siang bernama Anak Sehat dan Sejahtera (Aksara) di SMPN 2 Curug Kabupaten Tangerang, Kamis (29/02), simulasi tetsebut dapat  memperlihatkan ‘bolts and nuts’ dari program hingga multiplier effect-nya. “Dari simulasi ini kita ingin melihat ‘bolts and nuts’ dari program makan siang ini. Mulai dari adanya 3 tipologi sekolah, kemudian juga infrastruktur, plus yang kita ingin lihat itu bagaimana mekanisme atau SOP antara sekolah dan UMKM. Nah, multiplier effect-nya seperti apa,” kata Menko Airlangga.

Pemilihan Kabupaten Tangerang sebagai lokasi pilot proyek program makan siang di sekolah tersebut lantaran SMP 2 N Curug tersebut juga menjalankan tiga program secara bersamaan yakni Program Kantin Sehat dan Bersih, Program Kurangi Sampah Sekolah Kita (Kurasaki) dan Program Gerakan Bersama Rakyat Tangani Stunting (Gebrak Tegas). Apalagi sekolah tersebut punya tiga tipologi yang sesuai dengan program tersebut yakni sekolah di perkotaan, pedesaan, dan pesisir. Oleh karena itu, Menko Airlangga berharap adanya simulasi tersebut dapat menjadi kick-off untuk simulasi-simulasi berikutnya dan mendata kendala-kendala yang mungkin timbul (belanja masalah).

Lebih lanjut Menko Airlangga menegaskan bahwa adanya simulasi program tersebut juga memunculkan kesadaran bahwa literasi gizi menjadi penting karena tujuan utama program makan siang di sekolah yakni untuk gizi anak-anak yang lebih baik. “Dari simulasi ini bisa dilihat berapa biaya yang pas, dan menu apa saja yang disediakan, jenis protein apa saja yang bisa digunakan. Berbagai protein dicoba. Ketahanan pangan lokal juga menjadi penting sehingga asupan yang tersedia merupakan asupan yang berasal dari lokal,” ujar Menko Airlangga.


0
114
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan