Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Orang bilang golput itu haram, golput itu buruk. Tapi dalam prinsip ane yang sebenarnya buruk itu bukanlah golput tapi apatisme. Dalam arti, orang yang masa bodo sama pemilu tapi tetep nyoblos dengan asal-asalan atau ikut-ikutan sama buruknya dengan yang golput.
Ane gak bisa melarang keberadaan orang-orang kayak begitu, tapi paling nggak ane bisa mencoba untuk jadi pemilih yang lebih baik dikit. Ane coba untuk pelajari sekilas masing-masing caleg lewat internet sebelum memilih. Ya walopun nggak sampai setengah calon yang ane gali infonya ya. Akibat belajar kebut semalem sih.
Karena ane hidup di kota Depok yang termasuk terpadat dan termaju di Indonesia harusnya gampang lah ya menggali informasi para caleg jalur digital.
Tidak sesederhana itu pak TS..
Quote:
MEDIA CETAK

143 poster poster caleg yg ane fotoin buat kenang-kenangan

Sebelum masuk jalur digital kita seliwer dari metode konvensional dulu. Dilansir dari CNBC yang melansir dari sumber lain, pengeluaran calon anggota DPRD kabupaten/kota sekitaran
Rp 250 juta - Rp 300 juta. Kalo pengeluaran DPRD Provinsi atau DPR ya tinggal dikira-kira kalilipat aja. Harga untuk print poster atau spanduk kampanye berkisar dari 20 ribu sampai 50 ribu tergantung ukuran.
Dengan biaya segitu harusnya para calon mikirin gimana cara paling efektif buat menarik minat masyarakat kan ya? Kayak cantumin track record mereka, atau program yang ingin mereka capai di parlemen nanti.
Bodohnya mereka nggak. Mayoritas format stiker poster spanduk baliho caleg masih sama seperti dulu. Ada muka, ada nama, ada nomor, ada partai, tambah keterangan DPR/DPRD dan dapilnya.
Dari 120 caleg lokal yang foto promosi cetaknya ane koleksi, cuma 14 caleg yang nulisin program mereka di media cetak ini. Sebagian nulis akun medsos mereka, ada juga yang pake kode QR buat baca visi misi (sayangnya malah ngerepotin kalo scan QR di tengah-tengah jalan).

Masa iya mereka rela duitnya habis percuma dengan rilis kampanye yang setengah-setengah begini. Kan kalo pesen "tambah tulisan ini ini ini dong" ke percetakan juga gak nambah biaya. Padahal sebagian caleg yang posternya cuma modal nama dan muka ini sebetulnya punya visi misi loh kalo ane search.

Kiri: Versi stiker slogannya Ogah Janji. Kanan: Versi visi misi di web KPU isinya 1001 janji.

Quote:
MEDIA SOSIAL

Screenshot Instagram dari 2 caleg muda.
Nah mulai masuk ke dunia digital nih. "Media sosial" emang salahsatu jargon yang rasanya manis banget di kuping kalo lagi public speaking.
Kampanye di medsos itu enak, udah gampang terus gratis. Tinggal upload gambar isinya caption program-program atau upload video pendek buat ngobrol-ngobrol ke penonton jadi tuh dapet ribuan view. Pasti lah para politisi berlomba-lomba posting kampanye mereka di medsos buat narik minat masyarakat terutama para
miliniyil dan ginjit.
Sayangnya setelah ane coba buka medsos para caleg (terutama tiktok dan ig), kebanyakan mereka cuma posting kegiatan politik dalam bentuk slideshow foto ataupun video singkat ditimpa backsound. Mereka kegiatannya ngapain, tujuannya ngapain, nyambung atau nggak sama programnya itu nggak bisa ane lihat dari postingan-postingan mereka.
Ane jadi yakin mereka bikin postingan tersebut cuma buat kenang-kenangan pribadi dan bukan untuk menarik minat masyarakat.

Tapi itu masih mending gan, yang lebih payah lagi sebagian akun medsos caleg ada juga yang kontennya cuma poster mereka dikasih jedag jedug.
Contoh
Quote:
GOODKIND.ID

Tehnologi muhtahir bukan cuma media sosial aja ya kan. Belakangan juga muncul website-website yang mempermudah nyari informasi caleg. Yang ane tau sih
infopemilu.kpu.go.id,
jariungu.com, sama
goodkind.id. Dari 3 itu yang webnya paling enak dipake sih Goodkind, walopun datanya ngambil dari infopemilu.kpu.go.id.
Tapi ya problemnya dua.
1. Pihak partai atau caleg kurang lengkap ngisi data diri mereka di web KPU. Jadi banyak yang datanya kosong di bagian visi misi dan pengalaman. Atau malah copas satu sama lain.
2. Halaman para caleg yang ada di Goodkind itu hasil autogenerate. Tapi para caleg bisa login ke website ntu buat nambahin riwayat aktivitas dan program-program mereka. Sayangnya caleg yang benar-benar manfaatin situs Goodkind masih dikit banget. Tapi ya websitenya aja masih asing banget buat masyarakat wajar juga kalo gak dianggep sama para caleg.
Quote:
MEDIA BERITA

Jalur terakhir ya media berita. Media berita cenderung lebih efektifnya buat caleg caleg petahana sih. Meskipun ada juga caleg baru yang lumayan populer dan program-programnya bisa masuk web berita. Untuk ini ane gak terlalu berharap, biasanya berita yang keluar cuma "Partai x mengumumkan 40 nama caleg kota Depok".
Biasanya caleg Perindo tuh yang sering dipromosiin lewat berita, cuma programnya gak jauh-jauh dari memajukan UMKM.

Ada juga calon tertentu yang sampai bikin web berita sendiri, gak tau ini web bakal tahan berapa lama.
Contoh 1Contoh 2
Wah gak nyangka nulis thread curhat lebih susah daripada bikin thread informatif kayak biasanya. Ane gak pernah ikut ikut kampanye dan gak ada juga caleg kampanye di RW ane. Jadi skip ya buat bahas metode kampanye tatap muka

. Sekali lagi ane tidak ada maksud promosiin partai atau calon tertentu ya. Tapi kalo satir ke calon tertentu ya mohon maaf emang sengaja, kan contoh yang jelek ada banyak tapi gak bisa ane sebutin semua.
Itu lah gan beberapa keluhan ane selama belajar kebut semalam pemilu kemarin. Mau niat mereka menolong rakyat atau cuma cari duit, seharusnya para calon wakil rakyat manfaatin beragam media kampanye dengan efektif, bukan kampanye setengah-setengah yang cuma buang-buang duit.
Tentunya ada juga kok beberapa caleg yang memanfaatkan beragam media kampanye dengan lumayan baik. Bagi ane caleg kayak gitu menghargai kapabilitas rakyat dan pandai mengelola modal dan itu jadi salah satu indikator baik buat ane coblos.
Sumber:
-
https://www.cnbcindonesia.com/news/2...k-butuh-segini
- Foto dan screenshot ane ambil sendiri.