- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
"Exit Poll" Litbang Kompas : Pemilih PKS Paling Loyal


TS
InRealLife
"Exit Poll" Litbang Kompas : Pemilih PKS Paling Loyal
https://www.kompas.id/baca/riset/202...s-paling-loyal


Kalau ikut dari pilihan konstituennya, seharusnya komposisi pemerintah/oposisi mendatang sebagai berikut:
PEMERINTAH
Gerindra
Golkar
PKB > gabung dari 01
Demokrat
PAN
PPP
+partai lain pendukung 02 (PSI, Gelora, PBB, Garuda)
OPOSISI
PDIP
PKS
Nasdem
+partai lain pendukung 01/03 (Perindo, Hanura, Ummat)
+partai netral (Buruh, PKN)
Quote:
PEMILU 2024
"Exit Poll" Litbang Kompas : Pemilih PKS Paling Loyal
Pemilih Partai Keadilan Sejahtera memiliki loyalitas dalam memilih partai politik dan pasangan capres yang diusung.
Oleh
YOHAN WAHYU
15 Februari 2024 17:49 WIB·4 menit baca
Pemilih Partai Keadilan Sejahtera memiliki kecenderungan loyalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemilih partai politik lainnya. Selain dilihat dari konsistensinya memilih partai politik yang sama dengan pemilu sebelumnya, loyalitas pemilih juga tampak dari pilihan mereka terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusung oleh partai politik pilihannya.
Kecenderungan ini terbaca dari hasil survei pascapencoblosan atau exit poll yang dilakukan Litbang Kompas saat pemungutan suara pemilu yang digelar Rabu (14/2/2024). Dari tingkat elektabilitas yang diraih partai politik peserta Pemilu 2024 dari survei ini, sebagian keterpilihan tersebut ditopang oleh pemilih yang sebelumnya juga memilih partai politik tersebut di Pemilu 2019.
Kelompok pemilih yang memberikan suaranya kepada partai politik yang sama saat di Pemilu 2019 lalu ini yang masuk kategori sebagai pemilih loyal. Survei pascapencoblosan yang dilakukan terhadap 7.863 responden yang tersebar di seluruh provinsi ini menunjukkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memiliki tingkat loyalitas pemilih yang relatif tinggi.
Dalam survei pascapencoblosan ini, sebanyak 70,2 persen responden pemilih PKS adalah sekaligus pemilih partai ini di Pemilu 2019 lalu. Artinya, kelompok pemilih ini cukup memiliki loyalitas yang tinggi terhadap PKS sebagai pilihan partai politik yang kembali mereka percaya dan dicoblos saat pemungutan suara Rabu kemarin.
Tingkat loyalitas pemilih PKS dari hasil survei pascapencoblosan ini sebenarnya relatif konsisten karena terbaca juga di sejumlah survei sebelum pemilu yang dilakukan Litbang Kompas.
Pada survei Januari 2022, misalnya, tingkat loyalitas pemilih partai yang berbasis pemilih Muslim perkotaan dan terdidik ini mencapai 75 persen. Angka ini rata-rata relatif konsisten dengan survei-survei yang digelar Litbang Kompas selanjutnya.
Dibandingkan dengan partai politik lainnya, loyalitas pemilih PKS ini relatif lebih tinggi. Kita lihat saja dari partai berbasis ideologi yang kuat seperti halnya PKS, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Dalam survei pascapencoblosam ini, tingkat loyalitas pemilih partai berlambang kepala banteng ini cenderung menurun dibandingkan dengan survei sebelum pemilihan yang dilakukan Litbang Kompas.
Dalam survei pascapencoblosan ini, loyalitas pemilih PDI-P berada di angka 47,2 persen. Angka ini relatif menurun jika dibandingkan dengan rata-rata loyalitas yang terbaca dalam survei-survei sebelum pemilu, yakni berada di atas angka 70 persen. Setidaknya, dalam survei-survei sebelum pemilu tersebut, karakter partai ideologis seperti PDI-P dan PKS selalu memiliki tingkat loyalitas pemilih yang relatif sama.
Penurunan loyalitas pemilih PDI-P ini tentu tidak lepas dari fakta lapangan di mana terjadi perubahan konfigurasi politik di Pemilihan Presiden 2024, yakni pecah kongsinya Presiden Joko Widodo yang merupakan kader PDI-P dengan kebijakan dan langkah politik PDI-P di pemilihan presiden.
Faktor Jokowi, diakui atau tidak, turut memberikan pengaruh yang sedikit banyak membuat daya elektoral PDI-P cenderung terganggu sehingga mengurangi potensi pemilih loyal mereka yang sebelumnya relatif konsisten memilih partai ini.
Loyalitas pemilih PKS juga jauh melampaui tingkat loyalitas dari pemilih partai politik lainnya. Termasuk partai-partai yang berada dalam satu koalisi bersama PKS yang mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Pemilihan Presiden 2024 ini, yakni Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Nasdem.
Hal ini termasuk juga bisa melampaui tingkat loyalitas pemilih Partai Gerindra meskipun partai ini memiliki sosok Prabowo Subianto. Selain sebagai ketua umum partai, Prabowo juga menjadi sosok calon presiden yang dalam hasil hitung cepat Litbang Kompas tercatat menjadi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang berpeluang besar unggul dalam satu putaran pemilihan presiden.
Pilihan capres
Selain terekam sebagai partai politik yang memiliki tingkat loyalitas tinggi dari konsistensi memilih partai ini, PKS juga memiliki loyalitas pemilih dari konsistensinya mengikuti arah politik partai. Sebagai salah satu pengusung pasangan Anies-Muhaimin dalam Pemilihan Presiden 2024, langkah PKS ini sekaligus diikuti oleh pemilih loyalnya.
Sebagian besar dari pemilih PKS ini mencoblos Anies-Muhaimin saat pemungutan suara Rabu 14 Februari lalu. Angkanya mencapai 65,2 persen dari pemilih PKS yang menjatuhkan pilihan ke pasangan tersebut.
Kecenderungan ini menegaskan, PKS memiliki tingkat loyalitas ganda dari pemilihnya, yakni berpijak dari konsistensi memilih partai ini dan konsistensi mengikuti langkah politik partai di pemilihan presiden.
Sementara sejumlah partai politik yang lain, dengan kadar yang berbeda, cenderung lebih kuat konsistensi pemilihnya dalam mengikuti arah politik partai di pemilihan presiden. Gerindra, misalnya, di pemilihan presiden ini sebanyak 87,6 persen pemilihnya menjatuhkan pilihan kepada pasangan Prabowo-Gibran saat hari pencoblosan Rabu 14 Februari lalu.
Angka tersebut jauh lebih tinggi dari konsistensi pemilih Gerindra untuk tetap memilih partai tersebut, yakni berkisar di angka 57,8 persen. Artinya, dari kelompok pemilih Gerindra, ada yang sebagian beralih memilih partai politik lain meskipun mereka cenderung tetap menjatuhkan pilihan kepada sosok Prabowo sebagai presiden.
Sementara itu, kondisi yang relatif berbeda dialami oleh PDI-P. Potensi loyalitas pemilih PDI-P dari sisi konsistensi mengikuti arah politik partai di pemilihan presiden juga relatif tidak begitu tinggi.
Hasil survei pascapencoblosan merekam, sebanyak 54,9 persen pemilih PDI-P mencoblos pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di pemilihan presiden kemarin. Angka ini sedikit lebih baik dari angka loyalitas pemilih mencoblos PDI-P kembali yang hanya di kisaran 47,2 persen.
Kondisi ini bisa dibaca bahwa figur Ganjar-Mahfud belum sepenuhnya diterima oleh pemilih PDI-P. Lagi-lagi pengaruh Jokowi turut menjadi faktor yang sedikit banyak memecah dukungan pemilih PDI-P untuk cenderung mengikuti langkah politik Jokowi.
Seperti halnya temuan dari survei pascapencoblosan ini yang menyatakan bahwa faktor ”Jokowi” terbukti turut menjadi penentu unggulnya pasangan Prabowo-Gibran yang terekam dari hasil hitung cepat Litbang Kompas.
Pada akhirnya, loyalitas pemilih memang tidak cukup hanya ditopang oleh konsistensi pilihan mereka terhadap partai politik tertentu, tetapi sekaligus harus ditopang juga dengan seberapa besar kekuatan sosok dalam partai politik untuk mampu mengikat, tidak hanya secara politik, tetapi juga secara emosional pemilih.
Jika kedua hal tersebut menyatu, rasanya loyalitas pemilih akan menguat dan mampu menjadi penopang masa depan partai politik tersebut.
Meksipun demikian, tidak semua partai politik bertumpu pada kekuatan sosok. Apa yang terjadi dengan PKS yang terbaca dari hasil survei pascapencoblosan ini, tanpa sosok yang kuat pun, pemilih akan memberikan loyalitas dan kedekatan emosionalnya kepada partai.
Tentu, di PKS boleh jadi ditopang oleh nilai dan ideologi partai yang kuat dan menjadi perekat bagi kohesivitas elite dan pemilihnya. (LITBANG KOMPAS)
Editor:
ANDREAS YOGA PRASETYO
"Exit Poll" Litbang Kompas : Pemilih PKS Paling Loyal
Pemilih Partai Keadilan Sejahtera memiliki loyalitas dalam memilih partai politik dan pasangan capres yang diusung.
Oleh
YOHAN WAHYU
15 Februari 2024 17:49 WIB·4 menit baca
Pemilih Partai Keadilan Sejahtera memiliki kecenderungan loyalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemilih partai politik lainnya. Selain dilihat dari konsistensinya memilih partai politik yang sama dengan pemilu sebelumnya, loyalitas pemilih juga tampak dari pilihan mereka terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusung oleh partai politik pilihannya.
Kecenderungan ini terbaca dari hasil survei pascapencoblosan atau exit poll yang dilakukan Litbang Kompas saat pemungutan suara pemilu yang digelar Rabu (14/2/2024). Dari tingkat elektabilitas yang diraih partai politik peserta Pemilu 2024 dari survei ini, sebagian keterpilihan tersebut ditopang oleh pemilih yang sebelumnya juga memilih partai politik tersebut di Pemilu 2019.
Kelompok pemilih yang memberikan suaranya kepada partai politik yang sama saat di Pemilu 2019 lalu ini yang masuk kategori sebagai pemilih loyal. Survei pascapencoblosan yang dilakukan terhadap 7.863 responden yang tersebar di seluruh provinsi ini menunjukkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memiliki tingkat loyalitas pemilih yang relatif tinggi.
Dalam survei pascapencoblosan ini, sebanyak 70,2 persen responden pemilih PKS adalah sekaligus pemilih partai ini di Pemilu 2019 lalu. Artinya, kelompok pemilih ini cukup memiliki loyalitas yang tinggi terhadap PKS sebagai pilihan partai politik yang kembali mereka percaya dan dicoblos saat pemungutan suara Rabu kemarin.
Tingkat loyalitas pemilih PKS dari hasil survei pascapencoblosan ini sebenarnya relatif konsisten karena terbaca juga di sejumlah survei sebelum pemilu yang dilakukan Litbang Kompas.
Pada survei Januari 2022, misalnya, tingkat loyalitas pemilih partai yang berbasis pemilih Muslim perkotaan dan terdidik ini mencapai 75 persen. Angka ini rata-rata relatif konsisten dengan survei-survei yang digelar Litbang Kompas selanjutnya.
Dibandingkan dengan partai politik lainnya, loyalitas pemilih PKS ini relatif lebih tinggi. Kita lihat saja dari partai berbasis ideologi yang kuat seperti halnya PKS, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Dalam survei pascapencoblosam ini, tingkat loyalitas pemilih partai berlambang kepala banteng ini cenderung menurun dibandingkan dengan survei sebelum pemilihan yang dilakukan Litbang Kompas.
Dalam survei pascapencoblosan ini, loyalitas pemilih PDI-P berada di angka 47,2 persen. Angka ini relatif menurun jika dibandingkan dengan rata-rata loyalitas yang terbaca dalam survei-survei sebelum pemilu, yakni berada di atas angka 70 persen. Setidaknya, dalam survei-survei sebelum pemilu tersebut, karakter partai ideologis seperti PDI-P dan PKS selalu memiliki tingkat loyalitas pemilih yang relatif sama.
Penurunan loyalitas pemilih PDI-P ini tentu tidak lepas dari fakta lapangan di mana terjadi perubahan konfigurasi politik di Pemilihan Presiden 2024, yakni pecah kongsinya Presiden Joko Widodo yang merupakan kader PDI-P dengan kebijakan dan langkah politik PDI-P di pemilihan presiden.
Faktor Jokowi, diakui atau tidak, turut memberikan pengaruh yang sedikit banyak membuat daya elektoral PDI-P cenderung terganggu sehingga mengurangi potensi pemilih loyal mereka yang sebelumnya relatif konsisten memilih partai ini.
Loyalitas pemilih PKS juga jauh melampaui tingkat loyalitas dari pemilih partai politik lainnya. Termasuk partai-partai yang berada dalam satu koalisi bersama PKS yang mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Pemilihan Presiden 2024 ini, yakni Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Nasdem.
Hal ini termasuk juga bisa melampaui tingkat loyalitas pemilih Partai Gerindra meskipun partai ini memiliki sosok Prabowo Subianto. Selain sebagai ketua umum partai, Prabowo juga menjadi sosok calon presiden yang dalam hasil hitung cepat Litbang Kompas tercatat menjadi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang berpeluang besar unggul dalam satu putaran pemilihan presiden.
Pilihan capres
Selain terekam sebagai partai politik yang memiliki tingkat loyalitas tinggi dari konsistensi memilih partai ini, PKS juga memiliki loyalitas pemilih dari konsistensinya mengikuti arah politik partai. Sebagai salah satu pengusung pasangan Anies-Muhaimin dalam Pemilihan Presiden 2024, langkah PKS ini sekaligus diikuti oleh pemilih loyalnya.
Sebagian besar dari pemilih PKS ini mencoblos Anies-Muhaimin saat pemungutan suara Rabu 14 Februari lalu. Angkanya mencapai 65,2 persen dari pemilih PKS yang menjatuhkan pilihan ke pasangan tersebut.
Kecenderungan ini menegaskan, PKS memiliki tingkat loyalitas ganda dari pemilihnya, yakni berpijak dari konsistensi memilih partai ini dan konsistensi mengikuti langkah politik partai di pemilihan presiden.
Sementara sejumlah partai politik yang lain, dengan kadar yang berbeda, cenderung lebih kuat konsistensi pemilihnya dalam mengikuti arah politik partai di pemilihan presiden. Gerindra, misalnya, di pemilihan presiden ini sebanyak 87,6 persen pemilihnya menjatuhkan pilihan kepada pasangan Prabowo-Gibran saat hari pencoblosan Rabu 14 Februari lalu.
Angka tersebut jauh lebih tinggi dari konsistensi pemilih Gerindra untuk tetap memilih partai tersebut, yakni berkisar di angka 57,8 persen. Artinya, dari kelompok pemilih Gerindra, ada yang sebagian beralih memilih partai politik lain meskipun mereka cenderung tetap menjatuhkan pilihan kepada sosok Prabowo sebagai presiden.
Sementara itu, kondisi yang relatif berbeda dialami oleh PDI-P. Potensi loyalitas pemilih PDI-P dari sisi konsistensi mengikuti arah politik partai di pemilihan presiden juga relatif tidak begitu tinggi.
Hasil survei pascapencoblosan merekam, sebanyak 54,9 persen pemilih PDI-P mencoblos pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di pemilihan presiden kemarin. Angka ini sedikit lebih baik dari angka loyalitas pemilih mencoblos PDI-P kembali yang hanya di kisaran 47,2 persen.
Kondisi ini bisa dibaca bahwa figur Ganjar-Mahfud belum sepenuhnya diterima oleh pemilih PDI-P. Lagi-lagi pengaruh Jokowi turut menjadi faktor yang sedikit banyak memecah dukungan pemilih PDI-P untuk cenderung mengikuti langkah politik Jokowi.
Seperti halnya temuan dari survei pascapencoblosan ini yang menyatakan bahwa faktor ”Jokowi” terbukti turut menjadi penentu unggulnya pasangan Prabowo-Gibran yang terekam dari hasil hitung cepat Litbang Kompas.
Pada akhirnya, loyalitas pemilih memang tidak cukup hanya ditopang oleh konsistensi pilihan mereka terhadap partai politik tertentu, tetapi sekaligus harus ditopang juga dengan seberapa besar kekuatan sosok dalam partai politik untuk mampu mengikat, tidak hanya secara politik, tetapi juga secara emosional pemilih.
Jika kedua hal tersebut menyatu, rasanya loyalitas pemilih akan menguat dan mampu menjadi penopang masa depan partai politik tersebut.
Meksipun demikian, tidak semua partai politik bertumpu pada kekuatan sosok. Apa yang terjadi dengan PKS yang terbaca dari hasil survei pascapencoblosan ini, tanpa sosok yang kuat pun, pemilih akan memberikan loyalitas dan kedekatan emosionalnya kepada partai.
Tentu, di PKS boleh jadi ditopang oleh nilai dan ideologi partai yang kuat dan menjadi perekat bagi kohesivitas elite dan pemilihnya. (LITBANG KOMPAS)
Editor:
ANDREAS YOGA PRASETYO


Kalau ikut dari pilihan konstituennya, seharusnya komposisi pemerintah/oposisi mendatang sebagai berikut:
PEMERINTAH
Gerindra
Golkar
PKB > gabung dari 01
Demokrat
PAN
PPP
+partai lain pendukung 02 (PSI, Gelora, PBB, Garuda)
OPOSISI
PDIP
PKS
Nasdem
+partai lain pendukung 01/03 (Perindo, Hanura, Ummat)
+partai netral (Buruh, PKN)
Diubah oleh InRealLife 17-02-2024 05:21






tritomchan dan 3 lainnya memberi reputasi
4
713
Kutip
61
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan